8th

676 72 41
                                    

⚠️ WARNING ⚠️
Ada adegan kekerasan.

Silahkan baca Chapter sebelumnya jika kalian lupa.

Selamat membaca!

***

"Bisakah kau diam?" tanya Sehun pada Kai dengan nada kesal, oh jangan lupakan sepasang alis nya yang menukik tajam.

Kai tak mengindahkan ucapan Sehun, ia terus bergumam menyumpah serapahi keluarga Alexander yang menurutnya semakin tak berperasaan itu.

Mereka bahkan sudah hampir sampai ke rumah Chanyeol, tapi Kai masih saja belum selesai menggerutu. Hei! Yang seharusnya marah itu Sehun, 'kan? Tapi kenapa reaksi Sehun berbanding terbalik dengan Kai? Bukankah itu aneh?

"Kai!" tegur Sehun saat Kai tak berhenti juga. Walaupun gerutuan Kai pada keluarga Alexander benar adanya, tapi Sehun tetap tak suka mendengar keluarganya di hina seperti itu.

"Apa!? Kau ingin membelanya!? Untuk apa? Mereka saja selalu bersikap buruk padamu! Orang tua macam apa yang menyiksa anaknya sendiri, cih!"

"Jaga ucapanmu, Stevens!" geram Sehun, kesabarannya sudah habis. "Kau sudah keterlaluan!"

Kai merapatkan bibirnya. Chanyeol yang awalnya sedang sibuk menyetir langsung menoleh ke kanan dan menatap Kai terkejut.

Ia hanya terlalu muak dengan keluarga Alexander sampai tak bisa menjaga ucapannya.

"Aku sudah memperingatimu berkali-kali untuk tidak mencaci keluargaku di hadapanku."

Suara Kai tercekat. Sehun terlihat sangat marah padanya. Ia mengigit bibir bawahnya cukup kencang seakan memberi hukuman pada bibir nya itu karena sedari tadi tak berhenti berbicara menjelekkan keluarga Sehun.

"Aku masih belum dan tidak akan terbiasa melihatmu di perlakukan seperti itu, sejujurnya aku tidak terima." ucap Kai jujur.

Terdengar suara hembusan napas kasar Sehun. "Aku tau keluargaku tidaklah sama dengan keluarga kalian, dan aku juga sangat paham bahwa kalian cukup membenci perlakuan keluargaku, tapi ku mohon tolong mengerti dan cobalah untuk belajar membiasakan diri, karena yang kita tau . . . mereka tidak akan pernah berperilaku baik padaku." ucap Sehun dengan tegas.

Ya, itu memang benar adanya. Tidak ada yang perlu di harapkan dari kedua orang tua Sehun untuk berperilaku baik pada Sehun. Itu tak akan pernah terealisasikan.

Sehun mencoba hidup sesuai realita. Lebih baik belajar menerima dan membiasakan diri daripada harus terus ber-angan tentang itu, bukan?

Chanyeol yang mengerti situasi sedikit memanas memilih untuk melambatkan laju mobilnya, ia memberikan waktu untuk keduanya menyelesaikan masalah, ia tak ingin masalah itu terbawa hingga ke rumahnya dan membuat canggung suasana pesta.

"Jika kalian masih saja tak bisa menerima perlakuan keluargaku, lebih baik kita akhiri saja pertemanan ini."

Decitan suara mobil yang di rem tiba-tiba terdengar sangat nyaring. Kai dan Chanyeol menoleh cepat ke arah Sehun, dengan pandangan marah. "Tidak!" bantah mereka berdua.

"Tidak akan ada yang berakhir." kukuh Chanyeol.

Hampir 8 tahun bersama dan hanya karena masalah ini pertemanan yang sudah mereka jalin dengan susah payah harus berakhir? Oh, tidak semudah itu.

"Baiklah baiklah, aku minta maaf Sehun, jangan marah." ucap Kai mengalah, karena memang dari awal ia yang memicu pertengkaran.

Sehun berdecih malas, selalu saja seperti itu.

Selang beberapa menit tak ada jawaban apapun dari Sehun, Chanyeol meminggirkan mobilnya lalu berhenti. Ia menatap kedua sahabatnya yang masih bersitegang.

BORDERLINE • OSH ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang