Alizeh : Heh! Gawat!
Tak butuh beberapa waktu lama, beberapa notifikasi dari grup SQUAD GIRL! Akhirnya berbunyi. Alizeh cepat-cepat membuka pesan grup nya.
Iva : Kenapa, Al?
Iva : Lo tadi kenapa kagak masuk sekolah? Tadi waktunya Fisika. Ntar Lo ketinggalan lagi.
Kana : Al, Lo tau nggak, tadi bakso nya Mpok Lili naik harga. Gila! Bisa-bisanya. Padahal kemarin baru 10.000, tapi malah jadi 8.000😱 @Alizeh
Iva : itu namanya turun harga, dodol! Gila Lo!
Kana : biarin dong! Suka-suka gue. Sewot amat Lo!😏
Seperti itulah percakapan tidak jelas dari kedua teman Alizeh. Alizeh hanya bisa mengelus dada melihat ini. Bisa-bisanya ia punya teman seperti mereka.
Alizeh : Udah diem! Jangan ribut.
Alizeh : Sekarang dengerin gue. Pliss, gue butuh pendengar kali ini.
Alizeh : Setelah gue pulang dari rumah sakit, gue dikirim di pesantren njir! Gue kesel banget sama Papa. Gara-gara si Ambar, Papa jadi musuh gue sekarang.
Alizeh : Pliss.. gue nggak mau ke pesantren.
Tak butuh waktu lama, sudah ada jawaban dari teman-temannya. Alizeh cepat-cepat membuka grup WhatsApp nya.
Iva : What? Lo sakit, Al? Sakit apaan? Lo kok nggak bilang ke gue?
Kana : Iya, nih. Kita udah nggak dianggap temen lagi.
Alizeh : Duh.. gue lupa. Sorry-sorry. Gara-gara kemarin sama tadi berantem, gue jadi nggak sempet cerita ke kalian. Duh!
Kana : Iya-iya, nggak papa. Udah, sekarang cerita kenapa Lo mau dikirim ke tempat kumuh itu.
Iva : Betewe Lo mau dikirim ke pesantren, Al? @Alizeh
Alizeh : Ya nggak lah. Mana mau gue dikirim ke sana. Bisa-bisa gue jadi gila.
Alizeh : Udah, kalian cepet dateng kesini. Gue kirim alamatnya. Kamar 467. Gue capek ngetik.
Setelah mengirimkan pesannya, Alizeh meletakkan ponselnya ke nakas. Ia memejamkan matanya sejenak, berfikir bagaimana caranya agar Papanya tidak jadi mengirimnya ke pesantren.
Alizeh membuka matanya, lalu melihat kearah jam dinding yang berbunyi. Jam sudah menunjukkan pukul 11:22. Pasti teman-teman nya belum pulang sekolah. Tapi dia tak menghiraukan hal itu. Teman-teman nya pasti akan datang untuknya. Apapun itu.
Setengah jam berlalu, pintu ruangan Alizeh terketuk. Alizeh bisa menduga bahwa yang berada di balik pintu adalah teman-temannya. "Masuk aja, pintunya gak ditutup." Ucapnya.
Pintu terbuka, menampilkan dua orang gadis dengan membawa paper bag di tangannya masing-masing. Tak lupa senyum yang terbit di bibir Kana. Yup, bisa kalian ketahui bahwa Kana adalah gadis gang ceria, namun juga sangat nakal. Iva tanpa berbicara langsung saja masuk ke dalam.
"Gimana ceritanya Lo bisa dikirim ke pesantren?" tanya Iva penasaran usai duduk di bangku dekat brankar yang ditiduri Alizeh.
"Jadi gini, kemarin gue...."
"Nih buat Lo, makan ya." potong Kana sembari memberikan paper bag kepada Alizeh.
"Njir! Kebiasaan Lo, suka banget selak omongan orang." kesal Iva sembari mencubit perut Kana sehingga menimbulkan suara ringisan dari bibirnya.
"Iya-iya, sorry." ucap Kana.
"Udah, jangan berantem. Jadi gini...."
"Sial! Bisa-bisanya si nenek lampir kayak gitu! Minta dihajar aja tuh orang!" kesal Iva usai mendengarkan semua cerita Alizeh.
"Iya, tuh. Gue juga nggak terima kalo Alizeh bakalan di kirim ke pesantren." ucap Kana. "Si nenek lampir jahat amat. Bikin orang emosi." ucap Kana ikutan emosi.
"Gue juga kesel sama Papa. Papa lebih percaya sama Ambar." ucap Alizeh.
"Kira-kira gimana keadaannya Farel? Kasian banget dia." ucap Iva.
"Sama. Gue juga. Kita harus ngasih tau ke Farel kalo Alizeh mau ke pesantren. Gimanapun juga, Farel tetep temennya Alizeh." ucap Kana.
"Jangan. Ja.. jangan sampek." ucap Iva gelagapan membuat Kana dan Alizeh menyernyit bingung.
"Eh, ngapain sih liatin gue kayak gitu?" ucap Iva merasa di perhatikan. "Maksud gue gini, kalo misalnya si Farel di kasih tau, otomatis kan dia bakalan nemuin Alizeh. Dan itu bakalan nggak baik. Ntar kalo Om Muzzaki tau, Farel sama Alizeh yang bakalan kena. Situasinya akan jadi buruk." ucap Iva menjelaskan.
"Tapi, gue kan..." Alizeh menggantung kalimatnya. "Au'ah!" ia mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Gue udah lama nggak pernah ketemu sama Farel, dan baru beberapa hari yang lalu kita ketemu setelah sekian lama. Dan gue nggak pamitan sama dia?" Tak terasa air matanya mengalir.
"Iya, Al, gue tau kalo Lo pasti sedih banget. Tapi yang dibilang sama Iva juga bener. Itu bakal mempersulit keadaan. Udah ya... Jangan nangis." ucap Kana berusaha menenangkan Alizeh.
"Tapi gue nggak mau ke pesantren." ucap Alizeh, masih menangis.
"Iya, kita tau, Al. Tapi coba aja dulu. Ntar kalo Lo udah beberapa hari kesana, Lo bisa yakinin Papa Lo biar Lo dipulangin." ucap Iva.
"Tapi kan, ntar kalo Papa nggak mau gimana? Papa keliatannya udah marah banget." ucap Alizeh cemas.
"Udah, Lo nggak usah khawatir. Coba aja dulu. Ntar kita sering-sering nelfon Lo kok." ucap Iva.
"Kan Alizeh nggak boleh bawa Hape?" heran Kana.
"Ntar kita telfon ke ruang kantornya. Bilang aja disuruh Om Muzzaki." ucap Iva.
"Makasih ya.. kalian emang temen terbaik aku." ucap Alizeh sembari merentangkan tangannya untuk di peluk.
Mereka pun berpelukan seperti Teletubbies. Anggap saja ini pertemuan terakhir mereka. "Besok jangan lupa dateng kerumah ya." ucap Alizeh tanpa melepas pelukannya.
***
ASSALAMUALAIKUM... AKHIRNYA AKU BISA UPDATE LAGI.
MAAF YA NGGAK SESUAI EKSPEKTASI KALIAN 😔
TAPI AKU BAKALAN BERUSAHA BIKIN CERITA INI LEBIH MENARIK LAGI😀 MAKANYA.. SHARE CERITA DONG BIAR RAME. AJAK TEMEN-TEMEN KALIAN BUAT BACA CERITA INI. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENT NYA⭐.
TUNGGU KELANJUTAN PART SELANJUTNYA YA..^^
Publish: 17-02-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
HIJRAHNYA ALIZEH [ON-GOING]
RomanceSeorang bad girl disekolah, selalu membolos saat pelajaran keagamaan, tidak pernah melaksanakan ibadah, dan tidak menutup auratnya membuat seorang Alizeh Shakeela Fitriani harus dikirim ke pondok pesantren agar menjadi pribadi yang baik. Alizeh suda...