Hukuman

2.2K 149 13
                                        

Holla gaess!!
Maaf banget karena updatenya lama banget. Selamat membacaa!!

Aku bakal update saat votenya udah 100 dan commnetnya 50 yaaa! Jadi ayo di up terus vomment biar aku semangat ngelanjutin ceritanya

Jangan lupa follow akun wattpad aku yaaa, nantinya akan ada part yg aku privat.

Jangan lupa juga follow akun ig author @nadila_aputri

***

Terik matahari dan perut yg lapar menemani Zahra saat ini. Inilah hukuman yg diberikan oleh Adnan padanya.

"Ga ada kasian-kasiannya apa liat orang belum sarapan udah disuruh jemuran aja!" Guman Zahra yg masih meracau tak jelas

Bagaimana bisa ia kabur jika sedari tadi Adnan mengawasinya dari jauh?

Setengah jam sudah hukumannya. Bibir Zahra terlihat sangat pucat sekarang. Adnan yg dari tadi mengawasi hukumannya pun memghampirinya.

"Sudah Zahra, kamu boleh istirahat" ucap Adnan lalu melenggang pergi dari hadapan Zahra

Zahra hanya membalas dengan deheman dan berjalan bak orang mati ke asramanya. Gisel, Dinda, dan Rani yang sedari tadi menunggu dan khawatir karena Zahra belum sarapan pun segera menghampiri Zahra yg hampir saja oleng. Sungguh kepalanya sangatlah pusing sekarang

"Zahra!!" Ucap mereka bersamaan lalu membantu Zahra masuk ke kamar. Gisell yang sekarang piket di kantin pesantren pun pergi mengambilkan Zahra makan. Dinda pergi ke ruang kesehatan pesantren untuk meminta obat, dan Rani sedang menemani Zahra.

"Ra, kamu masih pusing ya? Tidur dulu aja gih, nanti kalau makanan sama obatnya udah datang aku bakal bangunin kamu" jelas Rani yg melihat Zahra menatap lurus ke lampu kamar. Entahlah, apa yg ada difikirannya

"Hmm" ucap Zahra lalu masuk ke alam mimpinya. Rani meletakkan tangannya di dahi Zahra. Panas. Zahra mencari alat yg bisa untuk dijadikan kompresan Zahra. Adan ciput jilbab kaos yg cukup nyaman dijadikan kompresan menurut Rani. Setelah memeras ciput jilbab dari air hangat Zahra meletakkan di atas dahi Zahra

"Assalaamu'alaikum, Ran" panggil Gisell.

"Wa'alaikumussalaam" jawab Rani

"Zahra demam" tanya Gisell

"Iya, badannya panas banget" balas Rani

"Dinda mana? Dia bawa paracetamol kan?" Tanya Gisell lagi

"Belum datang dianya, eh noh orangnya" ucap Rani sambil menunjuk Dinda dengan dagunya

"Huft, huft, gimana Zahra?" Tanya Dinda sambil mengatur nafasnya

"Demam" balas Rani

"Tadi ruang kesehatannya tutup. Terus ketemu umi Fatimah. Umi bilang bentar lagi kesini bawain obat" jelas Dinda

"Owh yaudah" balas Gisell

"Assalaamu'alaikum" ucap umi Fatimah memasuki asrama Zahra

"Wa'alaikumussalam umi" jawab mereka kompak

"Astaghfirullah, Zahra kok bisa gini?" Tanya umi Fatimah pada Gisell, Rani, dan Dinda

"Iya umi, tadi pagi tu Zahra lupa sarapan, trus kena hukum sama ustadz Adnan pas matahari lagi terikny, jadinya gini umi" balas Gisell

"Ya Allah, Adnan masih aja ga perhatiin santriny kalau lagi sakit" balas umi Fatimah

"Tapi mi, sebenarnya hukuman Zahra masih ada 30 menit lagi, cman ustadz Adnan suruh Zahra istirahat" balas Rani

Bad Girl in PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang