114. Mawar

262 104 14
                                    


Edward merasa kalau pakaiannya basah dibagian dada. Gadis itu sembunyi-sembunyi menangis. Edward hanya diam tanpa bicara lagi.

Hatinya merasa sedih. Gelisah diatas tubuh Edward. Tidak rela dia pergi dinas. Tidak rela dia pergi dari sisinya. Tapi tidak berani mengatakannya.

Kerja keras sangat dibutuhkan oleh mereka berdua saat ini, terlebih hutang yang disebabkan gesekkan kartu kridit ini sangatlah besar.

"Jangan bergerak terus!" Mengelus punggungnya dari atas hingga kebawah. Dari bahu hingga kepinggul.

Snow terkejut, langsung saja dia berhenti bergerak. Berhenti bergerak selamanya.

Acara tivi yang ditontonnya sudah selesai. Edward menunduk, melihat gadis diatasnya sudah tidur. Pelan-pelan dia bergeser, meletakkannya disofa. Membuatnya berbaring nyaman disofa.

Tubuhnya di geser kesamping. Lalu Mematikan Tivi mengunakan remote. Disebelah Snow, dia menyusul tidur. Biasanya sangat mudah baginya untuk tidur siang.

Jadi membuka kelopak mata. Memandangi Snow. Gadis didepannya tidur begitu indah. Bulu mata kearah bawah. Dia pelan-pelan menundukkan badan, menciumnya.

Nafas hangatnya mengenai wajah Snow. Snow terbangun dan tersenyum."Aku ketiduran?"

Tangan Edward menyentuh rambut Snow.

"Ehm." Menundukkan badannya lanjut menciumnya.

Hormon dewasanya mulai naik lagi. Lama tidak melakukannya, semalam baru melakukan, sekarang mau lagi. Benar-benar tidak bisa mengontrol diri.

Melepas pakaiannya, lalu menindih tubuhnya. Berhubungan intim sekali lagi. Sama-sama Tengelam di atas sofa yang empuk.

Snow sangat menyukainya. Sangat-sangat suka.

*

Didapur, mengenakan apron putih, menunggu daging bakarnya matang sesuai selera Edward. Malam ini dia mengeluarkan seluruh kemampuan untuk membuat makan malam. Semua menu makan malam adalah kesukaan Edward.

Setelah makan malam, Edward mengantarnya pulang. Sudah dua malam dia tidak pulang. Malam ini dia diantar pulang oleh Edward.

Edward tidak pernah ingin diantar olehnya kebandara. Diapun tidak ingin pergi. Jika dia pergi mengantarnya, rasanya nanti seperti benar-benar akan berpisah.

Tiba di kontrakan Bella Gillmore, Edward berbincang sebentar. Kemudian dia pamitan pulang karena hari sudah malam.

Snow mengantarnya hingga pekarangan depan, dan membiarkannya pergi.

*

Perusahaan Caroline
Pusat Kota.

Hari pertama dan kedua, masih belum terasa. Dia menjalani harinya masih biasa. Hari ketiga dan keempat, perasaan kehilangan dalam percintaan, telah membuatnya kehilangan semangat.

Tahapan kehilangan yang sampai menganggu aktivitas. Ditempat kerja,  memandangi berlian dijari tangan. Wajahnya menjadi merah, ingat bagaimana pria itu menyelipkan ini kejari tangannya.

Dia mengambil berlian tanpa bentuk ditangan kanan, tangan kirinya menjadi tatakkan kepala, dia berbaring miring di meja operasi. Tidak bisa memiliki ide, berlian ini akan dia apakan.

"Bos. Makan siang nggak?"

Dari posisinya dia tidak bisa melihat orang yang bicara. Kemudian bangkit dari tidur, dan duduk dengan benar.

"Belum lapar. Bungkus aja de, aku makan itu nanti."

"Ok."Emoy segera keluar ruangan.

Semua anak buahnya keluar makan siang. Dia mengambil ponsel dan mengirimkan gambar berlian tanpa bentuk ditangannya.

Snow And The Blue Diamond Ring (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang