Mama?

2.9K 127 0
                                    

Hari ini Zahra dibolehkan pulang oleh dokter. Inikah yang namanya kebebasan yang haqiqi? Setelah sebegitu lamanya ia dikurung di tempat angker itu? Menyedihkan!

Mbak yang jadi ART di rumah Zahra membantu mengemaskan barang Zahra dan Harry sekarang sedang mengurus administrasi

Zahra ingin pulang ke rumahnya dulu. Ia sudah izin pada Fatimah. Enthlah, ia rasanya bdannya memang belum sepenuhnya fit. Ia hanya tak ingin membuat repot orang-orang di pesantren.

"Alen" Ucap seorang wanita yang berdiri di ambang pintu dengn uraian air mata

"Mamah?" Lirih Zahra. Ya dia mama Zahra. Audy Arsellia. Wanita yang masih tetap cantik diusianya yang sedang berkepala empat. Satu yang Zahra liat sekarang liat. Mamahnya sudah sedikit lebih menutup auratnya setelah beberapa tahun tak bertemu dengannya

Audy memeluk anaknya satu-satunya. Sampai kapanpum Audy sangat menyayangi Zahra sebagai anaknya. Ia tak ingin anaknya membencinya. Hanya itu. Ia tak berharap Alennya mencintainya seperti selayaknya anak mencintai ibunya.

Ia bukan jalang atau pelacur yang dikira Alen selama ini. Ia yang menyuruh Harry tidak menceritakan keadaan yang sebenarnya pada Alen. Ia tak ingin meninggalkan Alen dengan kenangan yang menyedihkan jika ia memang benar-benar tiada nantinya

Bahkan sampai sekarang ia sama sekali belum bercerai dengan Harry. Cinta mereka masih utuh.

Itu sebabnya selama ini Harry tidak pernah menceritakan hal yang tidak-tidak pada Zahra

Audy mengidap penyakit kanker hati. Untungnya kankernya berasal dari Hepatitis B yang masih bisa disembuhkan dengan vaksin Hepatitis B. Sejauh ini kondisinya baik. Ia tidak tau kedepannya akan seperti apa

Selama beberapa tahun ini ia menjalani pengobatan di Singapore. Ini semua demi Zahra dan Harry. Itu sebabnya sekali sebulan Harry izin ke Singapore untuk bekerja pada Zahra yang sebenarnya untuk melihat istrinya

"Mamah kemana aja?" Ucap Zahra dengan air matanya

"Kamu nggak marah sama mamah" tanya Audy

"Nggak, Zahra nggak marah sama mamah" jawab Zahra

"Zahra?"

"Iya panggil Alen 'Zahra ya mah"ucap Alen lembut yang dibalas senyum tulus oleh Audy

"Zahra nggak boleh egois untuk membenci mamah. Mamah adalah mamah terhebat buat Zahra. Apapun alasannya mamah adalah mamah terbaik buat Zahra" ucap Zahra

"Terima kasih, terima kasih karena tidak membenci mamah nak" ucap Audy sambil mengelus kepala Zahra

"Kok melow gini sih,, Iyaa mah. Mamah tau nggak kalau Zahra masuk pesantren?" Tanya Zahra dengan semangat mengalihkan suasana canggung

"Tau dong,, mama seneng apalagi kalau kamu makai hijab"

"Lah kok mama tau?"

"Iya dong,, kamu tau saat papa kamu izin ke luar negeri, papa kamu itu bukan kerja sayang.  tapi papa kamu ngeliat mama di rumah sakit"

"Rumah sakit?"

"Iya, mamah sakit nak. Makanya beebrapa tahun ini mama menghilang"

"Kok papa nggak cerita sama Zahra?"

"Mama yang nyuruh. Mama juga belum cerai sama papa kamu"

"Apa lagi nih yang Zahra nggak tau?" Ucap Zahra sambil berdiri dengan tangan di pinggangnya membuat Audy terkekeh

tau lah kalian, au ah author bingung nulisnya-author

Ah lu thor lagi asik baca juga-readers

Sorry elah kalian mah-author

"Yaudah deh nggak penting. Intinya mamah udah sehat kan?"

"Sampai sekarang tubuh mama masih normal sayang"

"Alhmdulillah. Mamah nggak boleh sembunyi-sembunyi lagi dari Zahra. Maaf Zahra belum makai hijab. Zahra sayang mama" ucap Zahra sambil memeluk Audy dari samping

"Nggak papa. Mama sayang Zahra" ucap Audy sambil membalas pelukan anaknya

***
haduuh apaan sih yang gue ketik!

Sorry gaes authornya ngelantur!

See u part berikutnya

Bad Girl in PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang