Jam di atas nakas menunjukkan pukul 2 dini hari. Pakaian atasan dan bawahan yang sebelumnya dikenakan Soraru dan Mafu, berserakan di dekat kasur. Hening. Seperti tak ada manusia di kamar bernuansa biru langit ini.
Soraru dan Mafu berbaring sebelahan dengan mata terbuka dan posisi terlentang, menatap langit-langit kamar, berbagi selimut yang menutup sampai ke bahu mereka.
Semalam pikiran Soraru berkabut, hampir melakukan sesuatu pada Mafu. Namun hal itu tidak terjadi karena Soraru tidak tau bagaimana caranya memulai.
Mafu menelan salivanya. Ia tidak berani menoleh pada Soraru dan hanya fokus menatap langit-langit.
"S—Soraru."
"Hm."
"Kupikir anak IPA sudah belajar biologi. Oh, atau kamu selalu bolos pas materi sistem reproduksi?"
Soraru mendelik, alisnya terpaut, menatap Mafu dengan tajam. "Tidurlah. Lupakan yang tadi!"
"I—iyaiya."
Soraru kembali menatap langit-langit sembari memegang selimutnya erat. Ia malu setengah mati. Merasa harga dirinya sebagai laki-laki telah tercoreng.
"Ng—nggak perlu dipikirkan, Soraru. Aku nggak masalah--"
"Diam, Maf! Jangan diingat lagi!" sungut Soraru.
Seketika Mafu merapatkan bibir dan memejamkan matanya.
Soraru mengerjap, keheningan kembali menyelimuti keduanya. Ia melirik gadis yang terbaring di sampingnya. "Kenapa diam? Kamu pasti dalam hati ngatain aku, kan?!"
Mafu membuka matanya dan menoleh pada Soraru. "Senpai ... tadi suruh aku diam, kan? Oh, mau aku menyanyi untukmu?"
Soraru memalingkan wajah dengan mata yang dipaksakan terpejam. "Nggak usah. Aku mau tidur. Besok ada kelas pagi."
•••✴️•••
"MAF CEPAT, MAF!" Soraru menggedor pintu kamar mandi dengan tidak santuy sementara Mafu masih berkutat bagaimana menggunakan closet duduk karena di rumahnya pake closet jongkok.
Mereka berdua bangun kesiangan. Soraru yang paling kelabakan karena ia harus menghadiri kelas pagi yang akan dimulai 15 menit lagi. Sebenarnya Soraru sudah bersiap, namun ia masih menunggu Mafu.
"Maf, aku duluan aja nih ya. Jangan lupa kunci apartemenku."
Soraru meletakkan kunci apartemennya di atas meja makan kemudian segera berangkat menuju kampus.
Mendengar Soraru akan meninggalkannya, Mafu segera menyelesaikan urusan toiletnya dan meminta Soraru agar menunggunya. Namun ia terlambat, Soraru sudah keluar dari apartemen.
"Yah, ditinggal." Mafu menjadi murung. Ia melirik sepiring roti dan segelas teh yang sudah Soraru siapkan untuknya, membuat mood-nya membaik.
"Apa sekarang ... aku sudah dianggap pacarnya?" monolog Mafu sambil melompat-lompat kegirangan dan meneriakkan highnote-nya.
Setelah bersiap, Mafu bergegas berangkat menuju kampus. Ia berdiri di depan apartemen menunggu taksi. Tetapi belum lama ia berdiri, tiba-tiba ada sebuah mobil bergambar jerapah berhenti di depannya.
"Mamamu nggak bisa antar trus diturunkan angkot di sini? Kenapa nggak bilang aja sih, kan aku bisa jemput."
Mafu berbinar, sempat berpikir Luz adalah malaikat, sebab kini ia tak jadi mengeluarkan uang atau duduk di depan pintu angkot.
KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕮𝖔𝖙𝖙𝖔𝖓 𝕮𝖆𝖓𝖉𝖞』 ✔ 𝚂𝚘𝚛𝚊𝙼𝚊𝚏𝚞
Fanfiction[[ INI RECEHAN ]] 15+ [Romance, Comedy] [Maso Project] -Terinspirasi dari videonya Mafu yang pake app jadi muka cewek- Manis, Jangan terburu-buru, katamu. Nanti cepat hilang, resapi saja dulu, Jalan cerita kita -Penjual Arumanis- Cover edited by : @...