Duk!
Duk!
Duk!
Sehun mendribble bola basket dengan tatapan serius, kini Kai dan Chanyeol sudah mengepung dirinya. Mereka saling melemparkan tatapan mengejek.
Kai mencoba untuk merebut bola dari tangan Sehun tapi Sehun dengan mudah menghadangnya, begitupun dengan Chanyeol. Mereka saling merebutkan bola dari tangan seputih salju itu.
Sehun mencoba mencari celah diantara mereka tetapi tak bisa ia temukan dan akhirnya ia memilih untuk mencoba melempar bola tersebut ke dalam ring dengan jarak cukup jauh.
Dan. . . berhasil!
"Bagaimana mungkin?!" Tanya Kai frustasi sambil menatap Sehun tak percaya.
Chanyeol melongo ditempat. "Itu keren." Kagum Chanyeol.
"Kau lebih keren, Captain." Balas Sehun sambil menepuk bahu Chanyeol.
"Sepertinya kita harus berganti posisi, kau lebih cocok menjadi Captain." Ucap Chanyeol.
"Tidak, merepotkan." Setelahnya Sehun beranjak pergi menuju pinggir lapangan basket dan menduduki tubuhnya.
Chanyeol berdecak malas. "Konsisten sekali, sejak dulu jawabanmu tak pernah berubah." Sindir Chanyeol dengan keras, dan ia pun menyusul Sehun yang sedang duduk disana.
"Kai!" Panggil Chanyeol ketika melihat lelaki berkulit Tan itu masih saja menatap tak percaya. Hei! Wajahnya terlihat seperti orang bodoh, kalian tau?
Kai menghampiri mereka dengan cepat. Lalu menduduki tubuhnya diantara mereka. "Kau semakin hebat." Puji Kai pada Sehun.
"Aku tau." Jawab Sehun singkat sambil mengurut pelan kakinya yang terasa pegal.
Kai mendengus mendengar jawaban Sehun yang kelewat percaya diri itu. "Kau sudah berlatih sangat keras, semoga dipertandingan nanti sekolah kita bisa meraih kemenangan." Ujar Kai.
"Semoga." Balas Sehun.
"Ah ngomong-ngomong, apa kau sudah berbicara dengan orang tua mu tentang pertandingan yang akan dilaksanakan 2 minggu lagi?" Tanya Chanyeol yang jelas membuat ancur mood Sehun.
Melihat perubahan raut wajah Sehun, membuat Chanyeol dan Kai langsung mengetahui jawabannya. "Tak perlu dipikirkan, ada orang tua ku dan Chanyeol yang juga akan mendukung mu nanti, kau tau kan kalau mereka lebih menyayangimu dibanding kami?" Goda Kai sambil menyenggol bahu Sehun pelan.
"Maaf." Jawab Sehun.
"Kenapa minta maaf?" Tanya Chanyeol heran.
"Merebut kasih sayang mereka."
"Astaga! Kau ini! Hei dengar! Aku tak masalah dengan hal itu, karena menurutku kau memang pantas disayangi. Mereka menyukai mu begitupun juga aku." Jelas Kai dengan kekehan diakhir ucapannya.
"Menjijikan." Jawab Sehun sedikit menggeser tubuhnya dari Kai.
Kai dan Chanyeol terbahak mendengar ucapan Sehun, sedangkan yang ditertawakan hanya tersenyum tipis.
Sehun sangat amat bersyukur memiliki sahabat seperti mereka disaat dirinya benar-benar merasa hidupnya tak berguna. Mereka bisa menjadi saudara, sahabat, bahkan orang tua baginya. Mereka selalu menggapai tangannya disaat dirinya berada dititik dimana ia merasa tak akan bisa bangkit lagi, lalu mereka akan membawanya kedalam pelukan yang sebenar-benarnya hangat. Cukup dengan kehadiran mereka mampu membuatnya bertahan hingga detik ini.
Terimakasih Tuhan, batin Sehun berucap.
Terimakasih karena memberinya secercah harapan berupa mereka.
*
Kring!
Kring!
Kring!
Bunyi gaduh itu membuat banyak guru harus berdecak malas karena harus melanjutkan pembelajaran dilain hari, berbeda sekali dengan reaksi para murid yang justru memekik senang karena merasa terbebas dari cekikan tak kasat mata.
Mereka semua berhambur keluar dengan senyum sumringah seakan-akan baru saja menghirup udara kebebasan.
Begitupula dengan ketiga sejoli yang terkenal tampan di sekolah ini. Dengan seribu langkah mereka berjalan keluar kelas menuju gerbang utama sekolah.
Sehun menajamkan penglihatan nya saat tak sengaja dirinya melihat sesosok pemuda yang sangat ia kenal sedang menyandar pada pintu mobil. "Luhan?" Tanya Sehun pelan.
Chanyeol dan Kai langsung mengalihkan tatapannya mengikuti arah mata Sehun. Mereka dengan cepat menarik tangan Sehun menuju hadapan Luhan.
"Luhan!" Panggil Chanyeol dengan semangat.
"Waw sudah lama sekali aku tak melihat kalian, bagaimana kabar kalian?" Tanya Luhan sambil memeluk Kai dan Chanyeol satu persatu.
"Seharusnya kami yang bertanya itu padamu, bagaimana dengan keadaamu? Apa kau sudah pulih? Maaf karena kemarin kami tak bisa menjengukmu." Tanya Kai.
"Sekarang kondisiku jauh lebih baik, kalian tenang saja." Jawab Luhan sambil tersenyum manis.
"Apa kau datang kesini untuk menjemput Sehun?" Tanya Chanyeol.
Luhan mengangguk cepat. "Tentu saja, siapa lagi kalau bukan Sehun? Kau pikir aku akan menjemput dirimu?"
"Ku pikir begitu." Balas Chanyeol lalu terkekeh.
"Jangan lupa besok adalah hari ulang tahunku, aku menunggu kalian dirumah." Ucap Luhan mengingatkan.
"Tenang saja, kami tidak akan melupakan hal itu." Jawab Chanyeol.
"Yasudah, kalau begitu aku dan Sehun pamit pulang, banyak hal yang harus dipersiapkan untuk besok."
Chanyeol mengangguk, sedangkan Kai mengacungkan ibu jarinya.
"Ayo!" Ajak Luhan pada Sehun.
Sehun menatap kedua sahabatnya yang masih tersenyum. Ia mengangguk, lalu berjalan memasuki mobil Luhan.
•
•
•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
BORDERLINE • OSH ✓
FanfictionKebebasan? Cih, bahkan untuk memikirkan saja membuat muak. Bagaimana bisa kebebasan didapat jika selalu ada pembatas disetiap langkahnya? Sehun Willis Alexander, pemuda yang selalu bertanya-tanya apa itu kebebasan. Bahkan setiap kali ia ditanya tent...
