"Jennifer."
Gadis berambut panjang serta berkulit pucat itu menengok, menatap bingung ke arah Jeffrey. Entah kenapa akhir-akhir ini ia sering melihat keberadaan pria itu di sekitar kastil Vlad.
"Kau ada misi baru?" Tanya Jennifer.
Raut gadis itu datar, kedua tangannya bersidekap. Pertanyaan itu mengundang kerutan di dahi Jeffrey, "Maksudmu?"
"Memata-matai kami lagi misalnya, akhir-akhir ini kau sering hadir disini." Jennifer memasang wajah tak suka, bagaimana bisa Jeffrey berkeliaran di wilayah teritori musuh?
Jeffrey terdiam sejenak, ia memandang Jennifer gusar. "Aku memiliki kabar buruk, tapi aku tak yakin untuk memberitahukan ini pada Vlad karena Flanders belum memberiku titah."
Gadis itu menatap Jeffrey tajam, berita serius apa yang Jeffrey maksud? "Beritahu aku, jika masalah ini penting kurasa campur tangan klan kami akan sangat dibutuhkan."
"Bangsa serigala berulah, mereka menerobos ke teritori vampire. Flanders sudah berusaha memperketat pengamanan, namun kawanan serigala semakin banyak berdatangan." Ujar Jeffrey.
Jennifer sedikit membelalakkan matanya, terakhir kejadian perang antara bangsa vampire dan serigala sekitar dua ratus tahun yang lalu, hal itu jelas saja berhasil menggugurkan banyak orang dari kedua belah pihak, termasuk tewasnya Ibu kandung Halley.
"Aku akan bicarakan hal ini dengan Vlad. " Jennifer bergegas pergi namun Jeffrey menahan lengan gadis itu.
"Jangan terlalu sering memaksakan dirimu." Jeffrey menatap Jennifer seolah memohon, gadis itu selalu bekerja keras. Itu sebabnya Jennifer menjadi topik hangat di kalangan vampire, julukan gadis emas bukan sekedar sebutan semata.
Jennifer mengangguk lalu berlari dengan cepat, meninggalkan Jeffrey yang masih memandang ke arah gerbang kastil. Setelah dirasa Jennifer sudah masuk, Jeffrey beranjak berlari ke arah yang berlawanan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Apa?! Serigala?" Vlad tersentak dari duduknya, suara itu menggema memenuhi ruangannya yang besar.
Bisa Jennifer lihat Vlad nampak risau, kenangan pahit pasti masih menggenang di pikirannya. Arabella yang tewas di tangan manusia serigala di tengah badai salju.
"Kita tidak boleh terlalu gegabah, kejadian fatal sangat memungkinkan mengakibatkan perang." Jennifer masih dengan wajah datarnya memberikan opini.
"Aku harus membicarakannya dengan Flanders, kita kesana sekarang." Jennifer mengangguk lalu mengekor dibelakang Vlad.
Saat pintu ruangan itu terbuka, nampak Halley yang berdiri disana. Pria itu enggan untuk masuk, mungkin tak ingin mengganggu pembicaraan penting antara Jennifer dan Vlad.
"Halley..." Vlad menatap putra semata wayangnya yang kini gelagapan seperti tertangkap basah mencuri.
"Ayah... Aku hanya kebetulan akan masuk-"
"Aku tahu kau sudah dengar semuanya. Jennifer akan sangat sibuk bersama denganku, aku minta kau untuk mengasah kemampuanmu sebagai vampire, kemungkinan buruk bisa terjadi kapan saja." Vlad terlihat muram, ia menatap Halley takut.
Baru saja dirinya bertemu dengan putranya selama hampir empat ratus tahun, tapi situasi justru memburuk membuatnya takut kehilangan lagi.
"Baik Ayah, aku akan berusaha keras." Halley menatap Jennifer yang terdiam sedari tadi, ia semakin termotivasi untuk mengasah kemampuannya, demi melindungi orang orang yang ia sayang.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood ✔
Vampiros❝Two vampires who end up falling in love.❞ [Baku-Completed] ⚠️ {Fantasi, misteri, romance} Kisah Jennifer Raven, vampire yang harus menjalankan misinya untuk mencari keturunan Barnave Vlad yang hilang, mengharuskannya untuk menyamar menjadi salah s...