15th - END

353 39 4
                                        

Sehun mengerjapkan matanya ketika seseorang memukul pipi nya dengan keras. Ia mengernyitkan dahinya merasa asing dengan tempat ini, lalu ia menajamkan penglihatan nya dan betapa terkejutnya ia ketika tau ia ada di pinggir tebing bersama Luhan.

"Bagaimana tidurmu Sehun? Apakah nyenyak?" Tanya Luhan sambil berjongkok di hadapan Sehun dan menampilkan senyum yang aneh menurut Sehun, karena terlihat sangat menyeramkan.

"Kenapa kau membawa ku kesini?"

"Kau ingin mendengarkan suatu kebenaran?" Tanya Luhan mengalihkan pertanyaan Sehun. Sehun mengernyit tidak mengerti, kebenaran? Disaat seperti ini? Dan di sini?

"Maksud mu?"

"Aku akan menceritakan sedikit tentang keluargamu yang sebenarnya."

Luhan terkekeh, "Karena amnesia kau mungkin melupakan jati diri dan keluargamu, tapi satu hal yang perlu kau ketahui," Luhan menyeringai sambil melirik wajah heran Sehun. "bahwa Ibumu adalah seorang jalang."

Tubuh Sehun menengang, otak nya tidak dapat memproses ucapan Luhan, ibunya? Victoria seorang jalang?

"A-aku sungguh tak mengerti." Jelas Sehun dengan suara yang tercekat.

"Victoria bukanlah ibu kandungmu,"

"Irene, dia adalah ibu kandungmu," lanjut Luhan sambil menatap hamparan laut yang sangat luas itu, pandangannya menerawang. "Ayah ku, Alex, dia berselingkuh dengan ibu mu saat ibuku sedang mengandung diriku."

Sehun mengernyit tidak suka, apa-apaan ini?
"Aku ingin pulang."

"Kenapa buru-buru? Kau tidak ingin mendengarnya lebih jauh?" Cibir Luhan. "Kau harus tau Sehun, kau bukan terlahir dari rahim Victoria, kau adalah anak haram. Dari awal seharusnya aku mengerti kenapa ibuku melarangku untuk berdekatan denganmu. Ibumu menggoda ayahku."

Sehun menggelengkan kepalanya, ini tidak mungkin. Demi Tuhan kebenaran apa yang ia dengar? Hati nya benar-benar bimbang, haruskah ia mempercayai Luhan? Tapi apa yang dikatakannya terlihat sangat meyakinkan.

"Aku tau kau tidak mungkin paham dengan apa yang aku bicarakan, hanya saja aku memang perlu menceritakan kebenarannya padamu."

"Lalu..., Di mana ibuku?"

"Dia bunuh diri setelah melahirkanmu."

Bahu Sehun melemas, lidahnya terasa kelu, ia masih tidak bisa menerima dengan apa yang ia dengar.

"Kau bohong." Luhan terkekeh melihat jiwa Sehun yang terguncang.

"Untuk apa?" Tanya Luhan, "Sehun kau perlu tau, bahwa selama ini ibuku menyimpan begitu banyak kesedihan di hatinya." Ucap Luhan dengan tatapan sedih. "Seharusnya dia bisa saja membuangmu, tapi ternyata dia lebih memilih untuk merawatmu, bukankah ibuku sangat pengertian? Lalu sekarang hidupnya kembali menderita dan lagi-lagi karenamu."

Sehun sekarang paham kenapa kedua orang tuanya tidak pernah berperilaku baik padanya. Semuanya terasa masuk akal. Dan apa ini juga alasan Tuhan karena tak membiarkannya merasakan kebahagiaan? Apa ia memang sehina itu bahkan di mata Tuhan sekalipun?

"Sehun, terimakasih karena sudah pernah menjadi adikku, dan maaf karena mulai sekarang aku tak berpihak kepadamu." Lirih Luhan, sejujurnya ia sedih, marah, kecewa, ia tak ingin berada di pihak seperti ini, ia menyayangi Sehun, tapi ia juga sangat membenci kehadiran Sehun. "Sehun, hidupku sudah hancur."

Sehun jelas melihat raut keputus-asaan di wajah Luhan, Sehun menjambak rambutnya frustasi. Takdir macam apa ini? Kenapa ia tak pernah ditakdirkan untuk merasakan kebahagiaan? Kenapa hidupnya mudah sekali dipermainkan?

"Aku sangat kecewa saat mengetahui fakta yang sebenarnya, aku sangat marah pada Alex karena dia berani berselingkuh. Di mata ku, mau semasuk-akal-pun alasannya, yang namanya perselingkuhan tetaplah menjijikan."

"Aku juga marah saat tau anak itu adalah dirimu, adik yang aku sayangi. Aku sangat frustasi, aku marah pada diriku yang lemah. Seharusnya dari awal ibu membuangmu, agar aku tak merasa sefrustasi ini."

"Aku tidak tau harus bagaimana." Gumam Sehun dengan dada yang dipenuhi rasa sesak. Ia merasa seluruh fungsi organ tubuhnya berhenti.

"Mulai sekarang hiduplah dengan Chanyeol dan Kai, jangan dekati keluargaku lagi. Aku tidak ingin semakin membencimu."

Sehun diam, susah sekali untuk sekedar membalas ucapan Luhan. Dunia nya terasa berputar melawan poros nya.

"Atau kau ingin ikut pergi bersamaku?" Sehun menatap Luhan dalam, "aku tau kau sama hancur nya dengan ku, jadi apa kau ingin ikut pergi bersamaku?"

"Kemana?" Bisik Sehun.

"Mati."
"Sepertinya bunuh diri bersama terlihat menyenangkan."

Sehun menatap hamparan laut dengan ombak yang terlihat tenang. Mati, ya? Apakah kisah hidupnya hanya sampai sini?

Tak ada jawaban apapun dari Sehun, Luhan mengerti, lantas ia berjalan ke arah belakang Sehun, menarik kursi roda Sehun menjauhi tebing yang ada di sana. "Mereka pasti sudah mencarimu, aku akan membawa mu pulang ke mereka, dan aku juga tidak suka jika kau melihatku mati, kau akan mengejekku."

Baru beberapa langkah, Sehun menahan tangan Luhan agar tidak melanjutkan langkahnya. "Aku ingin ikut bersamamu."

Tubuh Luhan terasa kaku, apa ia tak salah dengar?

Sehun mencoba berdiri dari kursi rodanya, ia berjalan menghampiri Luhan. "Mari melakukannya bersama." Ucap Sehun sambil mengulurkan tangannya, mata nya yang kosong menatap Luhan.

Luhan tersenyum manis, sangat manis. Ia menyambut uluran tangan Sehun, lalu menuntun Sehun mendekati tebing tinggi itu lagi.

Mereka terdiam sejenak menatap air laut itu, kilasan balik kehidupan terlintas di otak mereka. Mereka sama-sama tertawa lirih.

"Aku minta maaf." Ucap Luhan. Sehun mengangguk.

Sehun diam-diam meminta maaf juga kepada Chanyeol dan Kai, kedua sahabatnya itu adalah yang terbaik, jika ada kehidupan selanjutnya ia berharap mereka akan dipertemukan lagi.

Luhan menatap Sehun lalu mengangguk. Dengan perlahan mereka terjun bersama menembus ombak tenang di lautan itu disaksikan lunar yang menatap mereka sedih.

Chanyeol, Kai,
Terimakasih sudah menemaniku hingga saat ini, kalian adalah yang terbaik.
Aku minta maaf karena sudah merepotkan kalian selama ini, aku harap kebahagiaan selalu menyertai kalian.
Maaf aku memilih untuk menyerah, aku tak bisa hidup dengan jiwa yang rusak.
Aku harap kalian mengerti.

Dulu Sehun sangat membenci laut, tapi pada akhirnya laut lah yang menjadi saksi akhir dari kehidupan nya.

SELESAI.

AKHIR KATA

Terimakasih untuk kalian yang udah setia nungguin cerita ini, maaf ya kalo ending nya kurang memuaskan atau terkesan memaksakan, soalnya aku takut kalo di lanjutin alurnya melenceng dari yang sudah di siapkan.

Sekali lagi buat kalian yang udah rajin vote+comment terimakasih banyak ya! Semoga kalian sehat selalu, sampai ketemu di cerita selanjutnya dengan alur yang lebih ringan, bye bye!

BORDERLINE • OSH ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang