CH. 19

2.9K 182 9
                                    

Jangan lupa tekan ⭐ ya!

.
.
.

New York, 12 Januari 1998

Seorang anak sedang berjalan seorang diri di pinggir jalan sembari memanggul tas ransel kecil. Wajahnya terlihat dingin dan datar tanpa ekspresi. Ia mendongak saat hujan salju pertama turun. Ia mengadahkan tangannya untuk menangkap butiran salju.

"Mereka mempunyai anak! Di mana dia?!" .                                                       

Anak kecil tersebut menoleh singkat ke belakang di mana kebakaran besar melahap rumahnya sekaligus kedua orang tuanya. Wajahnya tak menunjukkan rasa sedih atau pun ketakutan. Dia melanjutkan langkahnya dengan santai seakan tidak ada yang terjadi.

Dia duduk di halte bus sembari memainkan kedua kakinya yang masih menggantung. Rambut panjangnya tertiup angin dan itu menambah kesan masis di wajahnya.

Srrrk~

Sebuah selebaran terbang mengenai wajahnya, ia pun membaca selebaran tersebut.

"Panti asuhan?" Beo anak tersebut dengan suara lucunya.

Ia pun segera berdiri dan berjalan semangat mengikuti peta yang tertera di selebaran tersebut. Dia tahu dengan benar jika kedua orang tuanya sudah meninggal di dalam kebakaran rumah tersebut. Oleh karena itu dia segera pergi dari sana sembari membawa beberapa barang berharga serta uang di dalam tas ranselnya.

Malam harinya ia sampai di panti asuhan tersebut, dia sadar diri jika membutuhkan tempat tinggal. Dia enggan mendapatkan berbagai pertanyaan dari kepolisian mengenai kebakaran tersebut. Maka dari itu dia segera pergi dari sana.

Ting tong ting tong

Ia menekan bel beberapa kali sembari berjinjit. Tak lama pun pintu terbuka, keluarlah seorang wanita muda yang sangat cantik.

"Adik kecil ada perlu apa?" Tanyanya dengan senyuman manisnya.

Wanita itu berjongkok menyamakan tingginya dengan anak kecil tersebut.

"Aku mendapatkan ini. Boleh aku tinggal di sini?" Tanya anak kecil tersebut dengan sopan.

Wanita cantik itu tersenyum ramah sembari mengangguk, ia membawa anak kecil itu masuk kedalam.

"Manis.. siapa namamu?" Tanyanya sembari membantu anak itu melepas ranselnya.

"Namaku Ariel usia 5 tahun." Jawabnya dengan tenang.

Wanita itu mengangguk, ia bertanya beberapa hal kepada Ariel dan apa yang terjadi kepada keluarganya sebagai pengisian data.

Ariel tinggal di sana bersama anak-anak yang lain. Dia mendapatkan fasilitas yang layak, makanan yang lezat, pendidikan yang baik dan juga teman yang banyak. Ia hidup di sana dengan baik hingga mereka harus pindah tempat ke Amerika bagian Utara.

"Kita kemana?" Tanya Josh teman sebaya Ariel.

Ariel menggelengkan kepalanya pelan, mereka sedang dalam perjalanan menuju Amerika Utara menggunakan kontainer besar yang berisikan banyak anak-anak panti yang lainnya.

Mereka semua berpakaian serba putih, Ariel menghampiri temannya yang lebih tua darinya.

"Sesuatu terjadi?" Tanya Ariel langsung ke intinya.

Temannya hanya mengendikkan bahunya tidak tahu. Ariel pun pasrah, dia kembali duduk ke tempatnya dan memilih memejamkan mata.

.
.
.

"ARIEL! ARIEL! ARIEL!" Sorakan meriah terdengar hingga menggema.

Mereka sedang bersorak menyemangati sebuah robot buatan Ariel yang sedang melakukan uji coba untuk kesekian kalinya.

X-MAN (Taekook/Vkook) END By : FujoHere8Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang