5th

672 73 44
                                    

Sehun memberikan mangkuk bubur yang isi nya sudah tandas kepada Kai. Pemuda tan itu mengambilnya dan meletakkan di nakas samping brankar Sehun. Ia juga mengambil air dan memberikannya kepada Sehun. Setelah acara makan nya selesai, Sehun menyandarkan kepalanya dibantu Kai yang dengan sigap merubah posisi bantal agar Sehun merasa nyaman.

"Nyaman?" tanya Kai dan dibalas anggukan singkat Sehun.

"Bagaimana dengan Luhan?" tanya Sehun sambil menatap sayu Kai.

"Aku tidak tau."

Sehun menghela napas pelan. Ia ingin sekali menemui Luhan untuk memastikan bahwa Luhan baik-baik saja, tapi nyatanya untuk mengangkat salah satu tangannya ia butuh kekuatan ekstra. Sungguh, tubuhnya terasa sangat lemas.

Ia mengedarkan pandangannya, "Kemana anak itu? Kenapa lama sekali?"

"Mungkin sedang menggoda para suster." balas Kai acuh.

Sehun berdecak malas. "Kalau tau selama ini, lebih baik kau yang pergi."

"Kau ini bawel sekali." keluh Kai.

"Aku ingin cepat-cepat keluar dari neraka ini, bodoh!"

"Sabar sedikit, Chanyeol sedang mengurusnya."

Sehun memilih untuk diam sambil memejamkan matanya, sambil menahan kesal pada Chanyeol. Ini sudah hampir 1 jam dan Chanyeol belum terlihat sama sekali batang hidungnya.

Ceklek!

Speak of the devil!

Sehun langsung mendelik tajam melihat pemuda jangkung yang baru saja dibacarakan kini sedang menampilkan cengiran khasnya. "Kemana saja kau?" sinis Sehun.

Chanyeol menggaruk tengkuknya. "A-aku tak sengaja melihat Wendy, dia juga sedang menjenguk temannya, lalu aku mengobrol sebentar dengannya." jawab Chanyeol jujur.

"Berbicara apa? Mengajaknya balikan?"

Chanyeol menggeleng cepat. "Bukan bukan, aku hanya . . . ah tidak penting! Bukankah kita harus segera pulang? Ayo siap-siap!" ucap Chanyeol mengalihkan pembicaraan. Ia hanya sedikit . . . malu.

Sehun dan Kai yang sudah paham gelagat Chanyeol lantas menatap jengah pemuda jangkung itu.

"Ayo Sehun, biar aku bantu." ucap Kai.

*

Setelah memakan waktu hampir setengah jam, kini ketiga pemuda itu sudah sampai di basement apartemen tempat dimana Sehun tinggal jika ia tidak ingin pulang ke rumahnya.

Chanyeol memilih untuk keluar mobil terlebih dahulu, ia membuka pintu mobil belakang dan membantu Sehun untuk berdiri. Sehun keluar dengan perlahan, Kai dan Chanyeol langsung memapah Sehun.

"Aku hanya lemas, bukan lumpuh." ucap Sehun jengah.

Plak!

Kai menampar pelan bibir mungil Sehun, "Mulutmu, astaga!" seru Kai.

"Lagian kalian terlalu berlebihan, aku bisa jalan sendiri." ucap Sehun.

Kai dan Chanyeol langsung melepaskan tangan mereka dari tubuh Sehun secara bersamaan, lalu berjalan lebih dulu meninggalkan basement menunju lobby apartemen.

"Hei! Hei!" Sehun menatap kedua temannya dengan pandangan tidak percaya. Tega sekali mereka. Sehun mencoba melangkahkan kakinya menyusul kedua sahabatnya itu.

Bruk!

Chanyeol dan Kai menahan tawa mendengar Sehun meringis sakit, mereka terus berjalan tanpa menghiraukan Sehun.

BORDERLINE • OSH ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang