Hollaa gaesss,
Selamat membaca dan menikmati alurny penikmat wattpad kuu, haduh authornya lebai mon maap 😅
Jangan lupa tinggalin jejak yaa
***
Mungkin mencari kedamaian adalah tujuan Zahra sekarang. Ia sadar telah melewatkan banyak hal dalam hidupnya saat ini. Ia lupa menggapai satu hal. Kedamaian. Lucu memang, mengingat betapa banyaknya musuhnya sebelum masuk ke pesantren ini. Jangan lupakan, diawal masuk pesantren ia suka marah-marah tak jelas, nyari musuh sana sini, ngajak orang main fisik, dan lain sebagainya.
Jarum jam saat ini menunjukkan pukul 09.05. Harusnya pelajaran Adnan sudah berakhir 5 menit lalu, dan sekarang harusnya semua santri yang tidak berhalangan sudah berada di mesjid untuk melaksanakan sholat dhuha (fyi sholat dhuha di pesantren di pesantrenku berjama'ah gaes, dan jamnya dipasin ke jam 09.00 karena menyesuaikan aktivitas lain dan menimbang hal-hal lainnya). Hanya kelas Zahra saat ini yang masih berada didalam kelas
Adnan berdiri dari tempat duduknya "alhamdulillah pelajaran hari ini selesai. Ustadz harapkan ilmu yang antunna (arab:kalian perempuan) dapatkan bermanfaat dan barokah. Mohon maaf atas korupsi waktunya. Assalaamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh" ucap Adnan mengakhiri pembelajaran
"Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh" kompak santri didalam kelas tersebut. Banyak yang berlarian keluar kelas untuk mengambil wudhu lalu langsung ke mushalla
Hanya Zahra dan Rani yang tersisa di dalam kelas karena lagi haidh serta Adnan yang saat ini tengah membereskan buku-buku diatas meja guru.
Suasananya sama-sama diam. Zahra dan Rani yang akan melaksanakan ulangan dengan giatnya mengulang pelajaran. Nyatanya ada satu ustadzah yang gemar sekali memberikan ujian mendadak. Namanya ustadzah Nurul kalau kalian ingin tau.
"Zahra Rani saya keluar dulu, assalaamu'alaikum" pamit Adnan mengalihkan perhatian Zahra dan Rani dari kitab arba'inan nawawi itu. Cukup nervous memang saat Adnan masih disini
"Wa'alaikumussalam" jawab mereka
Rani menghembuskan nafas "Huffttt, lega aku raa,, ustadz Adnan akhirnya keluar"
"Ada-ada aja kamu" kekeh Zahra
"Cieee, yanh dilirikin ustadz Adnan gimana ni jantungnya" goda Rani. Benar. Adnan sempat melirik Zahra ketika di ambang pintu. Zahra tidak tau bagaimana kondisi wajahnya saat ini. Bisa-bisanya dia menatap Adnan sampai lirikan Adnan membuatnya salah tingkah sendiri.
"Apasi Rann"
"ehemm,, siap-siap ni"
"Siap-siap ngapain?"
"Dilamar lah" goda Rani lagi sambil tertawa keras. suara teman-temannya terkadang memang bisa mengalahkan toa mesjid.
***
Dua puluh menit berlalu. Sebagian santri sudah berada didalam kelas. Ada yang langsung memulai belajar, makan, dan ada yang sedang berumpi ria.
"Zahra, aku mau ngomong sama kamu" ucap Azkiah (kalau lupa coba buka part 'sholat') tiba-tiba mendatangi Zahra.
"Ada apa?" Tanya Zahra bingung. Tumben sekali Azkiah menemuinya
"Kamu udah ga perawan ya?" Tanya Azkiah tiba-tiba membuat Zahra dan seisi kelas menjadi kaget. Sudah ada yang mulai berbisik tentang Zahra
"Maksud kamu apa?" Tanya Zahra dengan sabar.
Baru beberapa hari yang lalu Zahra menceritakan masalah hidupnya pada Rani, Dinda, dan Gisel. Tentu Gisel yang emosinya suka naik turun sekarang darahnya sudah mendidih ke ubun-ubun ingin menjambak rambut Azkiah. Untungnya Rani melarangnya. Mereka tau, Zahra ingin menghadapi ini sendiri dulu
"Aku denger kamu dimasukin kesini gara-gara narkoba kan? Terus kamu suka balapan, mabuk-mabukan. Gak menutup kemungkinan dong kamu udah jual diri kamu" Zahra meneteskan air matanya. Bukan karena tuduhan dari Azkiah, tapi karena mengingat masa lalunya dulu. Istighfar dilangitkannya.
Zahra menghapus air matanya kemudian tersenyum. Membuat beberapa santri terheran. Tapi tidak dengan sahabatnya. Mereka tau Zahra sangat bisa mengatasi masalah seperti ini
"Poin kedua mungkin kamu benar. Dulu aku suka balapan, aku pernah minum alkohol, suka ngerokok. Tapi di poin pertama kamu salah besar. Kamu dapat info darimana? Sekalipun aku begitu, demi Allah aku ga pernah memakai narkoba. Terus kamu bilang aku ga perawan? Sebenernya ga ada gunanya aku nyebutin ini. Tapi sekarang berbeda. Udah ada yang salah dari faktanya dan perlu diluruskan segera. seumur hidup aku sebelum masuk pesantren aku cuma punya 1 teman. Terserah mau percaya apa engga. Faktanya, teman aku selalu mgejaga aku, tau batasan sebagai laki-laki walaupun dia kristen. Aku ga semurahan itu menyerahkan mahkota aku ke laki-laki yang bukan suami aku.
Benar memang aku masuk kesini karena dipaksa. Aku sama sekali ga bisa baca mushaf, parahnya aku ga bisa sholat. Kalian pasti tau masalah aku disini awalnya seperti apa. Tapi tujuan aku udah berbeda. Aku tau selama ini jalan yg aku ambil salah. Aku berusaha keras belajar agama kembali disini. Menemuka. jati diri aku yang sebenarnya" Zahra menghela nafas berat. Akhirnya semua teman sekelasnya tau kisahnya.
"Sekarang yang aku harapin cuman satu. Tolong hargai bagaimana aku berproses. Bukan cman aku, yang lainnya juga" Azkiah diam. Teman kelasnya yg lain pun terdiam mendengar jalan hidup Zahra. Dinda Rani dan Gisel yang entah sejak kapan mulai baperan pun meneteskan air mata. Beberapa temannya yang lain pun begitu. Mereka tau, tak mudah bagi seorang Zahra untuk berproses
Azkiah berlari keluar kelas. Ia terlalu malu saat ini. Dirinya sendiri pun heran kenapa bisa seperti ini.
Tanpa semua orang sadari, ada satu orang yang dari awal mendengarkan percakapan mereka
***
Updatenya udah lama, tengah malam juga lagi, wkwk (mon maap ga lucu)
Typo bertebaran gaes
Gimana nih, siapa yang ngintip hayoo? tinggalin comment yaa
Udah vote belum ni? Jangan lupa follow ig author juga @a_m.nda
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl in Pesantren
Teen Fictionintinya ceritanya beda! so silahkan dibaca بسم الله الرحمن الرحيم اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ. " Wanita-wanita yang tidak baik untuk lak...