Move

1.2K 94 1
                                    

Hollaa gaesss,

Selamat membaca dan menikmati alurny penikmat wattpad kuu, haduh authornya lebai mon maap 😅

Jangan lupa tinggalin jejak yaa

***

Sekarang Zahra tau, banyak hal yang harus disyukurinya di dunia ini. Allah begitu baik padanya, bagaimana mungkin ia mengkhianati Allah? Zahra ingin berubah. Seburuk apapun hidupnya dulu harusnya ia tak melakukan perbuatan buruk seperti dulu. Sekarang ia benar-benar merasa hina dihadapan Allah. Zahra sungguh malu.

Perubahannya selama ini adalah buktinya. Zahra yakin, Zahra bisa. Ia telah belajar banyak hal disini. Ia belajar tentang islam, seluruhnya tentang iman, dan belajar tentang Adnan. Benar, semakin kesini, hatinya semakin Allah jatuhkan pada sosok tersebut. Bagaimana hatinya terus terpaku pada Adnan, seakan bukan dirinya lagi yang mengontrol. Zahra ingin Adnan yang menjadi imamnya. Sosok yang dikagumi seisi pesantren itu yang diharapkannya. Akankah Zahra ada kesempatan? Apakah Allah membolehkannya?

Zahra sekarang telah berubah 180° dari yang dulu. Tak sedikit orang yang iri padanya. Tentu saja karena banyak alasan. Nyatanya itu Zahra memang sudah pintar, ditambah sekarang Zahra sudah menutup auratnya rapat, jangan dilupakan rupanya yang membuat siapa saja jatuh hati. Itu yang dikhawatirkannya. Umi Fatimah menganjurkannya untuk memakai cadar, hanya saja hatinya belum siap. Banyak hal yang dipertimbangkannya.

Dukungan teman-temannya yang selalu sabar menghadapinya membuat Zahra ingin terus berjuang. Rani, Dinda, dan Gisell, mereka telah sama-sama berjuang. Sosok Rahma Azura pun banyak membantu mereka, Umi Fatimah, dan tentunya Adnan. Pengaruh Adnan juga berdampak besar dalam perubahan Zahra. Amanah dari uminya yang harus Adnan tuntaskan untuk merubah Zahra sekarang sudah selesai. Zahra sekarang sama seperti santri yang lainnya.

***

Semilir angin dan damainya suasana dapat dirasakannya ditempat ini. Tempat yang menjadi saksi kebodohannya karena ingin bunuh diri. Istighfar ia lantunkan dalam hati. Syukur tak hentinya ia agungkan pada sang pencipta.

Tiga orang santri berjalan kearahnya diam-diam.

"Dor" ucap mereka berbarengan mengejutkan Zahra.

"Astaghfirullah, kalian ya suka banget ngagetin" ucap Zahra sambil tersenyum ke arah temannya yang sedang bersiap duduk disampingnya

"Suka banget disini" ucap Rani

"Iya" balas Zahra. Sekarang mereka sama-sama diam. Menikmati suasana sambil merehatkan fikiran.

"Aku belum pernah cerita sama kalian kenapa aku bisa kesini kan?" Tanya Zahra membuka kembali obrolan

"Iya juga ya? Kenapa kita ga tanya?" Tanya Gisell sambil tertawa diikuti yang lainnya

"Mau tau ga?" Tanya merekan lagi

"Ya mau" jawab mereka berbarengan.

"Tapi kalau berat gausah diceritain kali Ra, gapapa, lagian itu udah lalu kan" ujar Dinda

Zahra menghadap lurus ke arah danau "Gapapa aku ceritain aja. Dulu aku punya sahabat. Cowo. Soalnya aku gasuka main sama cewe disana, ga asik. Cowo itu kristen. Kita beda keyakinan tapi buat aku gapapa. Dulu dia dingin banget sama semua orang, jadi aku berusaha deket sama dia. Namanya Alex. aku deket banget sama dia, udah aku anggep jadi abang aku sendiri, apa-apa ya langsung ke dia. sekarang dia lagi di luar negeri, belum pernah ke Indo lagi. Sebelum aku berubah, aku berharap banget dia bisa jemput aku buat balik. Aku sempet kecewa dia ga dateng-dateng kesini" ujar Zahra kemudian mengambil nafas dalam lalu menghembuskannya.

"Sekarang udah gapapa, seharusnya dari dulu kita udah ada batas. Tapi dia baik kok, kalau aku ngelakuin hal diluar batas dia yang marahin, kalau aku diganggu dia yang maju paling depan. Ini intinya, dulu aku suka ngerokok, balapan, mabuk-mabukan" ucapan Zahra kali ini cukup membuat mereka kaget

"Kalian kaget ya?" Tanya Zahra

"Iya," jawab mereka bersamaan, lagi.

"Hehe, aku tau kalian bakalan kaget. Sekarang tau kan, seberapa jauh aku dulu sama Allah?" Tanya Zahra yang dibalas dengan anggukan

"Tapi aku gapernah ngebiarin cowo ngambil kesucian aku. Aku ga pernah pacaran juga, hubungan sama Alex pun kyak kkak sama adek. Karena itu papa masukin aku kesini" ucap Zahra tenang

"aku kagum loh ra sama kamu, kamu bisa buat perubahan sejauh ini. Ga semua orang bisa seperti kamu, kamu hebat!" Ucap Dinda

"Betul!" Ucap Rani dan Gisel bersamaan

"Akhir-akhir ini kalian kompak banget ya" ujar Zahra sambil tertawa

"Iya dong" ucao mereka Rani, Dinda, Gisel bersamaan lagi membuat mereka tertawa bersama

'Terima Kasih Ya Allah telah mengirimkan mereka buat Zahra:)'

***

Jangan lupa vote & comment,,,

Sampai jumpa chapter berikutnya...

Bad Girl in PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang