Sudah lima tahun kepergian Saaih membuat keluarga Gen Halilintar masih merasa kepedihan dan kesedihan yang sangat mendalam, kini semuanya berubah seiring kepergian Saaih keluarga Gen Hailintar kini hilang dari permukaan infoteiment dan sosial media,semua akun akun Gen Halilintar tidak lagi memposting apapun dalam media sisoalnya, semuanya berbeda kini keluarga Gen Halilintar tidak sebahagia dan sekompak dulu, semuanya diam satu sama lain, bicara seadanya, selalu berargumen,saling menyalahkan bahkan sudah tidak ada canda tawa lagi yang terlihat.
Terlihat Pagi ini Thoriq sedang membereskan pakaiannya ke koper ia berencana ke luar negri hari ini juga, semenjak kepergian Saaih Thoriq dan semua keluarganya sudah tidak pergi ke luar negri,jangankan ke luar negri, ke luar kota pun hanya seperlunya saja,mereka kini hanya pergi daerah sekitar Jakarta saja, yah lagi-lagi karna keadaan, semuanya lebih milih kerja dalam Rumah, Orang Tua mereka pun kini tinggal lagi bersama di Jakarta dan tidak akan memutuskan kembali ke luar Negri bahkan tidak akan pernah, bukan karna mereka tidak mampu untuk bepergian seperti dulu tapi mereka sekarang lebih memilih tertutup dari segi manapun terutama media televisi, walaupun sudah lama kepergian Saaih tapi masih banyak orang yang di luar sana masih ingin mencari-cari informasi tentang Saaih dan keluarga Gen Halilintar.
sajidah yang melihat Thoriq sedang mengemas pun bertanya, "Kamu mau kemana Liq"
"Uzbek" hanya itu jawaban Thoriq yaah seperti inilah keadaan mereka sekarang tanya jawab seperlunya saja.
"Kamu udah gila ya, mau ngapain kamu kesana kenapa mendadak kaya gini?" ucap Sajidah yang tak percaya denga ucapan Thoriq
"Aku ga gila kak, aku mau ke Uzbekisthan, aku kangen sama Saaih, aku mau ke Negara Favoritnya Saaih, aku kangen, aku cuman pengen kesana mencari ketenangan dan kenyamanan di saat keluarga kita kaya gini, kaka taukan itu Negara terindah dan tempat ternyaman bagi Saaih, mungkin dengan aku kesana aku bisa ngerasain apa yang Saaih rasakan disana" ucap Thoriq sambil terduduk di ranjang dan menahan tangis.
Sajidah yang merasa iba melihat adiknya itu langsung memeluk Thoriq dan menangis, niat hati ingin menguatkan Thoriq malah Sajidah yang tidak sanggup melihat keadaan Thoriq yang kacau dan berantakan seperti ini.
"tapi kenapa buru-buru banget Liq, kamu baru siap-siap sekarang dan kamu ga izin dulu sama kaka dan abi umi,? emangnya kamu udah izin sama umi abi ?" tanya Sajidah
"Aku akan izin sekarang" ucap Thoriq berlalu, ketika Thoriq akan turun menemui orang tuanya ia pas-pasan bertemu dengan Fateh yang akan turun juga, Fateh turun mendahului Thoriq tanpa kata
"Mi, Abi Oliq mau pamit Oliq mau izin sama Umi dan Abi, Thoriq mau pergi ke Uzbhek sekarang Mi,Bi" ucap Thoriq tanpa basa basi
Lagi-lagi setiap dia membicarakan Saaih hatinya teriris, semuanya hancur dan orang yang paling disalahkan adalah dirinya sendiri, Saaih pergi karena dirinya, masih teringat jelas perdebatan terakhir dirinya dengan Saaih yang memuat Saaih pergi selama-lamanya.
Semuanya tidak menyalahkan Thoriq atas kepergian Saaih, Thoriq yang menyalahkan dirinya sendiri dan satu orang yaitu Fateh, Fateh orang yang pertama kali menyalahkan Thoriq atas kepergian Saaih ia masih ingat Lima tahun yang lalu Fateh semarah apa dengan Thoriq hingga saat ini mereka tidak saling sapa dan bertanya, Thoriq maklumin itu karna Saaih abang kesayangan Fateh dan sekarang dia kehilangan abangnya.
"Ga boleh, ga ada yang boleh kesana siapapun itu" tapi yang jawab bukan Umi dan Abi melainkan Fateh
"Abang ga nanya kamu dan ga minta izin sama kamu" ucap Thoriq
"Sudah, sudah Umi mohon jangan ada perdebatan ya kali ini. memangnya kamu mau ngapain kesana Liq, bukannya kita sudah memutuskan tidak pergi kemanapun kecuali sekitar Jakarta saja, apa yang kamu cari disana" ucap Umi lemah karna kondisi Ibu Geni yang sedang sakit
KAMU SEDANG MEMBACA
HARAPAN SAAIH HALILINTAR X GEN HALILINTAR
Comédiekehidupan yang menyenangkan, tapi saat sesuatu itu menimpa semua berubah bagi keluarga mereka terutama Saaih