“Apa dikamar ini cuma ada kita berempat?” tanya Alizeh pada ketiga tenan barunya.
Kia menggelengkan kepalanya. “Nggak, nanti ada enam anak lagi. Mungkin sekarang mereka lagi membersihkan bagian-bagian pesantren lainnya. Kami dapat piket membersihkan kamar, ya jadi gini deh. Mungkin bentar lagi mereka udah kembali.” jelas Kia.
“Ya ginilah kehidupan pesantren. Nanti kamu juga akan terbiasa. Nanti kita akan cuci pakaian kita sendiri, gak akan laundry disini.” ucap Lyra.
Alizeh menghembuskan nafas berat mendengar hal itu. Mungkin ini akan menjadi hal yang berat baginya.
“Udah, kamu jangan khawatir, Al. Ada kami kok yang akan bantu kamu, disini kita semua saling bantu. Oh iya, nanti aku kenalin ke temen-temen lainnya ya.” ucap Fara.
Tok.. tok.. tok..
“Eh mungkin itu mereka.” ucap Kia.
“Buka sana pintunya, aku masih capek.” titah Lyra pada Fara, dan diangguki oleh Fara.
Fara membuka pintu, menampakan enam gadis dengan balutan gamis. Wajahnya tampak lelah, ada juga yang berbinar.
“Duh.. capek banget!” keluh salah satu santriwati.
“Jangan gitu, toh kita juga dapet untung. Bisa liat Gus Ezar.” sahut salah satu santri sembari tersenyum.
“Centil banget kamu, Mila.” cibir Lyra disertai kekehannya.
“Biar. Salah siapa punya wajah ganteng, akhlak bagus, kan jadi tersepona diriku.” ucap Mila tak ingin kalah.
“Serah deh..” Lyra hanya geleng-geleng kepala.
“Eh, ini siapa?” tanya Rina---salah satu santriwati.
“Kenalin, nama aku Alizeh Shakeela Fitriani, dipanggilnya Alizeh. Aku anak baru disini, aku dari Jakarta.” ucap Alizeh memperkenalkan dirinya pada teman-teman barunya.
“Wih, bagus namanya. Kenalin, aku Rara, aku dari Bogor.” ucap salah satu santri bernama Rara.
“Aku Mila.”
“Aku Rina.”
“Kalo aku Adel, penggemar EXO sama NCT. Tau grup itu kan? Itu lho... Grupband yang lagi tenar.” ucap Adel antusias. Yup, dia adalah pecinta K-Pop.
“Kamu kayak bestie aku deh, suka K-Pop.” ucap Alizeh sembari tertawa.
“Iya lah..” sahut Adel.
“Kalo kalian berdua siapa namanya?” tanya Alizeh pada dua gadis yang sedari tadi hanya diam.
“Aku Karina, kalo ini Kirana. Kita saudara kembar, tapi nggak seiras. Betewe selamat datang ya disini, semoga betah.” ucap Karina bersahabat.
“Makasih, ya..” ucap Alizeh. Ia berharap ia akan akrab dengan anak-anak pesantren.
Allahuakbar Allahuakbar!
Allahuakbar Allahuakbar..
Asyhadu Anna Muhammadar Rosulullah....
“Eh, udah azan dhuhur aja. Yuk wudhu dulu, ntar baru ke masjid.” Ucap Kirana.
Mereka pun segera berwudhu di kamar mandi yang berada di kamar mereka. Oh iya, di kamar mereka ada juga salah satu kamar mandi juga.
***
“Al, bangun Al! Bangun!”
Alizeh berdecak kesal dalam hati, ini masih malam, tapi teman-teman barunya malah membangunkannya.
“Ngh... Apa sih? Ini masih malam. Udah-udah, jangan ganggu gue tidur!” ketus Alizeh.
Lyra geleng-geleng kepala mendengar ucapan ketus dari saba (santri baru) ini. “Ternyata nih anak badgirl juga. Pantes dikirim disini.” ucap Lyra.
“Alizeh, ini udah pagi, udah mau adzan subuh. Yuk bangun, nanti kamu dimarahin sama pengurus kamar.” ucap Kia halus.
“Iya-iya, ini gue bangun!” Sarkas Alizeh seraya bangkit dari tidurnya.
“Yaudah ayok wudhu.” ajak Rina dan diikuti oleh teman-temannya.
Usai melaksanakan wudhu, mereka berdelapan pun menuju ke masjid, karena Fara dan Karina sedang uzur. Alizeh tak ada hentinya menguap di sepanjang perjalanan.
“Eh! Kalian liat jarum pentul aku, gak? Ini mukenah aku gak rapat, takutnya auratnya keliatan.” ujar Adel panik seraya memegangi mukenahnya bagian leher.
“Enggak, aku gak liat. Coba minta sama Lyra. Biasanya dia nyimpen banyak.” ujar Rina.
“Aku gak bawa. Tadi lupa.” ucap Lyra.
“Duh... Gimana nih?” Adel terlihat semakin panik.
“Gini aja, biar Lyra, Adel, sama Alizeh ambil jarum pentilnya di kamar. Biar aku, dan yang lainnya ke masjid.” ujar Rara.
“Yaudah ayok!”
******
Mereka bertiga pun pergi ke kamar. Alizeh hanya ikut saja, sembari menunggu Lyra dan Adel mencari jarum pentul. Dia hanya duduk di ranjangnya.
“Al! Bangun! Kok malah tidur sih?” ucap Adel ketika melihat Alizeh ketiduran di ranjangnya.
“Ayok, Al, bentar lagi adzan.” ucap Lyra sembari menggoyang-goyangkan badan Alizeh.
“Ngh... Iya-iya.” ucapnya diiringi dengan uapan.
“Kamu cepetan wudhu sana, wudhu kamu udah batal.” titah Adel.
*****
“Ayo, Al! Cepet!” teriak Lyra sembari berlari kecil.
“Iya-iya...” Alizeh berjalan sangat lambat---karena kantuknya tak kunjung hilang.
Saat Alizeh berjalan lagi, tak sengaja tubuhnya menabrak sesuatu---mungkinkah seseorang?
BUGH!
“Anjir! Siapa sih? Lo punya mata gak sih? Jalan tuh pake mata, bukan pake dengkul.” omel Alizeh masih mengucek-ngucek matanya---lebih tepatnya tak melihat orang di depannya.
“Astagfirullah...”
Alizeh langsung saja membuka matanya ketika mendengar suara yang familiar di telinganya. Suara berat itu...? Ia seperti pernah dengar. Alizeh dibuat terkejut dengan pria yang ada di hadapannya. Lebih tepatnya dengan jarak 1 meter.
“Eh? Lo bukannya cowok yang waktu itu? Yang ada di halte kan? Ngapain disini?” tanya Alizeh menggebu.
Sementara itu, Lyra dan Adel menepuk jidat mereka masing-masing melihat Alizeh dan Gus mereka dari kejauhan.
“Duh... Tuh anak ngapain? Udah gitu pake bentak-bentak Gus Ezar lagi.” Lyra berdecak.
“Kita samperin gak nih?” tanya Adel.
“Eh-eh! Bentar. Kita liat dulu. Kayaknya seru juga liat tuh anak di takzir.” Ucap Lyra dengan senyum jahilnya.
Sementara itu...
“Ikut saya ke kantor.” ucap Ezar---dingin. Lagi-lagi dengan pandangan ke arah bawah, membuat Alizeh tak suka.
“Ih, ngapain? Ogah!” jawab Alizeh---ketus “Udah Lo jangan ganggu gue. Pergi Lo!” ketus Alizeh, lagi.
“Cepat kamu ikut saya, kamu akan kena takzir.” Ucap Ezar.
“Takzir? Apa gue bisa telfon sama bestie gue?” tanya Alizeh--- polos, tanpa tau apa arti dari kata takzir.
“Nanti datang pukul sembilan.” ucap Ezar. “Di kantor.” lanjutnya sebelum pergi meninggalkan Alizeh.
‘Tuh orang gaje banget! Bodo ah, penting gue bisa telfon bestod!’ Batin Alizeh.
******
NIH BONUS PART NYA ^^
Publish:: 01-04-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
HIJRAHNYA ALIZEH [ON-GOING]
RomanceSeorang bad girl disekolah, selalu membolos saat pelajaran keagamaan, tidak pernah melaksanakan ibadah, dan tidak menutup auratnya membuat seorang Alizeh Shakeela Fitriani harus dikirim ke pondok pesantren agar menjadi pribadi yang baik. Alizeh suda...