111. Tunangan

291 114 29
                                    


Edward sudah mematikan panggilan.

Edward mengirim screenshot transaksi kartu. Snow terkejut. Transaksi mengesek kartu adalah 1m!

Orang itu tidak kira-kira mengesek kartu orang. Tidak berperasaan. Membuatnya berhenti bernafas sesaat.

Snow mengirim chat, meminta Dino datang. Masalah ini, neneknya tidak boleh tahu. Snow menunggu kedatangan Dino. Berjalan mondar-mandir, hati gelisah.

Pengantar paket datang. Mengantarkan paket untuk Dony. Edward benar-benar mengirimkan mainan. Wajah Snow semakin sedih. Pria itu terlalu baik. Terlalu baik. Semakin merasa bersalah.

Kendaraan Wiguna masuk kedalam pekarangan. Dino keluar mobil dengan gaya keren, tanpa merasa bersalah. Merapikan seragam, menghampiri kakaknya.

Snow membuka telapak tangan."Mana kartu itu?"

Dino dengan wajah polos mencari kartu. Tiba-tiba wajahnya berubah."Kakak, kartu tidak ada. Hilang!"

"Apa?" Ikut membantu mengeledah.

"Tidak ada." Dino sampai mengeluarkan kantong saku.

"Apa kamu tahu, seseorangn mengunakan itu. Mereka mengesek dana 1m. Bagaimana ini? Bagaimana." Ingin menangis.

"Seharusnya aku tidak memberikannya padamu." Benar-benar menangis.

"Katakan saja yang sebenarnya. Suruh paman blokir kartu."

Memandang Dino."Apa transaksinya juga bisa dibatalkan?"

"Uang sudah digunakan, mana bisa dikembalikan. Akan jadi hutang." Dino berkata santai.

Sudah lama tidak berhutang pada Edward. Antara dirinya dengan Edward sudah bukan lagi karena uang. Masalah uang seperti ini, membuatnya ingin menangis lagi.

"Sabar. Paman pasti bisa mengatasi ini."

Menepis tangan adiknya dibahu. Dengan kesal menjawab."Sabar apanya!" Habis kata."Bicara seperti orang tidak bersalah. Ini semua gara-gara siapa?"

Snow ingin menjewer Dino. Dino lari. Lari mengelilingi pekarangan."Kalau tidak diblokir, kartu itu akan digesek lagi. Hutang akan nambah."

"Salahmu jika sampai Edward bangkrut." Berhenti mengejar.

"Biar saja. Paman akan sama seperti nenek Klara. Dipenjarakan. Kedinginan disana, sendirian."

"Jika dia dipenjara, aku ikut dengannya." Snow membuang wajah karena kesal bukan main.

Dia mengambil ponsel disaku dan segera menghubungi Edward. Wajah Snow terlihat bersalah dan menyesal.

Dino bersiul dikejauhan menyaksikan itu. Jika paman itu mendengar perkataan tadi, pasti dia akan senang. Dino membiarkan kakaknya menjadi bodoh.

Snow."Edo, kartunya hilang dibawa Dino. Bisa tidak kamu blokir dulu."

"Kenapa bisa ada di Dino?"

"Karena kita sudah putus, aku tidak berani mengembalikan kartu itu padamu. Jadi Dino membantu."

"Kenapa dikembalikan."

"Karena... " Suaranya hilang. Tidak bisa tidak menangis, karena membayangkan Edward akan dipenjara. Semua gara-gara keteledorannya. Masalah ini jadi rumit.

Edward kerja keras, uangnya malah hilang digesek orang. Bagaimana ini. Snow meneteskan air mata.

Edward terdiam diseberang. Nada lembut bicara."Aku kesana nanti sore."

"Ok." Mematikan panggilan. Dia melanjutkan menangis.

*

Edward datang sore itu. Dia datang dengan cara mengesankan, berbeda dari biasa.

Snow And The Blue Diamond Ring (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang