18. Tamu Tak Diundang

722 90 18
                                    

Tangan kirinya memegang amigurami octopus yang hampir jadi, sedangkan tangan kanannya masih apik memegang hakpen hitam berukuran tiga mili meter, yang tak berhenti menyilangkan benang rajut berwarna biru muda itu. Dalam waktu tiga hari, dakron miliknyapun sudah habis untuk membuat karya ke dua belasnya itu. Ya, perlu Erisa akui Arvan berhasil membuatnya merasa kosong dan kehilangan arah. Apa yang sebenarnya anak itu lakukan? Datang seenaknya dalam kehidupan Erisa kemudian menghilang begitu saja tanpa kabar. Lalu kenapa juga Erisa terimbas dengan hal itu? Membuatnya belakangan ini memilih mengurung diri dan melakukan kegiatan yang sudah ia tinggalkan selama satu setengah tahun lalu, yaitu merajut.

Merajut adalah kegiatan yang punya cerita spesial tersendiri untuk Erisa. Dulu sekali Erisa pernah mengalami kecelakaan mobil, hal itu membuatnya trauma berat. Bahkan untuk beberapa minggu Erisa tidak berani meninggalkan kamarnya, menutup jendela, pintu, sampai melarang Cakra dan Vero untuk menyalakan lampu. Untungnya berkat pertolongan professional, Erisa bisa bangkit dari masa-masa itu, bahkan perlahan-lahan melupakan kejadian mengerikan itu. Yang ia tak pernah lupa adalah bagaimana cara psikiater yang mengobatinya, memberikan Erisa sebuah amigurami beruang yang masih setengah jadi. Sejak hari itu Erisa selalu merajut hingga pada saat ia duduk di kelas 8 SMP, ia membuat online shopnya sendiri. Sayangnya bisnis itu telah berhenti ia lakukan satu setengah tahun lalu.

Argh! Erisa tidak mau mengingat kejadian itu, hari itu adalah titik balik Erisa dalam mencari teman di smala. Sedikit cerita, ketika SD, Erisa memang anak yang tertutup namun saat SMP, perlahan-lahan dia berhasil berubah karna memiliki teman-teman yang aktif berorganisasi. Erisa jadi berani menyuarakan isi pikirannya, bahkan ia sempat berpartisipasi dalam beberapa lomba seni dan kerajinan tingkat kota. Walaupun ia hanya pernah memenangkan dua lomba, tapi Cakra dan Vero sangat senang dan bangga atas perubahan Erisa.

Bukan hanya orangtua Erisa saja yang merasa bangga, Erisa juga merasa bangga dengan dirinya sendiri. Ketika itu, Erisa menyadari, bahwa teman adalah sosok yang akan berpengaruh besar dengan bagaimana ia bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Dia pikir dirinya bisa mendapatkan teman yang baik ketika menempuh Pendidikan di Smala, ternyata ia salah besar. Erisa mencoba semua cara, mulai dari menyapa sopan hingga sksd, tidak ada yang berhasil. Ada sih beberapa kali ia mendapatkan respon yang baik, bahkan ada yang bertahan beberapa hari mau berteman dengannya, tapi semuanya entah mengapa tiba-tiba memutuskan pertemanan mereka sepihak. Erisa sempat merasa sedih dan tertekan, namun setelah menyadari beberapa anak-anak di Smala membeli Amuragami karakter gantungan kunci dari olshopnya, hal itu menyalakan secercah cahaya harapan dalam hati kecil Erisa. Diapun dengan sengaja memposting selfie terbaiknya di akun Instagram olshopnya. Dengan harapan anak-anak Smala yang membeli dari olshopnya kagum terhadap keahlian Erisa dan mau berteman dengannya.

Naasnya tepat keesokan harinya, orang-orang yang menggunakan gantungan kunci karakter yang Erisa buat tidak lagi menggunakannya. Bahkan ada yang dengan gamblang membuangnya ke bak sampah di depan mata Erisa langsung. Sejak itu Erisa tidak peduli lagi dengan yang namanya mencari teman di Smala dan berhenti menjual karyanya. Toh dia masih punya teman-temannya di Balikpapan, ya walaupun Erisa sendiri sudah lost contact dengan mereka semua karna Erisa kehilangan handphonenya sehari setelah pindah ke mari. Setidaknya kenangan-kenangan mereka dalam memori Erisa tidak pernah hilang.

Hidup yang sulit namun masih bisa Erisa jalani dan terima perlahan-lahan. Hanya perlu menunggu kurang dari enam hulan lagi sebelum ia memulai chapter baru di bangku mahasiswa dan saat itu Erisa berjanji pada dirinya, ia akan menemukan orang-orang yang jauh lebih baik yang mau berteman dengannya dan ia juga akan menjadi mahasiswa aktif seperti saat ia SMP. Sampai waktu itu tiba, Erisa akan menunggu dengan sabar 'kan waktu berjalan dengan cepat.

Namun setelah Arvan datang kenapa waktu terasa berjalan begitu lambat namun disaat yang sama begitu cepat. Hanya sepersekian detik banyak sekali yang berubah di hidup Erisa. Lalu anak itu menghilang begitu saja setelah meninggalkannya dengan Valery. Apalagi sebelum menghilang ia membeberkan fakta bahwa Jovano adalah suaminya di masa depan.

Dear MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang