Ambar yang tengah membuat teh untuk suaminya di dapur, mengalihkan pandangannya pada suara sepeda motor yang asing ditelinga nya. Ambar menyingkap curtain dapurnya. Ambar menggelengkan kepalanya melihat dua orang yang tengah berada di depan halaman rumahnya, sembari tertawa. Siapa lagi jika bukan Alizeh dan Farel.
“Siapa laki-laki itu? Dan kenapa dia sama anak haram itu?” ucapnya penuh tanda-tanya.
“Pokoknya mas Muzzaki harus tau tentang hal ini. Aku harus foto.” Ambar cepat-cepat mengeluarkan handphone nya, lalu memotret dua orang beda kelamin yang di depan halaman sembari tertawa ceria.
“Rasain kamu.” gumamnya lalu menaruh kembali handphone nya di sakunya.
Ambar segera membawa cangkir berisi teh hangat itu pada suaminya yang tengah duduk di sofa ruang tamu. “Diminum, mas.” ucap Ambar sembari tersenyum. Lalu mendudukkan pantatnya di dekat suaminya.
‘Aku kasih tau sekarang atau nggak ya...? Tapi, kalo aku kasih tau sekarang, ntar bom nya cuma meledak pelan lagi. Iya, pokoknya aku harus simpen foto ini dulu sampe aku nyari kesalahan anak itu selanjutnya.’ batin Ambar.
“Teh buatan kamu emang selalu enak, ya?” puji Muzzaki.
“Iya dong... Siapa dulu yang buat?” goda Ambar merespon.
“Alzana gitu lho.” canda Muzzaki.
“Ih mas, Alzana masih kecil. Mana bisa buat teh.” Ambar mencubit lengan suaminya gemas.
Suara bel berbunyi, pintu terbuka memperlihatkan seorang gadis dengan celana jeans nya dan kaos berwarna hitam pendek. Dia Alizeh.
Ambar dan Muzzaki mengalihkan pandangannya pada Alizeh. “Ck.. Ck.. Ck.. lihat anak kamu tuh mas. Berangkat pagi, pulang sore. Itupun perginya nggak jelas. Pake baju begituan lagi. Udah kayak pelac...”
“Eh! Situ ngaca dong? Dulu situ juga pelac..”
PLAKK!
Belum saja Alizeh melanjutkan makiannya, tetapi pipinya sudah dihadiahkan oleh sebuah tamparan keras hingga membuat sudut bibirnya berdarah.
“Papa..?” Gumam Alizeh sembari mengusap bekas tamparan dipipinya.
“Kamu makin gede makin berani ya sama orang tua?! Apa gitu cara kamu ngomong sama Ibu kamu?” ucap Muzzaki emosi.
“Dia bukan ibu aku! Aku nggak punya Ibuk kayak dia!” bantah Alizeh. “Liat, sekarang Lo yang menang. Papa jadi belain Lo!” ucap Alizeh pada Ambar.
“Jaga bicara kamu, Alizeh!” ucap Muzzaki dengan nada tinggi.
“Papa ini sebenarnya papa aku bukan sih? Kenapa belainnya cuma sama dia? Perasaan yang salah dirumah ini cuma aku. Kenapa?!” emosi Alizeh kini sudah memuncak.
“Padahal tadi dia udah jelas-jelas mau ngatain gue pelacur! Anjing!” umpat Alizeh lalu segera pergi ke kamarnya.
Dalam hati, Ambar tersenyum puas melihat adegan ini. Menurutnya hal ini sudah sangat menguntungkan.
Alizeh langsung saja menutup pintu kamarnya dengan keras. Membanting semua yang berada di meja riasnya. Dari bedak, parfum, handbody, faundachion, maskara, lipstik, lipblam, dan lainnya.
Kali ini dia tak peduli dengan siapapun. Ia berteriak sekencang-kencangnya, meluapkan emosi yang kian memuncak.
“Selalu aja begini! Ambar! Arsyila! Gue benci mereka! Papa, dia nggak pernah dengerin gue! Gue benci Papa!!!” teriaknya sembari melempari bantal-bantal nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/300367718-288-k777180.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HIJRAHNYA ALIZEH [ON-GOING]
RomanceSeorang bad girl disekolah, selalu membolos saat pelajaran keagamaan, tidak pernah melaksanakan ibadah, dan tidak menutup auratnya membuat seorang Alizeh Shakeela Fitriani harus dikirim ke pondok pesantren agar menjadi pribadi yang baik. Alizeh suda...