115. Walture true Love

270 113 21
                                    

"Mungkin saja di taruh dimakam Klara Ring."

Dino mengeleng dengan jari telunjuk digoyang-goyangkan."A. A. Nenek. Kalau semudah itu. Kakek Murdoch pasti sudah menebak."

Anak SMA itu sekarang mengelus dagu, berpikir keras, melanjutkan perkataan."Kakek buyutku sangatlah pandai, tidak mungkin membuat tebakkan yang mudah ditebak. Aku benarkan? Benarkan!" Bertanya pada siapa saja diruangan itu.

Sayangnya, Tidak ada yang peduli, semua orang tengelam pada pikiran masing-masing. Dino juga kembali berpikir.

"Jadi dimana kira-kira?" Snow menyipit mata.

Dino bangkit berdiri, berjalan layaknya seorang pengajar didepan anak-anak didik."Ini adalah tentang cinta seorang pria pada wanita. Seperti kisah yang dibuat William Shakespeare, Romeo dan Juliet. Kira-kira seperti itu."

Berbalik badan, menjelaskan teori."Cinta yang di bawa sampai mati. Dimana ada wanitanya, disitu dia ingin ada. Dimana lagi?"

Snow memandang Bella. Sama sekali tidak mengerti. Romeo dan Juliet adalah kisah yang beda dengan kisah cinta Walture dan istri. Satu di tentang keluarga masing-masing, sementara satunya tidak. Berbeda sekali. Snow selanjutnya mengabaikan Dino. Anak itu ngaco 100%.

"Hai kalian. Maksudku adalah, endingnya tetap sama. Meski telah pisah. Mereka ingin bersama. Itu maksudnya." Memperbaiki teorinya tadi.

Mereka malah tambah binggung.

"Aaah... Sudahlah. Abaikan saja." Dia akhirnya putus asa.

Adam mengajak Dino pulang. Pertukaran orang ini, baru akan dilaksanakan besok. Karena Dino harus izin pada orangtuanya dan juga izin libur pada pihak sekolah.

Snow mengantar mereka berdua hingga pekarangan. Sebelum masuk mobil, Adam melihat Snow yang tadi berjalan disebelahnya."Cincin itu? Dari siapa?" Melirik pada jari kiri Snow.

"Edward." Menyembunyikannya tangannya kebelakang.

Adam mengangguk lambat."Dan kamu pasti langsung menerimanya?"

Snow mengangguk malu. Karena sudah menyukai Edward. Jadi dia langsung menerimanya. Edward tidak perlu repot-repot mengejar.

Didunia ini, dia hanya bisa menikah dengan pria itu.

"Adam, masih banyak yang jauh lebih baik dariku diluar sana." Mengangkat kelopak mata kearah Adam.

"Benar. Memang masih banyak yang lebih baik darimu diluar sana. Dan, Masih banyak juga pria yang jauh lebih baik dari Edward diluar sana." Dengan rasa kecewa dia masuk kedalam mobil.

Adam menjalankan mobil, meninggalkan perkarangan Bella Gillmore.

Snow menekan bibir atas dan bawahnya. Sikap tegas, jauh Lebih baik, tidak ingin memberi harapan sama sekali pada Adam.

*

Tempat Pemakaman Umum
Barat kota.

Pemakaman Lambert Ring dan Madeline-Madeline Iggar akan dipindahkan ketempat pemakaman keluarga Ring. Hal semacam ini, mereka memerlukan izin dari banyak pihak. Mendapatkan perizinan administrasi wilayah daerah, tidaklah mudah.

Snow dan Bella Gillmore menyaksikan semua proses pengangkatan, pemindahan dan pemberangkatan ke pemakaman keluarga. Neneknya Selalu menangis didepan makam putra pertamanya, dan beliau menangis menjadi-jadi didepan makam Madeline, menantunya. Bella mengatakan berkali-kali kata maaf untuk menantunya.

Selama proses, Snow hanya diam dibelakang neneknya. Dia tidak mengatakan pada neneknya, perihal Madeline yang bukanlah Madeleine.

Madeline tidak akan berani mengatakan jika dia masih hidup, itu akan terus seperti itu, selama Bella Gillmore masih hidup.

Snow And The Blue Diamond Ring (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang