"Sor, saking nggak punya lauk ni lo sampe nyari ikan cucut?" tegur Sakata saat melihat Soraru mengubek selokan dengan tangkai dari pohon sawo di depan Lab.
Sakata dan Urata hanya menonton Soraru dari kejauhan sambil ngemil biji bunga matahari.
"Dia tuh ... abis gelud sama pacarnya," sahut Urata.
"Mbah lo, pacar. Gue getok juga tuh gigi pake ni," ketus Soraru, mengarahkan tangkainya yang sudah kotor ke Urata.
Soraru kembali mengubek selokan dan akhirnya menemukan sesuatu yang sedaritadi ia cari. Sebuah gelang yang dibuang Mafu. Ia mengambil gelang itu lalu mencucinya dengan air sabun.
Soraru menghela napasnya. Ia tidak mengerti, kenapa memahami wanita tidak semudah Matematika dan Fisika.
"Oi, Sor," panggil Urata, "kalo sama perempuan, kesampingkan dulu logika lo itu. Kudu ngadepinnya pake hati."
"Halah ... sok iye lo." Datang tak diundang, pulang tak diongkosin, tiba-tiba Senra datang dan menyambar cemilan SakaUra.
Urata menyibakkan poninya yang tak berketombe. "Beneran, gue udah berpengalaman masalah beginian."
"Jangan ngomong kalo mulut lo penuh," ucap Senra.
"Gue nggak lagi makan, kok."
"Penuh kebohongan."
Soraru menatap ketiga member USSS itu dengan tatapan datar. Rasanya selalu rusuh kalau mereka berkumpul. Kurang satu personel aja lagi, Shima. Kebetulan doi lagi ngapelin dosen untuk bimbingan skripsi.
"Bodo amat. Mafu bukan oksigen. Gue masih bisa hidup tanpa dia."
"Halah kentut. Oh ya, Sor. Besok weekend, mau ikut barbaque-an nggak? Sekalian join acara grand opening villa baru bokap gue." ajak Senra.
"Bareng kalian berempat? Ogah."
"Lo kurang piknik, Sor. Ayo dah. Nggak capek lo jadi babu dosen, hm?" sindir Urata.
🍧
Luz berdiri di luar kelas Mafu sambil menghisap vape beraroma beras kencur. Ia tidak tega meninggalkan Mafu. Bahkan ia sempat mengikuti kelas bersama Mafu namun karena ketahuan penyusup, ia pun diusir dosen.
Setelah setengah jam menunggu, kelas Statistik pun selesai. Mafu keluar kelas masih dengan wajahnya yang murung. Luz segera menghampiri Mafu, menggandengnya menuju kantin.
"Hei, Maf ...." Luz memegang pipi Mafu dengan kedua tangannya dan menarik perlahan agar gadis itu menatapnya. "Lo nggak mungkin suka sama Soraru, kan? Kalian baru aja ketemu loh."
Mafu hanya memalingkan wajahnya dengan dahi berkerut, menahan buliran air di kelopak matanya.
Luz tersenyum lalu mengusap pelan pucuk kepala Mafu. "Udah ya, nggak usah pikirkan Soraru. Lihat lah yang selalu ada, Maf."
"Hm ... Amatsuki maksudnya?"
Senyum Luz memudar. Bisa-bisanya gadis itu tidak paham dengan kodenya.
Mereka berdua memilih duduk di pojokan kantin dekat dengan pemandangan bagus di luar sana. Luz yang memilih, supaya bisa melihat para mahasiswi latihan dance.
Pesanan mereka datang. Luz kaget bukan main karena Mafu memesan cukup banyak makanan. "Luz yang bayarin kan?"
Mafu kalau lagi galau, makannya banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕮𝖔𝖙𝖙𝖔𝖓 𝕮𝖆𝖓𝖉𝖞』 ✔ 𝚂𝚘𝚛𝚊𝙼𝚊𝚏𝚞
Fanfiction[[ INI RECEHAN ]] 15+ [Romance, Comedy] [Maso Project] -Terinspirasi dari videonya Mafu yang pake app jadi muka cewek- Manis, Jangan terburu-buru, katamu. Nanti cepat hilang, resapi saja dulu, Jalan cerita kita -Penjual Arumanis- Cover edited by : @...