Ingin menyapa kembali
Namun sudah terlanjur asing🐳
•••✴️•••
Pemotretan selesai, Mafu sebagai make-up artist menghampiri Luz. Ia segera memperbaiki riasan dan mengusap buliran air di wajah Luz. Keringat model itu adalah pundi-pundi uang bagi Mafu.
"Udah selesai ni. Yok ke halaman belakang. Party bareng Senra dan kawan-kawan," ajak Luz pada Mafu.
Gadis imut dengan kardigan peach dan rambut terurai itu hanya mempautkan bibir sambil menggeleng.
"Setelah ni acara formal, isinya cuma orang-orang pamer jabatan. Aku males join di sini. Oh, apa karena di sana ada Soraru?"
Kelopak mata Mafu terkulai, ia menghela napas dan menunduk lalu salah fokus menatap sandalnya yang warnanya beda sebelah.
"Aku nggak bakalan biarin dia nyakitin kamu lagi. Ayo." Luz menarik tangan Mafu, menggandengnya menuju halaman belakang.
Shima nampak sibuk membolak-balik daging yang dipanggang sementara Urata mengipasinya, Sakata dan Senra menyiapkan meja dan seperangkat alat karaoke.
Soraru? Dia sedang berkutat dengan laptopnya.
"Sor, lo nggak ada niat mau bantuin?" tanya Senra.
"Nope. Gue dah diteror profesor, seminggu lagi ni penelitian mesti di-submit ke jurnal internasional."
"Edan. Padahal ya, Tuhan itu nggak memberikan cobaan diluar kemampuan hambanya. Tapi dosen tuh seringkali ngasih ujian dan cobaan diluar kemampuan mahasiswanya," sindir Urata.
"Tugas kalian udah kah?" sosor Shima, mengalihkan perhatian teman-temannya agar tak melihat daging yang tak sengaja ia jatuhkan dan segera mengembalikannya kembali ke pemanggangan.
"Tugas bikin video tuh kah?" sambar Senra sambil membanting dengan geram mikrofon yang sedari tadi tak berfungsi, "bikin mood gue jelek aja tuh tugas."
"Ha? Emang ada tugas?" Sakata mangap-mangap bengek sambil megangin dadanya lalu pura-pura pingsan.
"Prik banget," celetuk Luz yang baru saja datang bersama Mafu. Ia jadi cemas Mafu akan terkontaminasi dengan kebobrokan anak USSS.
"Weh, welcome man!" sambut Senra dengan mikrofonnya yang sudah waras, "Tes ... tes ... Sak, gedein salonnya."
"Gedein salon? Buka cabang maksudnya?"
"Bukan salon rambut, golbok. Itu volumenya gedein. Napa kudu dijelasin, coba langsung ngerti gitu nah," protes Senra.
"Ada cewek manis ni, jangan bikin malu ya kalian," tegur Urata, seketika membuat Senra dan Sakata tak jadi berkelahi. Padahal mereka berdua sudah siap hendak saling melempar barang yang mereka pegang masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
『𝕮𝖔𝖙𝖙𝖔𝖓 𝕮𝖆𝖓𝖉𝖞』 ✔ 𝚂𝚘𝚛𝚊𝙼𝚊𝚏𝚞
Fanfiction[[ INI RECEHAN ]] 15+ [Romance, Comedy] [Maso Project] -Terinspirasi dari videonya Mafu yang pake app jadi muka cewek- Manis, Jangan terburu-buru, katamu. Nanti cepat hilang, resapi saja dulu, Jalan cerita kita -Penjual Arumanis- Cover edited by : @...