Ruangan itu masih sama. Ber cat putih dan bau obat yang masih tetap menyeruak.
Sudah satu minggu ini Adnan selalu bolak balik rumah sakit hanya sekedar mengecek kondisi Zahra walaupun Herry sudah melarang Adnan untuk setiap hari ke rumah sakit. Adnan sendiri masih kelabu dengan perasaannya. Hatinya selalu menggerakkan langkahnya untuk kesini. Fatimah dan Yusuf tidak pernah melarang Adnan mengunjungi Zahra asalkan jangan melupaakn tanggung jawabnya sebagai ustadz di pesantren
Flash back
Herry, Adnan, serta Fatimah masih menunggu dokter yang memeriksa keadaan Zahra. Sungguh semua orang khawatir pada kondisi Zahra
Ceklek
Pintu terbuka menunjukkan sosok wanita berjilbab dengan snelli putihnya
"Dok, bagaimana keadaan putri saya?"
"Maaf sebelumnya pak putri anda sekarang sedang menajalani masa koma nya. Saya tidak bisa memastikan kapan putri bapak akan sadar. Putri bapak kehilangan banyak darah yang menyebabkan terjdinya hypovolemic shock (bener gak sih?). Sebaiknya bapak dan keluarga banyak-banyak berdoa untuk kesembuhan pasien. Saya permisi" ucap dokter tersebut lalu berlu dari hadapan Herry yang sudah meneteakn air matanya
"Astaghfirullah" ucap Adnan dan Fatimah bersamaan. Fatimah menangis karena ia merasa gagal mengawasi santrinya
"Ummi, nggak ada yang salah disini. Semua udah ditakdirkan Allah" ucap Adnan menenangkan uminya
"Betul ustadzah, nggak ada yang salah disini. Saya mau mengucapkan terima kasih karena ustadzah sudah membantu membawa Alendra ke Rumah Sakit. Sekali lagi terima kasih" ucap Herry
"Afwan pak" ucap Fatimah
"Oh iya, maaf sebelumnya apa tidak sebaiknya ustadzah dan nak Adnan balik ke pesantren dulu. Keliatannya kalian sudah capek. Tidak papa saya menjaga Alen sendiri" tawar Herry pada Fatimah dan Adnan
"Saya disini saja pak. Umi apa mau Adnan antar pulanh dulu?"
"Tidak usah nan. Abimu sudah mengizinkan umi untuk menginap malam ini"
"Ya sudah silahkan iatitahat dulu. Saya permisi mau sholat sebentar. Assalaamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalaam" jawan Fatimah dan Adnan
Flash back off
***
Patient monitor masih menunjukkan bahwa pemakainya masih menunjukkan detak jantung yang normal walaupun matanya masih nyaman tertutup
Herry tengah duduk disamping brankar Zahra. Menyesali dirinya yang terkadang membuat Zahra kesepian dan kurang kasih sayang
"Zahra, maafin papa nak. Maaf selama ini kamu kurang mendpatkan perhatian dari papa sehingga mungkin kamu dulu snagat nakal. Tapi papa yakin. Sekarang keluarga pesantren sudah membimbing kamu untuk jadi yang lebih baik lagi. Papa cuman nggak mau kamu terjerumus ke hal-hal yang terlarang. Papa sayang sama Alen" ucap Herry sambil menangis
Tak lama Herry merasakan ada yang memegang lemah tangannya. Ia menyeka air matanya dan melihat ke arah Zahra
"Alen, alhamdulillah nak kamu sadar" ucap Herry sambil menekan tombol untuk memanggil dokter. Zahra tersenyum lemah kepada papanya
Dokter bersama dua orang suster datang ke ruangan dan mempersilahkan Herry untuk keluar ruangan selama pemeriksaan.
***
Adnan berjalan menuju rumahnya"Assalaamu'alaikum ummi" ucap Adnan kaget karena di ruang tamu ada Rahma
"Rahma?" Ucap Adnan gugup
"Iya? Kamu nggak usah gugup gitu kali nan"
"Maaf" ucap Adnan
"Aku tau perjodohn itu udah salah dari awal dan aku juga nggak boleh kn maksain kehendak aku buat jdi istri kamu?" Kekeh Rahma pelan
"Oh ya ada apa?" Tanya Adnan
"Aku cuman pengen silaturrahim aja kesini"
"Ooh yaudah aku msuk dulu. Ummi Adnan masuk duluan ya" uvap Adnan
"Tunggu bentar nan" ucap Fatimah
"Iya mi?"
"Insyaallah mulai besok Rahma nggak ngajar lagi disini" ucap Fatimah
"Kenapa?" Tany Adnan menaikkan sati alisnya
"Iya, insyaallh seminggu lagi daya akan menikah"
"Barakallah,, semoga sakinah mawaddah wa rahmah" ucap Adnan sambil tersenyum. Ia akhirnya lega, Rahma akhirnya mendapatkan orang yang tulus mencintainya
"Terima kasih ustadz"
"Afwan" ucap Adnan
Drrt drrt
Adnan merogoh ponsel yang ada disakunya dan melihat ada nama Pak Harry disana
"Assalaamu'alaikum Adnan"
"Wa'alaikumussalam, ada apa pak" balas Adnan di seberang telfonnya
"Alhamdulillah Alen sudah sadar" ucap Harry pada Adnan
"Alhamdulillah" ucap Adnan sambil mengusap kedua telapak tangannya ke wajah tanda lega
"Ya sudah saya tutup ya" ucap Harry
"Iya pak, Assalaamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalaam" sambungan tersebut sudah diputus kedua belah pihak
"Kenapa Nan?" Tanya Fatimah
"Zahra sadar mi" ucap Adnan
"Alhamdulillah" ucap Fatimah dan Rahma bersamaan
"Ya sudah besok kita ke rumah sakit ya" ucap Fatimah pada Adnan
"Iya mi" balas Adnan
"Ummi, Ustadz, Rahma boleh ikut?" Tanya Rahma
"Tentu" ucap Fatimah sambil tersenyum
***
Sampai disini dulu gaess
Maaf pendek dulu
Sorry typo bertebaran

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl in Pesantren
Teen Fictionintinya ceritanya beda! so silahkan dibaca بسم الله الرحمن الرحيم اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ. " Wanita-wanita yang tidak baik untuk lak...