126. pria belang-belang (extra part)

272 61 24
                                    

Edward melepas kancing kemeja, percakapan ini, diluar ekspektasinya.

"Setelah bercerai, kamu tidak akan bisa hidup tenang seperti sekarang."

Menertawakan Edward."Selama ini kamu tidak pernah melakukan pekerjaan rumah, aku tidak mempermasalahkan itu. Karena aku masih bisa melakukannya. Setelah bercerai denganmu, menurutmu hidupku tidak akan tenang? Siapa bilang. Aku bisa tenang, dan Fokus pada anak, fokus pada pekerjaan."

"Aku akan membuat pria itu hidup segan matipun tak mau. Hidup kalian bagaikan di neraka. Kamu telah lebih dulu berselingkuh! Kalian sama sekali tidak tahu, sedang berurusan dengan siapa!"

"Bukan aku. Tapi kamu yang lebih dulu!" Dengan suaranya keras. Balik badan, meninggalkan ruangan.

"Apa maksudmu! Jelaskan padaku."

Tapi pintu sudahlah lebih dulu menutup. Menutup dengan suara kencang.

Ditinggalkan istrinya ketika dia masih belum selesai bicara, membuatnya naik pitam. Buku didekatnya diambil, kemudian dilemparkan kepintu. Suara yang dikeluarkan sangatlah besar. Tapi tidak sampai bisa menghentikan langkah Snow untuk lanjut berjalan keluar.

*

Kediaman Edward Wiseman
Selatan kota.

Ketika Edward sampai dirumah, dua anak mengerjakan PR didampingi pelayan Star. Ini merupakan pemandangan yang tidak bisa.

"Dimana ibu?"

Mario menunjuk kamar utama.

Meletakkan tas, masuk kekamar utama. Begitu masuk, dia melihat satu koper berada didekat pintu. Satu koper lagi terbuka lebar dilantai dekat ranjang.

Snow keluar walking closet dengan membawa pakaian tidur yang terlipat rapi, kemudian menaruhnya diatas koper. Sepertinya sudah bulat meninggalkannya.

"Tutup pintunya." Membelakangi Edward.

Edward berbalik dan menutup pintu. Anak-anak ada didepan, mereka sama-sama tidak ingin, percakapan orang dewasa ini terdengar oleh mereka.

"Kamu mau kemana?"

"Setelah kata cerai, untuk apa lagi aku disini."

Beberapa lembar rambut terlepas dari ikatan, dengan mudah dia menyelipkannya kebelakang telinga. Snownya telah berubah. Jika dulu, dia tidak akan seperti ini padanya. Snow tidak dapat lagi berada didalam genggamannya, dia sudah tidak dalam kendalinya.

Dia baru saja melakukan pengecekkan kemana saja istrinya pergi kemarin. Istrinya telah mematikan hape satu harian kemarin, sehingga keberadaannya sulit untuk dicek. Namun malamnya, dia berada di dikediaman keluarganya. Sulit baginya memeriksa siapa pria itu.

"Aku baru mengusulkan bercerai denganmu, kamu langsung ingin pergi. Sungguh benar-benar tidak sabar." Meski berkata dengan tenang, namun dalam katanya mengandung kemarahan.

Mencibir."Benar aku sudah tidak sabar."

Mengigit bibir dengan getir, istrinya semakin berani, pria belang-belang itu mungkin mengajarkannya.

"Pria yang mendekatimu itu, hanya memanfaatkanmu. Kamu pasti akan menyesal nanti."

Berhenti dengan kegiatan, tertawa pada ruang kosong, kemudian menjawab."Menurutmu, aku tidak dapat mendapatkan pria yang baik untuk menikah untuk kedua kali? Aku ini baru beberapa hari masuk usia 30 tahun. Dengan tubuhku yang seperti ini, orang tidak akan tahu jika aku punya 3 anak. Aku masih sangat mampu memuaskan pria diatas ranjang. Tapi kamu! Lihatlah kamu, selain uang, kamu punya apa memang? Begitu kamu meninggalkan usia 50 tahun, akan meninggalkan masa berjayamu, kamu akan memerlukan orang untuk merawat. Wanita yang mendekatimu, hanya menargetkan uangmu!" Berdiri meninggalkan Edward, masuk kembali ke walking closet. Tidak menaruh belas kasihan sama sekali pada suaminya.

Snow And The Blue Diamond Ring (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang