Tidak ada kalimat yang pantas di ucapkan untuk perpisahan ini, karna perpisahan ini terlalu manis untukku..
Zea Anantasya Alexander ✍️
°°°
Zea memandang gundukan tanah merah yang baru saja ia taburi bunga mawar di atasnya, “mulai detik ini, gua bakal coba untuk tanpa lo, oh ya janji gua waktu itu gua ga ingkar yah. Gua masih tetap menjadi pelayan di club,” ujar Zea pada batu nisan yang bernamakan Kevin Alfiano Wijaya, “dua jam lagi gua mau berangkat kerja, kayanya gua bakal jarang jenguk lo, maaf ya” ucapnya lagi seraya mengelus batu nisan tersebut.
Zea mendongak ke arah langit. Cuaca saat ini sedang mendung seperti suasananya saat ini, rintik gerimis mulai berjatuhan, langit pun semangkin menggelap udara kian dingin menusuk kulit.
“gua pamit pulang yah, udah mau hujan” ujar Zea seraya berbalik beranjak pergi dari kediaman Kevin.
°°°°
Malam ini, seperti biasanya Zea bersiap-siap untuk bekerja, mengenakan celana jeans hitam panjang dan kemeja putih yang memberi kesan rapi di tambah sepatu sneaker hitam yang sedikit memberi kesan tomboi.
Zea bukan termasuk cewa simple, melainkan cewe yang malas mengurus dirinya sendiri, karna ia lebih mengutamakan isi perutnya ketimbang skincare. bahkan untuk dandannya pun Zea hanya memakai bedak padat dan sedikit esydow di sekitar pelopak matanya. Baiklah dikarenakan sudah cukup rapi ia langsung berangkat menuju club'.
Sampai di club, suasana club' masih sepi, terbilang hari masih sore, karna ini jadwal ia membersihkan ruangan jadi Zea pergi cepat, langsung mengambil lap meja lalu mengelap meja satu persatu. Sesekali ada rekan kerjanya yang menyapa dan Zea hanya membalas itu semua dengan senyuman.
Sedang asik mengelap meja bar, tiba-tiba ada yang menepuk keras pundaknya,“DEEEER”ucap sesosok itu. sontak sang empu terjerembab kaget,“SETAN!”reflek Zea terkejut.
“astagfirullah! Anjing dimana setannya?!” ujar Tio terjerembab panik.
ini konsepnya gimana sih? Inget tuhannya niat ga?! 'bingung author'.
“lo setannya” ketus Zea menatap tajam ke arah Tio.
“berdosa banget Lo Zee” sahut Tio merasa ternistakan,“kemana aja Lo tiga hari ga masuk? lo dipanggil noh sama Bos” sambungnya lagi.
Zea yang awalnya mengelap meja pun menghentikan aktivitasnya sambil menyerit heran. Aneh, pasalnya selama satu tahun Zea bekerja sang bos tidak pernah sekalipun memanggilnya, terkecuali saat gajian itupun dia bersama rekan kerja yang lain.
“tumben, bohong Lo yah?”tanya Zea penuh dengan interogasi.
“cha elah mana pernah gua bohong sma lu zee” balas Tio,“dapet bonus kali” sambung Kevin lagi.
“gila Lo tanggal berapa ini!” Heran Zea.
“ck mana gua tau,udah sana samperin” Ucap Tio lagi sambil mendorong bahu Zea secara kasar membuat Zea terdorong beberapa langkah.
Zea bergerutu dalam hati, menyumpah serapahi Tio Jika ia coba-coba berbohong dengannya, maka siap siap titid Tio yang bakal ia potong.
Zea terus melangkah sampai-sampai ia tak sadar jika sudah sampai di depan ruang sang Bos, fyuh!' perasaannya benar - benar gugub dan serasa jantung ini berdebar-debar. Dengan mengumpulkan keberanian yang ga seberapa Zea mengetuk pintu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZeBara
Chick-Lit"vin ... Maafkan aku, oke aku janji bakal berhenti kerja disitu, asal lo bertahan, kita cuma memiliki satu sama lain, kalo Lo pergi ... gua sama siapa?" lirih Zea menangis tersedu-sedu. "lo pasti bakal dapat cowok yang lebih baik dari pada gua" ucap...