"Apa ya? Ada suara tapi nggak ada wujudnya," cibir Mafu, berjalan melewati Amatsuki yang sedang menatapnya dengan serius.
"Maf!" Amatsuki menarik rambut Mafu dari belakang sampai gadis itu hampir terjatuh.
"Jengkelnya aku sama anak ini!" ketus Mafu sambil memukul tangan Amatsuki. "APASEH?!"
"Maafin aku nah ... ah! Ndada teman lagi aku tuh kalo di kampus jadi kek nolep."
"Sama Luz aja sana!"
"Kan, masih aja marah. Aku tuh nggak tega waktu Luz curhat ... katanya depresi pas tau kamu deket sama Sorar. Jadi aku terpaksa bilang ke dia yang sebenarnya."
Alis dan bibir Mafu terpaut, mengalihkan wajahnya dari laki-laki di depannya.
"Cuma itu aja, rahasia lainnya aman kok. Maaf nah weh ...." Amatsuki tengkurap dan memeluk kaki Mafu, memohon agar temannya itu memaafkannya.
"Bikin malu aja. Su! Berdiri, Su!" Mafu menarik-narik kerah baju belakang laki-laki kesambet setan keset yang memeluk erat kakinya itu. "Iyaiya aku maapin dah."
Amatsuki mencoba waras kembali. Ia membersihkan partikel-partikel kotoran dunia yang menempel di bajunya.
"CIE JADIAN!" goda Amatsuki sambil memukul lengan Mafu dan seketika telinganya dibuat budek karena highnote Mafu.
"Sakit loh, habis dibegal tadi. Nah, nah." Mafu menunjukkan luka-luka di tubuhnya. "Jadian? Nggak kok."
Mama Mafu membuka pintu, menegur dua manusia kiyod yang berdiri di teras. Tak lupa juga meminta Amatsuki menunjukkan bukti sertifikat vaksin dosis 2 dan mengukur suhu tubuh pemuda itu sebelum mempersilahkan masuk ke rumah.
Setelah mengantar Mafu, Soraru tidak langsung pulang, melainkan mampir dulu ke salah satu toko aksesoris. Sesampai disana ia langsung disambut dengan promo paket valentine. Maklum, besok tanggal 14 februari.
Namun Soraru tidak menghiraukan perayaan tersebut dan fokus hanya membeli sesuai kebutuhannya saja. Tetapi ia merasa risih karena ada salah satu pegawai toko mengekornya kemana-mana.
"Ngapa sih, mba? Ngikutin saya terus," protes Soraru. Ia seperti dicurigai maling, padahal sudah ada cctv di beberapa sudut toko.
"Biasa, om. Ni kan barang kecil-kecil. Rawan dicuri. Trus biar enak juga kalo om mau tanya-tanya. Mau nanya nomor WA aku juga bole."
Soraru hanya mencibir. Ba*ng**sak sekali cewek gemoy itu menganggap wajah shota Soraru seperti om-om. Padahal umurnya kan baru 21+ (◐∇◐*)
Mending toko yang begini pegawainya dipajang aja dah di atas dinding sono. Kayaknya, pemantauannya lebih meyakinkan dibanding cctv.
•••⚛️•••
Waktu hampir menunjukkan pukul 10 pagi, Soraru sudah menyiapkan bahan-bahan yang akan diolah di dapur. Tak lama kemudian ia mendengar tamu yang ditunggu-tunggu mengetuk pintunya yang sudah dibuka 10 menit sebelum tamu itu tiba.
Senyumnya mengembang, ia melambaikan tangannya pada sosok gadis dengan rambut sebahu yang masuk ke apartemennya.
Seketika senyum Soraru memudar saat ia melihat seorang laki-laki muncul di belakang Mafu.
Amatsuki.
"Ya halo. Gue temennya--"
"Dah tau," potong Soraru.
"Ye, kemarin kan lo salah paham kalo gue salah satu koleksinya dia."
Mafu mengamati bahan-bahan dan peralatan masak yang tertata rapi di atas meja dapur Soraru, membuatnya kepo hendak dibentuk apa semua bahan itu.
"Aku mau ngajarin kamu masak. Bubur yang kamu buat kemarin rasanya random banget."
"Ehehe, maaf. Jadi mau ngajarin aku buat bubur?"
"Cake," jawab Soraru, akan tetapi tatapannya tajam ke arah Amatsuki. Ia benar-benar tidak mengharapkan kehadiran orang ketiga itu.
Amatsuki bergidik ngeri. Ia pun pamit dengan berbohong akan menghadiri kerja kelompok. "Kalo udah selese bilang aja, Maf."
"Ntar Mafu biar gue antar."
Amatsuki mengangguk cepat dan keluar dari kediaman makhluk kutub bersurai kelam itu.
Mafu terlihat sedang mencicipi makanan coklat berbentuk persegi. Ia mengernyitkan dahi karena rasanya tidak enak dan berbau seperti udang. Itu adalah terasi.
Setelah memastikan Amatsuki sudah pergi, Soraru menarik pergelangan tangan Mafu dan memakaikan sebuah gelang silver yang terukir namanya. Soraru.
"K—kupingku panas, setiap kali kamu salah nyebut namaku! J—jadi lihat ini sebelum nyebut namaku, ya! Supaya nggak salah lagi."
"Apa ini hadiah hari valentine?" tanya Mafu dengan berbinar-binar.
"Hmph." Soraru tersenyum mengejek dengan tatapan datar. "Gila aja. Lupa? Kamu peliharaanku, kan? Tadinya aku mau beliin kalung rantai yang biasa dipakaikan ke anjing. Tapi bakal aneh kalo dilihat orang-orang, jadi ... gelang aja."
Bibir Mafu terpaut sembari menggembungkan pipinya. "Aku nggak mau jadi peliharaanmu lagi."
"Hm?"
"Jadi ... pacar aja ...," cetus Mafu sembari mengerjap beberapa kali, memasang wajah kawaii dengan senyum terpampang di wajahnya.
"Bisa-bisanya kamu bilang begitu ke majikanmu."
Senyum Mafu memudar, ia mendengus kesal. "Emangnya ada majikannya yang mencium peliharaannya?!"
"Ada kok. E—eh?" Alis Soraru tersentak bersama-sama, ia menoleh pada gadis di sebelahnya. "M—maksudmu?"
Mafu menggigit bibir bawahnya, ia melangkah menghampiri Soraru sembari memegang kepala pemuda itu dengan kedua tangan dan mendekatkan ke wajahnya. Ia mencoba membuat Soraru mengingat kejadian saat laki-laki itu mencuri ciuman pertamanya.
Soraru tersentak mundur saat Mafu terus mendesak agar wajah mereka mendekat."M—Mafu--"
"Gimana?! Apa kamu sudah ingat, hm? Hm?!!"
Luka di lutut Mafu belum sepenuhnya sembuh, sehingga gadis itu berjalan dengan sedikit terseok-seok. Hal itu menyebabkan Mafu tiba-tiba terbelit kakinya sendiri dan membuatnya jatuh menimpa Soraru.
Kelopak mata Mafu melebar, rona merah terkuras dari wajahnya ketika bibir mereka tak sengaja bersentuhan saat keduanya jatuh dengan posisi Mafu berada di atas Soraru. Manik gadis manis itu bertemu dengan tatapan teduh Soraru yang berada di bawahnya. "M—m—maaf, Sora--"
Soraru mengangkat sedikit kepalanya, mengecup singkat bibir kemerahan Mafu sekali lagi lalu mengusap pelan pucuk kepala Mafu, tatapannya sayu namun menghanyutkan.
"Manis. Jangan terburu-buru. Nanti cepat hilang. Resapi aja dulu. Jalan cerita kita."
•••⚛️•••
14 Februari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕮𝖔𝖙𝖙𝖔𝖓 𝕮𝖆𝖓𝖉𝖞』 ✔ 𝚂𝚘𝚛𝚊𝙼𝚊𝚏𝚞
Fanfiction[[ INI RECEHAN ]] 15+ [Romance, Comedy] [Maso Project] -Terinspirasi dari videonya Mafu yang pake app jadi muka cewek- Manis, Jangan terburu-buru, katamu. Nanti cepat hilang, resapi saja dulu, Jalan cerita kita -Penjual Arumanis- Cover edited by : @...