Pandangan Arvan teralih. Arvan membaca satu persatu huruf yang tertera di bagian kanan seragam milik siswa itu. Arvan hampir tertawa lepas, karena orang itu adalah Jovano Theodor. Ayahnya di masa depan.
***
Entah bagaimana mereka berakhir dengan duduk di satu meja kantin yang sama. Sebenarnya tidak hanya mereka sih, ada dua orang sahabat Jovano yang juga ikut meramaikan sesi makan bersama ini. Tentu saja hal itu menarik atensi dari semua penjuru kantin.
Namun mau bagaimanapun tidak ada yang menunjukannya secara terang-terangan. Mengingat mereka bisa berurusan dengan kelompok preman sekolah.
Geng 1211. Itulah sebutan yang diberikan murid lainnya pada circle Jovano. Angka pertama yaitu 1, melambangkan Jovano yang dianggap sebagai ketua dari geng tersebut. Kemudian angka 2, melambangkan Michael dan Nicholas yang merupakan anggota dari geng tersebut. Lalu angka yang ketiga melambangkan huruf I dari kata Ipa. Angka 1 terakhir melambangkan kelas mereka yaitu ipa 1. Dengan kata lain, 1211 berarti Jovano, Michael dan Nicholas anak kelas Ipa 1.
Well pada awalnya, mereka bertiga hanya circle persahabatan pada umumnya. Semua itu bermula setelah memasuki SMA, terutama mereka bersekolah di SMA 5 dimana anak kelas 12 adalah dewa dan dewi sekolah yang harus di taati, turuti dan puji.
Jangan salah, dua tahun lalu SMAN 5 adalah sekolah yang memiliki senioritas tinggi. Hanya anak kelas 12 saja yang boleh melewati lapangan, makan siang dikantin, hingga melewati lorong ruang guru dua yang sederet dengan kelas 12 Ipa 1 sampai 4. Gila bukan?
Sialnya mereka salah memilih target, pada hari ke sepuluh mereka bersekolah. Jovano hanya ingin makan siang di kantin, namun dia langsung di labrak oleh beberapa kakak kelas yang menyuruhnya makan di dalam kelas. Jovano sebenarnya tak masalah jika harus makan di kelas, namun kakak kelas itu dengan sengaja membuang makanan Jovano. Hal itu membuat Jovano merasa muak dan perlu memberi kakak-kakak kelasnya cinta dari otot-otot tubuhnya.
Seperti yang kalian duga selama waktu istirahat tersebut Jovano berhasil mengalahkan 41 siswa maupun siswi kelas 12 yang mencoba untuk melawannya. Perlu ditekankan Jovano mengalahkan mereka seorang diri. Salah sendiri mereka ingin melawan orang yang merupakan sabuk hitam karate.
Hal itu berakhir dengan Jovano di skors selama seminggu. Sejak saat itu Jovano ditakuti oleh seluruh murid. Dia di cap sebagai anak brandalan. Tapi dia juga dihormati oleh murid-murid lainnya, karena dia brandal bukan sembarang brandal. Jovano adalah ketua eskul Voli, eskul yang sering menyumbangkan medali emas pada sekolah. Jovano juga saingan dari Shidqi, Valery, Erika, dan Erlitha, dalam merebut posisi peringkat satu pararel sekolah.
Sudah tampan, kuat, pintar, berprestasi lagi, kerena itu juga dia mendapat julukan the effortless perfect.
Deg! Deg! Deg!
Jantung Erisa berdetak keras. Ya Tuhan! Erisa sama sekali tak pernah berpikir akan duduk semeja bahkan berhadapan dengan Jovano Theodor. Tidak! Erisa bukan penggemar Jovano. Erisa malah takut dengan Jovano. Ya bagaimana tidak? Dengan fakta diatas apakah kalian berani untuk berdekatan dengan orang yang memiliki reputasi seperti Jovano?
Sadar diperhatikan Jovano membalas tatapan Erisa sembari mengunyah bakso di dalam mulutnya.
"Tujhe dekha toh yeh jana sanam," Michael bernyanyi ingin menggoda Jovano dan Erisa yang tengah bertatap-tatapan. Hal itu membuat seluruh meja menatap kearahnya.
"Pyar hota hai divana sanam," lanjutnya.
"Abb yaha se kaha jaye ham," sambung Arvan membuat Michael menatapnya terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mama
Teen Fiction[ON GOING] Bayangkan jika kamu bertemu dengan seorang cowok yang mengaku dirinya adalah anakmu dari masa depan. Apa yang akan kamu lakukan? melarikan diri atau malah percaya dengan kata-katanya . Belum lagi ia membawa intruksi-intruksi aneh dan gak...