5. Kacau

2.3K 368 9
                                    

Nyaris siswi itu terjatuh ke parit yang membatasi taman belakang dan kantin. Untungnya Nicholas dengan sigap menangkap pergelangan tangan siswi itu. Sampai disini, Nicholas terlihat seperti malaikat tampan yang baru turun dari surga untuk menolong orang-orang yang terdzolimi. Memang pantas dia mendapatkan julukan guardian angel, karena selain tampan dia juga suka menolong sesama mahluk ciptaan Tuhan.

Dalam sekali pukulan Jovano berhasil menjatuhkan Arvan.  Jovano memang sekuat itu, entah apa rahasianya. Sedangkan Arvan dia memang selemah itu, bahkan untuk mengangkat tangannya dan melindungi wajahnya sendiri, Arvan tak mampu.

Jovano mencengkram kerah leher Arvan dan melayangkan pukulan-pukulan lainnya. Tak sekalipun Arvan mencoba untuk melawan. Dia tak meringis ataupun menangis. Ya mau bagaimana, Arvan memang lemah, apalagi harus berhadapan dengan Jovano.

Erisa menatap ngeri Jovano, dia tak habis pikir. Apa yang ada dipikiran anak itu? Padahal kecelakaan tadi tidak ada sangkut pautnya dengannya, tapi kenapa dia bertingkah sejauh ini. Yang paling menyebalkan adalah, murid-murid lain malah mengerubungi mereka. Seakan-akan hal ini adalah tontonan yang pantas, tanpa ada niatan untuk menghentikannya.

Tak sedikit Erisa mendengar suara anak-anak yang malah membuat taruhan siapa yang akan menang dan kalah.

Hal ini mengeletik kompas moral Erisa, dia harus menghentikan Jovano bagaimanapun caranya. Erisa melangkahkan kaki menerobos gerombolan orang-orang tersebut yang menghalangi jalannya, dengan niat untuk menghentikan Jovano.

Tapi sebuah tangan kokoh menghentikannya, pemilik tangan itu tak lain dan tak bukan adalah Michael. Saat Erisa menoleh ingin melayangkan perotes. Michael menggelengkan kepala memberi sinyal bahwa  pergi menghampiri Jovano disaat seperti ini bukanlah keputusan yang bijak.

"Tolongin Arvan," Erisa memohon pada Michael.

Michael menatap Erisa malas. Erisa ... oh ... Erisa bagaimana bisa dirimu berkata seperti itu? Setelah Michael menghentikanmu untuk masuk ke lubang kesialan, kamu malah meminta Michael untuk menggantikanmu? Oh tentu saja, IYA!

Hati Michael berdebar-debar sekarang. Bukan! Bukan karena dia jatuh cinta. Tapi karena ini pertama kalinya seseorang meminta tolong kepadanya untuk menyelamatkan seseorang. Dia merasa seperti superhero. Sekarang Michael membayangkan, aksi heroik seperti apa yang akan terjadi? Apakah para siswi sekolah akan terpesona melihatnya dengan gagah berani melawan sahabat baiknya yang sekuat titan, hanya untuk membela yang lemah? Atau apakah dia akan mendapatkan gelar superhero smala?

Ah, ia hampir lupa. Tujuan utamanya adalah menyelamatkan Arvan, maka pasti Arvan akan merasa berhutang budi. Seperti saat Shanks menyelamatkan Luffy dari monster laut, yang membuat bocah itu bertekat menjadi raja bajak laut. Oh adegan di anime favoritnya akan segera terjadi di dunia nyata. Haruskah ia memberikan Arvan topi jerami juga?

PLAK!

Khayalan hanya tingal khayalan karena sebelum dirinya sempat melangkahkan kaki, Nicholas sudah lebih dulu menamparnya.

"Ancew! Sakit bangsat!" keluh Michael.

"Lo jangan mikir yang enggak-enggak deh!" tegur Nicholas.

"Terus Arvan gimana? Lo mau biarin anak orang mati?" tanya Michael kesal sambil menggosok pipinya.

Nicholas mengengok ke Erisa dan melihat gadis itu masih menatap kearah Jovano yang masih  belum puas memukuli Arvan.

Nicholas menarik nafas dalam, sudah ia duga dirinya yang akan berakhir menjadi tumbal. Namun sebelum dirinya berbalik, kini berganti Michael menahan Nicholas untuk pergi.

"Gue aja yang kesana," rengek Michael.

Tak peduli, Nicholas kembali melancarkan niatnya. Sayangnya lagi-lagi ia di tahan oleh Michael.

"Lepa—"

PLAK!

"itu balasan buat tamparan lo tadi, nah sekarang lo boleh pergi," ucap Michael santai.

Nicholas berusaha menahan emosinya, terlebih lagi ini di sekolah. Sudah cukup banyak masalah yang ia timbulkan karena bergaul dengan anak seperti Jovano dan Michael, jadi Nicholas memilih diam dan bersabar. Ia hanya membalas Michael dengan senyum tipis.

"Astaghfirullah!" seru seseorang membuat Erisa, Michael dan Nicholas terkesiap melihat pemandangan di depan mereka.

Mata yang bengkak, sudut bibir kanan terobek, pelipis dan hidung Arvan yang berdarah. Benar-benar mengenaskan sekali kondisi Arvan. Terkapar tak berdaya, dengan darah mengalir keluar tubuhnya yang jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit. Darah itu berhasil mengotori baju Arvan, lantai kantin serta tangan Jovano. Walaupun begitu Jovano masih melayangkan tinju bertubi-tubi pada anak tak berdaya itu.

Erisa tak sanggup mengatakan apapun. Jovano seperti iblis dimatanya sekarang. Apalagi dengan kondisi Arvan yang mengkhawatirkan, membuat dadanya seketika itu juga terasa sesak. Dirinya kesulitan untuk bernapas. Kakinya ikut goyah dan tak lama dirinya terjatuh di atas lantai, membuat Michael dan Nicholas yang tadi khawatir pada kondisi Arvan, kini malah khawatir pada dirinya.

"Erisa!" Seru keduanya bersamaan.

Darah, Erisa melihat banyak darah. Bukan hanya itu ia juga melihat api, asap, dan...

"Maaf ya," isak lembut seorang wanita yang tak Erisa kenal muncul di dalam kepalanya.

"Jadilah kuat...!" Kini suara seorang pria yang dirinya dengar.

Matanya membulat lebar. Kedua tangannya yang sudah gemetar digunakannya untuk menutup telinganya. Takut, Erisa takut sekali.

"Lari yang jauh!" Suara itu lagi.

Tubuh Erisa gemetar hebat. "Siapa kamu?!" tanya Erisa panik.

Michael dan Nicholas yang melihat tingkah aneh Erisa, jadi semakin khawatir. Berulang kali mereka memanggil nama Erisa namun gadis itu seakan tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"Jangan menoleh kebelakang!" itulah suara terakhir yang Erisa dengar, sebelum dirinya pingsan ditangan Nicholas.

Diwaktu yang sama Bu Emy, guru BK memasuki area kantin dan menghentikan kekacauan yang Jovano buat.

TBC
.
.
.
.
.

Catatan:
Hello guys!
Apa kabar?
Aku harap kalian baik-baik aja ya <3
Mau cerita nih aku, jadi Senin subuh yang lalu dirumah aku hujan deras. Hujan deras biasanya ada petir dong ya. Nah, disaat petir menyambar eh lampu kamar aku mati. Btw, aku waktu itu belum tidur soalnya masih baca manhwa :').

Kembali ke laptop, kaeena lampu kamar aku mati, aku pikir listrik rumah aku korslet. Tapi anehnya kipas kamar aku masih nyala, terus pas aku keluar kamar lampu dapur dan ruang tengah juga nyala. Ternyata lampu kamar aku aja yang putus :')

Jadinya aku kalau mau belajar ngungsi di ruang tamu. Sampai sekarang lampu kamar aku belum di ganti, mama aku bilang, "Mama senang lampu kamar kamu putus, kamu jadi sering diluar kamar."

Begitulah curhatan aku hari ini. Sebagai penutup coba kalian kerjain soal ini.

f(x)=2x^2-5x+8 garis g menyinggung grafik fungsi f di titik A (-1,15) tentukan persamaan garis normalnya!

Sampai berjumpa di chapter berikutnya!

Dear MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang