14th

394 64 12
                                    

Luhan menatap nanar cermin di hadapannya, ia melihat begitu jelas kondisi wajah nya dengan kantung mata yang tercetak jelas disertai lingkaran hitam.

Dua hari yang lalu ia menemui kedua orangtuanya. Kondisi mereka benar-benar buruk, Victoria mengalami trauma hebat, bahkan wanita itu tak mengingat dirinya, setiap kali ia menyentuh wanita itu, wanita itu langsung menjerit ketakutan. Dan Alex, entahlah.., terakhir kali ia datang laki-laki itu sedang terbaring koma, tak ada niat satupun untuknya mengiba pada laki-laki paruh baya itu.

Soal Sehun...

Ah, anak haram itu?

Luhan terkekeh, bahkan ia jijik menyebut nama anak itu.

Luhan sudah tau semuanya.

Luhan sudah mengerti mengapa Victoria sangat membenci anak itu. Dari awal seharusnya ia percaya pada Victoria agar tidak terlalu baik pada anak itu.

Lihatlah sekarang!

Anak itu benar-benar menghancurkan keluarganya tanpa sisa.

Bedebah!

Tak tahu diri!

Jika dari awal ia tau kalau anak itu hasil perselingkuhan Alex dan wanita jalang itu, ia tak akan berbaik hati padanya.

Victoria korban disini, siapa yang akan terima ketika kau sedang hamil tapi suami mu malah berselingkuh di belakangmu? Ia jamin, tidak ada satupun orang yang akan terima diperlakukan sebiadab itu. Tidak satupun.

Luhan tidak bisa membayangkan Victoria menanggung beban seberat itu sendirian. Victoria adalah ibu yang baik, dia dipaksa menjadi jahat oleh keadaan demi mempertahankan keberlangsungan rumah tangganya.

Dan kini, Victoria berada di Rumah Sakit Jiwa, orang-orang itu menghancurkannya, menghancurkan hidupnya dan menghancurkan rumah tangga yang selama ini ia pertahankan.

Jadi wajar bukan jika ia—sebagai anak—marah karena mereka memperlakukan buruk Vic?

Pada dasarnya semua orang terlahir dengan sifat baik, tapi keadaanlah yang memaksa mereka untuk menjadi jahat.

"Aku tidak mungkin diam saja, bukan?" Ucap nya sambil menyeringai menatap cermin.

***

Sehun terkekeh melihat Helen dan Marie berebut untuk menyuapinya. "Kalian bisa menyuapiku bergantian, tidak usah berebut seperti itu."

"Tidak bisa!" Tolak mereka berbarengan. Sehun hanya tersenyum, masalahnya ia sangat lapar, tapi wanita-wanita cantik ini belum berhenti berdebat.

Ceklek!

Sehun bernapas lega ketika melihat Chanyeol dan Kai datang. Setidaknya mereka akan membantu melerai Helen dan Marie.

"Ada apa ini?" Tanya Chanyeol sambil duduk di sisi kiri Sehun bersama Helen. Sedangkan Kau berada di sisi kanan bersama Marie.

"Aku ingin menyuapi Sehun, tapi Marie tidak mau mengalah, Chanyeol." Adu Helen dengan wajah yang dibuat semenyedihkan mungkin.

"Tapi aku duluan yang mengambil piring ini." Balas Marie sambil menunjukkan piring yang ada di tangan kanan nya.

Chanyeol dan Kai hanya menarik napas lelah nya, mereka sudah cukup lelah menghadapi jiwa kekanak-kanakan para wanita yang sudah tak lagi muda itu.

"Sejujurnya aku bisa makan sendiri, tapi mereka menolaknya." Jelas Sehun.

"Yasudah, biar Sehun menamakan makanan nya sendiri saja. Kalian cukup duduk dan mengawasi, ini sudah menjelang siang dan jika kalian masih sibuk berdebat, Sehun tidak akan makan." Ujar Chanyeol mencoba memberi pemahaman kepada kedua wanita itu.

BORDERLINE • OSH ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang