7. Ada yang salah

2.1K 333 34
                                    

"Ssak da bultaewora bow wow wow" alunan musik BTS yang memenuhi ruangan putih bersih itu, membuat siswa muda itu bersemangat untuk terus menari mengikuti video dance practice mirror di depannya.

Ruangan yang harusnya menjadi tempat yang sunyi dan tenang, seketika berubah menjadi ruang latihan dance. Seperti seorang trainee yang ingin menjadi idola kpop, dia tidak hanya berlatih menari namun dia juga bernyanyi mengikuti lagu. Meskipun suaranya sumbang, ia tetap melakukannya dengan sepenuh hati.

Suara bising dari speaker handphonenya dan nyanyian sumbangnya, nampaknya tidak menganggu kedua orang yang terbaring bersebelahan. Kalian ingatkan? Yang satu terkena pukulan cinta Jovano, dan yang satu pingsan karena melihat orang yang dipukul Jovano terkapar lemah, karena tak kuasa menahan pukulan Jovano. Secara pukulan Jovano adalah pukulan cinta yang dapat menyadarkan orang atas dosa mereka dan sadar bahwa pukulan Jovano akan terus menghukum mereka, jika mereka menguji kesabaran Jovano, sehingga Jovano harus melayangkan pukulan dahsyatnya yang sering dikenal sebagai pukulan Jovano.

Kalian mengerti kan?

Saat di akhir lagu Michael membuat fairy ending, seakan siap mencuri hati setiap fansnya yang ada dihadapannya. Siapa lagi kalau bukan Arvan dan Erisa yang tertidur diatas kasur UKS. Tapi siapa duga disaat bersaman Arvan sudah membuka kedua matanya, bingung harus bereaksi seperti apa. Apa lagi saat Michael memberikan wink genit kepadanya.

"Lo udah bangun? Kalau lapar, itu disamping lo udah disiapin bubur ama Bu Imah. Enak banget ya punya wali kelas yang perhatian. Dua bulan lalu, gue kelahi sama anak Smansa sampai perut gue robek terus pala gue bocor. Tapi Pak Herman jenguk cuman buat kasih buah sama nyubit ketek gue doang. Sedih banget kalau diingat," jelas Michael tertunduk lesu mengingat kejadian dimana keteknya dilecehkan oleh gurunya sendiri.

Belum sempat memberikan respon bela sungkawa pada Michael, Michael sudah kembali berbicara, "Yaudah kalau gitu, gue balik ke kelas ya. Tapi jangan kasih tahu Jovano, soalnya dia suruh gue untuk jagain kalian berdua sampai pulangan. Nah feeling gue bilang Jovano sudah dijemput pak Rizal. Jadi dia gak akan mergokin gue ninggalin kalian berdua. Tapi tahu gak kenapa gue mau cepat balik ke kelas? Soalnya Nicholas pasti bakalan dekatin si Bella, lo tahu kan Bella? temannya Jovano dari kecil. Ya, gue gak mau dia terus-terusan sakit hati ngejar si Bella, lagian Bella juga bego ada Nicholas yang udah ngejar-ngejar dia. Eh malah dianya suka sama Jovano, yang cuek soal cinta-cintaan. Heran ya, kisah kasih di SMA rumit serumit pelajaran Fisika. Okelah kalau gitu, gue balik duluan ya Arvan. Sampaiin salam gue ke Erisa kalau dia udah bangun!"

Michael keluar dari UKS setelah mengambil handphonenya yang dia letak'kan dipinggir kasur milik Erisa. Sedangkan Arvan hanya bisa melihatnya menghilang dibalik pintu tanpa berkata sepatah katapun.

Arvan masih bingung dengan apa yang terjadi ia menoleh ke sebelah kanan, mendapati Erisa dengan nafas yang teratur menjelajahi dunia mimpi. Eh, bukannya Erisa pingsan ya? Ya kalau pingsannya selama itu, bukannya lanjut bermimpi? Mari kita abaikan untuk sesaat.

Tatapan Arvan turun dari kedua bola mata Erisa yang tertutup sempurna, lalu kehidung, dan berakhir di bibir Erisa yang kering. Arvan tanpa sadar mengangkat kedua sudut bibirnya. Seketika itu ia meringis kesakitan, sebab wajahnya yang babak belur karena di hajar Jovano.

Mengingat perbuatan Jovano pada dirinya, Arvan segera turun dari kasur untuk melihat dirinya di cermin yang ada disamping meja pengurus UKS. Bagian tubuh Arvan selain wajah semuanya baik-baik saja, makanya dia tidak kesusahan untuk berjalan.

"Mua aneng ue!" Jerit Arvan tak terima, melihat sudut bibirnya yang robek, dahinya yang terluka serta benjol, pipi kirinya membengkak dan pipi kanannya yang lecet. Bahkan lidahnya bisa merasakan rasa logam, yang membuat perutnya mual. 

Dear MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang