11. ロメオ

188 72 148
                                    

Luz bergidik ngeri saat bianglala sudah mulai mendekati puncaknya. Tapi ia berusaha melawan rasa takutnya dengan meminum kombantrin.

"Mafu, look at me."

Mafu menggeleng cepat. "Aku nggak suka rasa jeruk." Ia pikir Luz mau nyekokin dia tuh obat cacing.

"Bukan gitu, Maf ...."

Luz mengatur napasnya, ia melirik ke luar. Di sana ada seonggok lelaki memegang hape No*kia senter--salah satu orang bayaran Luz--yang mana akan memberikan kode jika mereka sudah ada di puncak ferris wheel.

Menyatakan perasaan yang sebenarnya pada Mafu tidak seperti melontarkan gombalan yang biasa ia berikan untuk menggoda para gadis dan mama muda. Luz mulai gugup bahkan ia sempat berbicara tapi suaranya tak keluar.

Luz berdeham lalu mengulang ucapannya lagi.

"Aikawa Mafuyu ... sejak pertama kali melihatmu, aku sudah yakin dan bisa merasakan kalau kamulah sebagian dari nafasku. Tanpa kamu, aku kosong, kehilangan sebagian nyawa. Jadilah milikku, ya? Kalo nggak ada kamu, aku hampa. Cuma ... badan tanpa kepala, Maf."

Kelopak mata Mafu melebar dengan mulut sedikit terbuka. "Wuih serem--"

"Kamu nggak bakal nolak aku kan?" tekan Luz dengan dahi berkerut dan matanya yang sedikit berkaca-kaca. Ia memegang erat kedua bahu Mafu.

"Ntar dulu. Ini kamu latihan acting, kan?"

Luz melirik pada staf di bawah sana yang memberi aba-aba bahwa mereka sudah berada di puncak ferris wheel. Ia pun memegang leher belakang Mafu dan merengkuhnya.

"Luz?!" Mafu menahan dada bidang laki-laki yang terus mendesak mendekatinya itu. Tu-tu-tunggu-"

"MAAAFU!!!!!"

Mafu menoleh. Di bawah sana ia melihat Soraru berdiri mendongak, menatapnya yang sedang berada di puncak ferris wheel.

"Itu kan Sora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu kan Sora ... Sora ... Sora siapa ya? Sobirin?" tanya Mafu.

"Soraru," jawab Luz.

"Ah ya! E-eh?! Soraru?!"

"Mereka ... sudah ...." Soraru jatuh berlutut, masih dengan wajah yang mendongak. Terasa sayatan tak kasat mata menusuk dadanya. Nyesek. Lebih nyesek dari sembelit atau asam lambung.

Mafu kembali menatap Luz dengan rasa bersalah. "Luz ... maaf--"

"You're mine!"

Luz kembali menarik tubuh Mafu sampai tak ada jarak di antara mereka. Mafu memejamkan matanya dengan dahi berkerut dan sudut mata yang sedikit basah. Ia seperti pasrah pada apa yang akan dilakukan Luz.

Menahan diri, tepat saat bibir mereka hampir bersentuhan. Luz kesal dan marah. Kesal karena perasaannya tertolak dan marah akan dirinya yang begitu jahatnya sampai membuat Mafu terisak.

 『𝕮𝖔𝖙𝖙𝖔𝖓 𝕮𝖆𝖓𝖉𝖞』 ✔ 𝚂𝚘𝚛𝚊𝙼𝚊𝚏𝚞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang