selamat membaca!!!
***
Menjadi seorang istri itu adalah anugerah. Bagi Zahra sendiri menjadi istri adalah salah satu jalan menuju Surga Allah SWT, jalan untuk bersyukur, jalan untuk menjaga diri, dan tanggung jawab mulia. Zahra juga berharap semoga istrı-istri diluar sana juga memaknai kata istri sebagaimana ia memaknai kata istri itu sendiri.
Syukur ittu tak akan pernah ada hentinya. Bagi beberapa orang mungkin akan ada kalanya keluhan itu lebih banyak kadarnya daripada bentuk syukur. Begitupun Zahra, ia sekarang adalah bentuk atas keluhan dirinya yang dulu. Sekarang Zahra hanya ingin siapapun diluar sana terutama orang-orang yang membaca ceritanya ini adalah orang-orang yang bersyukur dan tidak mengkufuri nikmat yang maha kuasa
***
Zahra mengecek handphonenya dan melihat banyak ucapan selamat yang diberikan keluarganya serta teman-temannya. Begitupun dengan Rani, Gisel, Dinda, da Adzkiah. Adzkia mengiriminya pesan yang sangat membuuatnya tersentuh. Sedangkan yang lainnya mengiriminya surat yang Zahra fiir itu sangat romantis dan menggelikan.Bisa*bisanya mereka membayangkan hal yang Zahra sendiri takut untuk melakukannya. Bukannya apa, tapi kata orang-orang mlam pertama itu sakit. sebenarnya Zahra ingin lari saja saat ini. Menghilang dari jangkauan ustadz Adnan.
Tapi Zahra fikir ia tak akan bisa melakukan hal tersebut. Memang di ndhalem hanya tersisa ia dan ustadz Adnan saja karena memang keluarga yang lainnya memilih untuk menginap di tempat yang lain. Entahlah Zahra juga tidak tahu dimana tempat itu. Tapii.. diluar sana masih banyak orang-orang dan mungkin saja mereka bisa mengadukan pada umi dan bundanya kalau ia tiba-tiba keluar dari ndhalem begitu saja.
Zahra mendengar pintu kamar mandi dan langsung melihat ke arah pintu tersebut.
"aaah!! ustadz Adnan ngapain ga pake bajuuu!!!" teriak Zahra. Sebenarnya Zahra kaget melihat perut absnya Adnan, tapi tetap saja, ia cukup shock. Adnan hanya memakai handuk sebatas pinggang. Adnan hanya tersenyum. Mengapa ia mempunyai istri yang sepolos ini.
"memangnya kenapa? kita sudah halal Zahra" ucap Adnan lembut, menghampiri Zahra dan mengambil baju kaos yang terletak disamping istrinya itu duduk lalu memakainya.
"yaa, tapi kan tetep aja" ucap Zahra sedikit kikuk. Sedangkan Adnan menyelesaikan pakaiannya.
"ya sudah, kamu mandi dulu gih" ucap Adnan. Lalu Zahra langsung lari ke kamar mandi.
usai mandi Zahra mengingat sesuatu. ia melupakan handuknya.
"lah masa minta tolong sama ust Adnan?" fikirnya. Tapi bagaimana lagi?
"ustadz Adnan" panggilnya pelan
"iya?"
"Zahra boleh minta tolong handuk Zahra dalam lemari ga? tadi Zahra lupa bawa" Adnan tertawa. minta tolong saja istrinya itu segan padanya
Adnan berjalan ke arah lemari dan mengambil salah satu handuk disana. Zahra ternyata sudah membereskan pakaiannya dengan rapi ke dalam lemari.
Adnan mengetok pintu kamar mandi.
"ini handuknya"
"owh yaudah taruh depan aja ustadz, nanti Zahra ambil, terimakasih"
Adnan menuruti perintah istrinya itu dan membentangkan 2 sajadah disamping kasurnya dan menunggu Zahra.
Zahra keluar dari kamar mandi dengan baju tidur yg sama saat ia pakai tadi.
"udah wudhu?" tanya Adnan
"udah, ustadz kenapa bentangin sajadah?"
"kita sholat dulu ya" ucap Adnan
"sholat? Zahra udah selesai sholat isya ustad, ustadz bukannya udah?" tanya Zahra polos. Adnan gemas dengan istrinya ini
"kita sholat 2 raka'at ya, abis itu kita lanjutin ibadah kita"
'deg' Zahra membeku
"i-iya ustadz" Zahra hanya manut saja. Ia sebenarnya sangat takut. bagaimana iniii???!!!
"kamu tau niat sholatnya?"
"Zahra tau ustadz" jawab Zahra pasrah. Adnan tahu Zahra sedikit takut.
Adnan memulai sholat dengan khusyuk. begitupun Zahra. walaupun sedikit takut tapi Zahra tetap mengikuti Adnan. Ini adalah kewajibannya sebagai istri dan haknya Adnan. Jadi Zahra harus berusaha untuk siap
Salam pun usai diucapkan Adnan. Adnan menghadap ke arah belakang. Memandangi kecantikan yang kini sudah halal baginya. Siapapun akan terkesima dengan kecantikan Zahra. Sebenarnya Adnan tak ingin wajah cantik istrinya ini dipandangi orang lain.
"boleh aku melihat mahkota mu?" tanya Adnan yang diangguki Zahra. Adnan membuka mukena yang dikenakan Zahra. lalu disana terlihatlah surai indah yang dimiliki seorang Zahra yang membuat seorang Adnan terpaku. Tak hentinya Adnan mengucap kalimat tasbih.
Rambut Zahra bergelombang dan berwarna coklat yang panjangnya diatas pinggang itu membingkai indah wajah Zahra. Walaupun Adnan dulu sudah pernah melihat rambutnya, tapi peristiwa tersebut benar-benar Adnan lupakan saat melihat Zahra yang hijrah ke jalan Allah. Ini benar-benar Zahra yang baru bagi Adnan. Kecantikan Zahra saat ini bertambah berkali-kali lipat di mata Adnan
"Ustadz kenapa diam? Zahra jelek ya?"
"Bahkan setiap inci wajah kamu saya mengaguminya Zahra" ucap Adnan lirih. Seakan mendukung mereka, hujan pun turun dengan deras. Namun Zahra merasakan suasananya semakin panas
Adnan mendekatkan dirinya ke arah Zahra. Dan meletakkan tangannya diatas kepala Zahra
"Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih" Zahra mengamini setiap doa yang dibaca suaminya itu
Setelahnya Adnan menangkup wajah Zahra. ia mencium kening istrinya itu lama. lalu beralih kearah bibir ranum Zahra. Zahra menikmatinya begitupun Adnan.
Adnan mengangkat tubuh Zahra ke kasur. membaca sebuah doa yang diikuti Zahra.
"Allahumma jannibnaasy syaythoona, wajannibisy syaythoona maa rozaqtanaa"
Malam dan hujan saat itu menjadi saksi bisu ibadah mereka....
bersambung.....
***
see you!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl in Pesantren
Teen Fictionintinya ceritanya beda! so silahkan dibaca بسم الله الرحمن الرحيم اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ. " Wanita-wanita yang tidak baik untuk lak...