24 : Akhir Sebuah Awal Kehidupan

11 5 0
                                    

Ke mana takdir berulah, kesempatan akan selalu terbentang. Hati terbakar rasa cemburu, kepercayaan terhirap kedustaan. Perihal duka yang tertanam, mereka labuhkan penawar melalui permintaan maaf. Dunia di mana jauh dari usikan modern, suatu tempat yang masih bersifat alami, ... Jamnagar. Menyimpan segala rahasia dan hubungan samar, tempat di mana gadis alam menulis alur hidupnya dari nol.

Ketukan keras di pintu menarik perhatian penduduk desa. Yang tadinya hanya melintas, akhirnya menetap saat kedatangan orang dari kota menyapa kediaman keluarga yang diasingkan. Namun, inti perhatian tersebut mengarah pada Aanchi yang telah lama pergi tanpa kabar dan sekarang kembali dengan harapan.

"Bibi, ini aku ... Aanchimu. Tolong bukalah!" Gadis alam sedikit berteriak, gejolak di hatinya sulit terkendali. Dia sangat merindukan istananya.

Seseorang membukakan pintu. Sedikit kaget, sedikit bahagia. Gadis itu hendak menghambur peluk, tetapi ada pertanyaan yang tersemat dalam benak. "Kakak? Kak Anuj? Siapa mereka?"

Suman memotong ramah, "Kau pasti adiknya Aanchi, ya? Kami ayah dan ibunya Anuj. Apa bibimu Radha ada di dalam?"

Rashima mengangguk terbata-bata. "Masuklah! Silakan. Kakak, kenapa Kakak baru pulang? Anandhita! Lihat, siapa yang kembali?"

Anggota keluarga termuda menampilkan dari sebalik dinding pembatas. Alangkah terkejutnya gadis itu hingga langsung memeluknya, rasa rindu pun terbalaskan. "Kakak!" Detik berikutnya, Anandhita mencubit lengan Anuj begitu keras. "Kak Anuj. Kakak ini jahat sekali! Tidak pernah kemari menemui kami!"

"Maafkan kakak, ya? Lihat, kakak bawakan apa dari Delhi?" Pemuda itu mengeluarkan sekotak hadiah berpita kuning.

Gadis itu menerima dengan senang hati. Begitu penutup kotak terbuka, Anandhita melompat kecil seraya mengeluarkan benda yang bersembunyi dalamnya. "Wah, bagus sekali! Inikan miniatur Taj Mahal! Dan ada beberapa perhiasan juga. Wah!"

"Apa kabar kalian?" sapa Aanchi.

Rashima membalas, "Baik, Kak. Kakak sendiri?"

Gadis alam tersenyum ramah seraya menggandeng tangannya. "Aku juga baik, Adikku. Ayo, kita masuk ke dalam!"

Namun, saat mereka baru menapakkan kaki selangkah ... Radha datang dan mencegah mereka. "Siapa mereka?!"

Anil menjawab sopan, "Permisi, kami ayah ibunya Anuj yang mencintai putri Anda. Kami kemari ingin meminta persetujuan dari-"

"Tidak! Apa yang kalian harapkan dari pria Delhi! Aanchi tidak boleh ke mana-mana! Dia akan menikah di sini dan itu keputusanku!" potong Radha tegas.

Dengan mata sembap, Aanchi menjelaskan, "Cobalah untuk mengerti, Bibi. Aku mencintai Anuj. Jangan samakan Apoorva dengan Anuj! Apoorva akan ditemukan. Apa Bibi akan merestui kami?"

"Di mana dia? Jika dia peduli, dia tidak akan meninggalkan bibi sendirian," tegas Radha.

"Dia di sini! Ini dia penjahatnya! Cepat temui istrimu dulu!" Kumari datang tiba-tiba. Semua orang dibuat terkejut, terlebih kehadiran Apoorva yang diseret dan dijatuhkan di kaki Radha.

"Bibi Kumari? Paman Apoorva?" heran Aanchi.

Kumari pun meluruskan segala kerumitan. "Ya, Aanchi. Kau telah membuatku berjanji akan membuat penjahat ini tunduk. Aku membawanya saat dia pulang berbelanja dengan istrinya. Tapi, jangan khawatir! Akulah ahlinya menculik."

"Kumari, kumohon maafkan aku! Radha, maafkan aku! Apa mereka putri kita?" Apoorva bersimpuh tidak berdaya. Kepeduliannya kembali setelah kebusukan menghancurkan satu keluarga.

"Putrimu? Setelah enam belas tahun kau baru ingat?! Suami macam apa kau ini?!" bentak Radha menahan tangis.

"Ayah kami adalah almarhum. Kami tidak mengenal kau sebagai ayah kami!" tegas Rashima dengan tatapan bengis.

Takdir Kedua [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang