Kertas yang putih polos itu lama kelamaan terisi dengan angka-angka. Jam yang terus berputar menandakan waktu yang tak pernah berhenti, membuat detak jantung semua siswa berdegup kencang. 170 soal dengan total waktu 2 jam. Apakah mereka bisa menyelesaikannya? Oh tentu saja iya. Tapi apakah semua jawabannya benar? Tentu tidak!
Sebagian besar dari anak IPA 7 pasrah dengan jawaban mereka. Namun tidak untuk para peringkat 10 besar. Apalagi kebanyakan dari mereka, masuk dalam 10 besar peringkat pararel sekolah. Tentunya semangat juang dan keenceran otak pmereka tidak bisa diragukan lagi.
Erisa? Semester lalu dia peringkat 11 dikelasnya, ya lumayan lah. Bisa dibilang dia cukup mengerti dengan Kimia, jadi dia masih yakin dengan 50 soal yang berhasil dia jawab dengan usahanya sendiri. Sisanya? Erisa juga pasrah.
Bagaimana dengan lelaki bersurai hitam yang baru-baru ini menjadi salah satu jajaran anak hitz sekolah? Oh kalian pasti akan tercengang setelah mengetahui fakta ini. Anak itu, dia adalah anak pertama yang berhasil mengerjakan semua soal dalam waktu kurang dari satu jam. Apakah Arvan adalah the next Albert Einsten? Tidak-tidak! Albert Einsten adalah fisikawan bukan kimiawan. Berarti apakah Arvan adalah the next Johannes Nicolaus Brønsted? Tentunya tidak juga!
Tapi Erisa dengan yakin percaya, Arvan sudah tahu semua soal dan kunci jawabannya. Makanya anak itu bisa mengerjakan semua soal tanpa hambatan sedikitpun.
Padahal pada kenyataannya anak itu memanglah jenius sejak lahir. Semua soal-soal itu Arvan kerjakan dengan usahanya sendiri.
Teng! Teng! Teng!
Akhirnya pelajaran kimiapun selesai. Namun naasnya sekarang adakah pelajaran Fisika. Mungkinkah ini pembunuhan berencana? We never know.
Setelah semua kertas soal dan jawaban dikumpul. Pak Joko segera keluar dari kelas. Membuat semua anak kini berkicau melantunkan kekesalan mereka dengan ulangan dadakan tadi. Bahkan tak sedikit dari mereka yang mulai menghujat Pak Joko.
"Ya Allah gini amat jadi anak kelas 3, belum apa-apa dah ulangan aja," keluh Rehan.
"Han diem ya lo! Gue tahu lo nyontek semua jawaban punya Charlie kan!" tuduh Valery.
"Anjrit! Kok lo bisa tahu?" tanya Rehan heran.
"Han-han lo kan raja nyontek," celetuk Zacky.
"Hujat gue lagi baby!" teriak Rehan yang membuat satu kelas bergidik ngeri.
"Tapi tadi si Arvan kece juga bisa selesai cuman sejam doang. Lo nyontek apa gimana?" tanya Charlie penasaran.
Seluruh kelas kini terdiam dan melihat Arvan dengan tatapan yang sama penasarannya dengan Charlie. Terutama serumpun anak-anak pintar yang juga ingin mengetahui rahasia Arvan.
Arvan tertawa mendengar pertanyaan Charlie. Menyontek? Bahkan Arvan tak pernah tahu arti kata itu hingga berusia 14 tahun. Saat itu dia membaca novel pemberian ibunya, dan mendapati kata itu. Disaat itulah Arvan diberitahu Erisa apa arti menyontek. Dimasa depan, setiap kali dia ulangan gurunya akan selalu berada tepat di depannya. Lalu setiap kali dia mengerjakan tugas, papanya akan duduk disampingnya untuk membantunya mengerjakan soal-soal yang sulit. Tak pernah sekalipun dalam hidupnya, dia menyontek. Ataupun berpikir untuk menyontek.
"Enggak, gue kerjain sendiri," ucap Arvan.
"Mama gue pernah bilang, kalau ulangan itu waktunya kita ngeevaluasi diri. Kalau ngerasa gak mampu jawab, ya gak papa. Biar nanti gurunya bisa ngejelasin ulang," sambungnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mama
Novela Juvenil[ON GOING] Bayangkan jika kamu bertemu dengan seorang cowok yang mengaku dirinya adalah anakmu dari masa depan. Apa yang akan kamu lakukan? melarikan diri atau malah percaya dengan kata-katanya . Belum lagi ia membawa intruksi-intruksi aneh dan gak...