Șapte

676 175 15
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kedua matanya mengernyit melihat sebuah pondok yang jauh lebih kecil dari pondok sebelumnya. Lalu Jennifer di arahkan pada sebuah tangga yang menuju ke arah bawah tanah.

"Siapa yang kau bawa, Triton?"

Keduanya menoleh ke belakang, dari arah atas tangga, muncul Eudora yang menatap tak suka ke arah Jennifer. "Kau gila?!" Bentak Eudora.

"Tenang dulu Eudora, Jennifer menawarkan diri untuk bergabung, dia memilih berkhianat pada Vlad. Lagipula ia memberiku ini sebagai bukti kesungguhan hatinya." Vlad mengambil Hapex dari tangan Jennifer dan menunjukkan nya pada Eudora.

Eudora terdiam, masih dengan tatapan yang sama. Sementara Jennifer menatap datar Eudora, "Halo, Eudora."

Sapaan itu di anggap angin lalu ketika Eudora pergi dari sana. "Selanjutnya apa yang harus aku lakukan?" Tanya Jennifer bingung.

"Pindahkan manusia dari sel di ujung itu kemari lalu kunci, Eudora akan membuat ramuan nya."

Jennifer hanya mengangguk lalu berjalan menuju sel yang ditunjuk oleh Triton. Ia mengernyit saat menemukan ada 10 manusia yang nampak tertidur, sepertinya mereka di bius.

Gadis itu melihat ke belakang, dimana Triton sudah menghilang dari sana. Lalu tak lama terdengar keributan dari lantai atas, pasti Triton dan Eudora bertengkar mengenai keberadaannya.

Menghela nafasnya kasar, Jennifer memperhatikan tiap sudut dari ruangan gelap yang sangat pengap itu, tiap selnya memiliki papan tanda yang berbeda.

Bisa Jennifer tebak, tanda merah berarti penghuni sel telah berubah sepenuhnya menjadi vampire liar. Dan sialnya dari puluhan sel, hanya 2 sel yang berpapan kuning dan 1 sel berpapan hijau.

"Kenapa lama sekali?" Eudora menoleh kebelakang, Triton menatap tajam ke arahnya. "Mencari sesuatu? Kurasa kau sudah paham arti dari tiap papan yang tertempel pada tiap sel." Triton bersidekap sembari meminum darah fermentasi.

Jennifer mengangguk kaku lalu berjalan ke arah sel berpapan hijau, melirik sekilas gadis yang perlahan tersadar dan mengerjapkan matanya.

Tatapan gadis itu mengarah pada Jennifer lalu raut wajahnya berubah seketika. "Kau? Jennifer?" Tanya gadis itu memastikan sementara penglihatannya perlahan semakin jelas.

Jennifer bersidekap masih dengan raut datarnya. Gadis itu teman sekelasnya, gadis yang sering membicarakannya dengan teman temannya yang lain, menertawakan lalu mengejeknya 'gadis aneh.'

Jennifer ingat namanya, Lilian.

"Kau kenal dengannya, Jennifer?" Triton berjalan mendekat lalu menatap gadis itu penasaran.

"Salah satu murid di kelasku." Jawab Jennifer singkat.

Triton menarik garis bibirnya membentuk senyuman yang bisa membuat siapa saja merinding, tak terkecuali gadis itu.

"Menarik, sekarang dia tahu siapa dirimu. Kau tidak takut?" Tanya Triton pada Jennifer.

Jennifer hanya menatap Triton datar, enggan memberi jawaban yang menurutnya tak perlu. Triton hanya terkekeh diambang batas kesadarannya akibat minuman fermentasi itu.

The Blood ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang