"Flanders?" Vlad menatap Jennifer bingung lalu tak lama angin berhembus meniup pepohonan rindang disana.
"Senang melihatmu disini Vlad." Semua orang menoleh ke belakang, beberapa vampire berdiri di sana.
Mata Jennifer memicing tak suka, pria itu tersenyum tipis sembari menatapnya lekat. "Jeffrey." Batin Jennifer geram.
Ia sangat malas berurusan dengan Flanders, klan itu selalu berusaha mengejar Vlad dan mengacaukan rencana yang sudah mereka buat.
Suasana berubah tegang, seketika hening dan hanya terdengar hembusan angin dingin yang lewat diantara kedua klan bebuyutan itu.
"Lagi dan lagi kalian mengekori?" Sinis Vlad.
"Vlad, kau pikir tak ada vampire yang tertarik dengan kasus ini? Bagaimana pun di Rumania ini hanya kita berdua yang menguasai. Bagaimana kalau kita selesaikan masalah ini secara baik baik." Flanders tersenyum sumringah.
"Kau mencurigai klan ku?" Tanya Vlad sembari berjalan maju, Jennifer menarik lengan Vlad sebelum pria itu semakin jauh melangkah.
Keduanya saling bertatapan dan Jennifer mengisyaratkan tidak. Tak ingin memperkeruh masalah, Vlad kembali berjalan mundur.
Flanders tertawa renyah di ikuti oleh beberapa pengikutnya, lalu ia berjalan maju ke arah Jennifer, menatap gadis itu dengan tatapan takjub.
"Jadi kau Jennifer? Aku bersyukur bisa melihatmu secara langsung, kau secantik dugaanku—" Tangan Flanders terulur hendak menyentuh dagu Jennifer, namun dengan cekatan ia menepisnya dan menatap Flanders penuh amarah.
"Jangan pernah menyentuhku!"
Flanders terkejut, namun kembali mengembangkan senyumnya, "Dan pemarah." Lagi lagi tawa renyah terdengar dari klan itu.
"Berhenti mengalihkan pembicaraan, tuduhanmu itu cukup serius Flanders." Vlad mendorong Flanders menjauh.
"Kenapa tidak kau setujui saja usulku tadi? Kau mengirim gadis emasmu, dan aku mengirim pedang berlianku." Jawab Flanders sembari melirik Jeffrey.
Vlad menatap Jennifer khawatir, apa gadis itu bisa mengambil tugas sekaligus? Keturunan nya belum berhasil di temukan.
"Setuju, tapi saya meminta syarat." Jennifer membuka suara.
"Sebutkan."
"Biarkan aku sekolah di siang hari." Jawab Jennifer.
Flanders terkekeh, "Tentu saja, Jeffrey ku juga teman sekelasmu kalau kau lupa."
"Saya tahu, itu juga alasan kenapa Flanders selalu ingin tahu urusan orang lain."
Flanders tertawa puas sembari menunjuk ke arah Jennifer, "Aku suka gadis itu."
Sementara Jennifer menatap Jeffrey dingin, ia benci berurusan dengan Flanders, baginya klan itu tak memiliki pekerjaan sehingga selalu mengganggu Vlad.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi hari ini Jennifer sudah duduk di kelas, gadis itu sibuk menulis di buku bersampul hitam miliknya. Beberapa gambar peta beserta teori teori sudah ia rancang.
Jeffrey yang baru saja datang tersenyum melihat Jennifer yang tengah sibuk merancang sesuatu. Para gadis di kelas itu terpesona dan menjerit histeris.
Tanpa ragu Jeffrey duduk di samping Jennifer dan menatapnya. "Jangan pernah mendekat, kau akan menarik perhatian banyak orang." Jennifer berucap tanpa melirik Jeffrey sedikitpun.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Blood ✔
Vampiros❝Two vampires who end up falling in love.❞ [Baku-Completed] ⚠️ {Fantasi, misteri, romance} Kisah Jennifer Raven, vampire yang harus menjalankan misinya untuk mencari keturunan Barnave Vlad yang hilang, mengharuskannya untuk menyamar menjadi salah s...