9th

667 83 35
                                    

Joshua berlari mengikuti brankar yang membawa tubuh Sehun ke Instalasi Gawat Darurat (IGD), wajah nya benar-benar terlihat sangat khawatir, bahkan tubuhnya ikut bergetar. Ia tidak bisa melihat Tuan Muda kesayangannya seperti ini.

"Tu-tuan Muda!" seru nya ketika melihat tubuh Sehun kejang-kejang juga telinga nya yang ikut mengeluarkan darah, langkahnya semakin melebar karena para perawat mempercepat laju brankar itu.

"Dokter, tolong selamatkan Tuan Muda!" mohon Joshua sambil mengatupkan kedua tangan nya.

Dokter itu mengangguk. "Berdoalah agar Sehun selamat." setelahnya pintu IGD itu tertutup rapat, meninggalkan keheningan yang seakan mencekik Joshua. Ah, ngomong-ngomong ia membawa Sehun ke rumah sakit milik keluarga Alex dan tempat di mana Luhan juga di rawat.

Ia duduk di kursi panjang tepat berada di hadapan pintu neraka itu dengan perasaan campur aduk. Jika yang di hadapinya ini adalah Luhan, ia sudah terbiasa. Tapi ini Sehun?

Ada apa dengan Alex sampai bisa melakukan hal seperti itu? Memangnya apa yang Sehun lakukan hingga membuat Tuan nya marah? Selama 15 tahun ia bekerja di sana, baru kali ini ia melihat kepala keluarga itu melakukan hal sekasar itu, sebenci-benci nya mereka pada Sehun, mereka tidak pernah bermain kasar, tapi ini? Benar-benar tak habis pikir.

Ia terkesiap, saat mata nya tak menemukan Alex di sana. Apa Alex masih dalam perjalanan? Apa ia harus pergi mencari Alex? Apa ia harus menemui Victoria terlebih dahulu?

Persetan dengan penolakan mereka nanti nya, ia harus menemui mereka terlebih dahulu.

***

Kai melempar bungkus kacang itu ke wajah Chanyeol, "Kau bilang tidak suka kacang, tapi kau malah menghabisinya." cibir Kai.

Chanyeol terkekeh dengan mulut yang masih sibuk mengunyah. "Aku yang punya rumah, jadi terserah aku. Jika kau keberatan silahkan pergi dari rumah ini." ucapnya dengan santai tanpa mengalihkan tatapannya dari layar televisi yang menampilkan animasi game.

"Kurang ajar! Setelah game ini selesai aku akan pulang."

"Begitu saja marah." ledek Chanyeol.

Drtt!

Drtt!

Drtt!

Getaran ponsel Chanyeol yang ada di meja membuat pemilik ponsel itu mengalihkan tatapannya.

"Sehun? Tidak biasa nya anak itu menelpon." tanya Chanyeol melirik sebentar ponselnya.

Kai menoleh, lalu ia menekan tombol pause pada stick playstation dan mengambil alih ponsel Chanyeol untuk mengangkat panggilan itu.

"Tidak sopan!" seru Chanyeol lalu menarik tangan Kai untuk mengambil ponselnya, tapi Kai tak menggubris.

"Halo sayang? Ada apa? Tumben sekali menelpon, apa kau merindukanku?" tanya Kai meledek, ia menyentakkan tangan Chanyeol saat pemuda itu hendak menarik ponsel nya.

"Halo?" panggil Kai lagi saat tak ada jawaban dari seberang sana.

"Kembalikan ponselku, brengsek!" Chanyeol merebut kasar ponselnya itu dari genggaman Kai, dan berhasil! Ia langsung meletakkan benda pipih itu ke telinga kirinya.

"Ada apa Hun? Apa barang mu tertinggal?" tanya Chanyeol.

"Maaf Tuan, saya Joshua."

"Huh? Kenapa ponsel Sehun bisa berada di tanganmu? Apa terjadi sesuatu?" tanya Chanyeol agak heran, kenapa ponsel Sehun berada di Joshua? Sehun tidak mungkin memberikan ponselnya pada orang lain, bahkan mereka saja sangat sulit meminjam ponsel Sehun. Anak itu sangat menjaga privasi.

BORDERLINE • OSH ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang