Semangkin lama kita
Saling mengenal, maka kita akan tau
Keburukan satu sama lain ... dan itu membuat kamu berada di dua pilihan, pergi atau bertahan? Tapi kau cuma bisa memilih bertahan!Bara Narendra 🔥
°°°°
Bara berjalan menelusuri lorong yang gelap dengan Reyhan yang di belakangnya, mereka berdua berjalan menuju ruang bawah tanah. Ruangan yang di buat oleh Bara sebagai tempat persembunyian barang-barang berharganya, seperti senjata api, pedang, belati dan lainnya.“berapa banyak uang yang dia korupsi?” tanya Bara sambil berjalan dengan angkuh melewati beberapa bodyguard yang berjaga.
“sekitar 2jt$” balas Reyhan.
“ck sialan!” gumam Bara sambil membuka pintu ruangan tersebut.
Tap ... Tap ... Tap ....
Suara langkah kaki seseorang mendekati seorang wanita yang sedang berdiri dengan tangan yang di gantung di tiang dan mulut yang di lakban.
Wanita itu terlihat sedang menjeritkan sesuatu, tapi yang terdengar hanyalah gumaman yang keras.
Bara mencengkram kuat rahang wanita tersebut, “kau mau apa ... hmm? Sianida?” Bisik Bara lalu duduk di kursi kayu yang berhadapan dengan Rebeca.
Bara memandang wanita di hadapannya ini dengan senyuman semirk-nya, yah saat ini Bara sedang menyelesaikan pekerjaan yang menurutnya menyenangkan, yaitu melenyapkan seorang penghianat.
“kau lumayan cantik saat seperti itu, apa kau mau menjadi lebih cantik?” Ujar Bara sambil beranjak dari duduknya, berjalan mendekati senjata-senjata kesayangannya.
Bara menggambil salah satu belati kecil, lalu berjalan mendekati Rabeca. “sepertinya mainan ini cocok untukmu ...” ucap Bara.
“aku akan melukis wajahmu agar terlihat cantik ...” bisik Bara sambil menggores pipi mulus Rabeca secara abstrak.
“akkhhmm ...!” Rabeca menjerit tertahan.
“ah iya aku lupa membuka lakbanmu,” Bara membuka lakban yang menempel di mulut Rabeca secara paksa. “teriak lah aku ingin mendengar lantunan merdumu” Titah Bara sambil tersenyum semirk.
“lep ... paskan aku, ku mohon,” lirih Rabeca, ia tau ini adalah konsekuen yang harus ia terima. Namun apa daya hanya itu satu satunya jalan keluar untuk mengobati sang ibu yang mengalami gagal ginjal, di tambah ia memiliki banyak hutang karna terlalu mengikuti gaya hidup.
“untuk apa kau memakan uang perusahaan Hmm?” tanya Bara dengan santai namun tangannya asik melukis di paha Rabeca, tentunya menggunakan belati.
“hiks maaf ... Aku ingin menyelamatkan orang tuaku ... Akh, aku bingung harus apa ... Semua uangku habis hiks, Akkkhh!” ucap Rabeca diiringi Isak ketakutan, di tambah salah satu kukunya yang saat ini sedang di copot oleh Bara.
“Cukup, Sak ... it Hiks .... ” tangis Rabeca memohon.
Bara menghentikan kegiatannya memperhatikan wajah Rabeca dengan rambut yang berantakan, di tambah air mata yang terus mengalir membuat dirinya merasa senang.
“sakit?” tanya Bara.
“ampun...” lirih Rabeca.
“ah ... baiklah, kau sangat tidak menyenangkan tikus kecil” ucap Bara sambil berjalan mengambil pistol lalu mengarahkannya tepat di kepala Rabeca, membuat Rabeca memejamkan matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZeBara
ChickLit"vin ... Maafkan aku, oke aku janji bakal berhenti kerja disitu, asal lo bertahan, kita cuma memiliki satu sama lain, kalo Lo pergi ... gua sama siapa?" lirih Zea menangis tersedu-sedu. "lo pasti bakal dapat cowok yang lebih baik dari pada gua" ucap...