Kemudian tawa diwajahnya segera menghilang, mengingat masalah ini telah mengerucut pada perceraian.
Dan perceraian adalah usulannya.
Bagaimana memperbaiki ini?
Dia sendiri tidak tahu."Tuan Dony telah datang." Assitent Dony menunjuk Spot CCTV parkiran.
Ucapan Pandu membuatnya kembali dari lamunan. Yang menarik perhatiannya bukanlah kedatangan Dony di layar, tapi istrinya yang begitu hangat berbincang dengan pria kepala botak. Belum lagi pria Spanyol yang mengincarnya, dan entah ada berapa banyak lagi pria yang ingin memiliki istrinya.
Jika mereka cerai, sederet pria menanti istrinya.
Jadi, Cerai!
Tidak akan pernah!Tidak lama Dony masuk bersama seorang wanita memeluk map kulit didepan dadanya. Wajah Dony seketika langsung berubah begitu menyadari siapa pria didekat Assitentnya.
"Kakak ipar!" Segera lari menghampiri dan memeluk pinggang Edward.
Edward tersenyum lalu merentangkan tangan membalas pelukkan Dony. Hal seperti ini diantara mereka tidak pernah berubah.
Pandu terkejut dengan rahang hampir jatuh kebawah.'Kakak ipar? Suami Presdir!' Kepalanya langsung kosong.
Pandu kemudian Menarik kepala kebelakang, mengamati punggung Edward. Jelas ada rentang usia yang jauh diantara pria ini dan Presdirnya, sehingga dia tidak sampai pada pemikiran jika pria ini adalah suami Presdir.
Dony melepas pelukan dan mengajak Edward duduk di sofa.
Sebelum berjalan kesofa, karena sudah melihat perubahan Pandu, Edward dengan santai berkata pada Pandu."Apa istriku begitu hebat!"
"Benar. Tapi, apakah itu benar? Apakah anda benar-benar suaminya?" Masih tidak percaya, Pandu berkata lagi."T-tapi Bagaimana mungkin? Tapi, Meski begitu, kamupun lumayan." Harus mengakui kalau Edward tampan. Dia putih bersih, dengan kumis dan bewok, aura machonya keluar.
Wajah Edward seketika berubah, maksud pria ini adalah jika dirinya yang seperti ini, bukan apa-apa dibanding Presdirnya. Dalam artian, bukan Snow yang beruntung menikahinya tapi dialah yang beruntung.
Situasi ini, Sungguh-sungguh tidak nyaman. Pertama kali dalam hidupnya, diperlakukan tidak nyaman oleh orang.
"Kakak ipar, kamu datang tidak kasih tahu." Selesai membahas dengan sekertaris, kembali pada Edward.
"Aku libur kerja, hanya untuk menemani kakakmu. Bolehkan?"
"Boleh." Dony tertawa kesamping.
Kemudian dia mengajak Edward melihat produksi drone terbaru milik perusahannya. Drone dengan kemampuan khusus ini seharusnya sudah bisa dipasarkan beberapa hari yang lalu, namun dia merasa masih ada yang kurang sehingga membatalkan niat itu.
Edward berada disana hingga jam makan siang, dia mempelajari speck drone terbaru milik Dony. Ada beberapa kelemahan dan kekurangan, Edward memberikannya masukan. Dia pernah berinvestasi dalam pembuatan robot, sedikit banyak tahu.
Sebuah chatingan masuk. Edward mengeluarkan Android dari dalam saku jas.
Snow: Kamu makan siang di kantin, pakai kartu acses milikku yang ada di atas meja. Karena sekarang sedang ada tamu, makanan dikantin, ada yang cocok dengan seleramu.
Mendengus dingin usai membaca. Istrinya bisa begitu perhatian sekaligus bisa begitu dingin.
Edward: Makan siang bersamaku didepan rekan kerjamu, apakah begitu memalukan untukmu?
Snow: Bukan begitu, hanya saja, aku tidak pernah membawa hal pribadi ke perusahaan. Aku selalu membedakan mana hal pribadi, mana yang bukan. Apakah Tuan Edward keberatan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow And The Blue Diamond Ring (End)
General Fiction👉 Khusus dewasa saja 21 tahun. Snow Ring mengalami kecelakaan saat usianya 5tahun. Mengakibatkan kematian kedua orangtuanya. Dan dia lupa akan dirinya sendiri. Snow Ring berakhir disebuah panti asuhan, dalam keadaan shock dan bisu. Dan dia berganti...