Chapter 27

1.7K 325 36
                                    

...

Tok.. tok..

Onixnya perlahan terbuka ketika mendengar suara ketukan dari pintu kamarnya. Sasuke dengan pelan melepaskan pelukannya pada Sakura yang masih terlelap.

Cup

Satu kecupan mendarat di kening lebar Sakura, sebelum lelaki itu beranjak dari atas ranjangnya.

"Hn?"

Pain jenderal kerajaan Uchiha berdiri di ambang pintu dengan wajah tak terbaca
"Anda diminta datang ke istana"
"... Untuk di interogasi, pangeran..." Lanjutnya membuat kerutan muncul di dahi Sasuke

"Kami hanya ingin menyelidiki kematian kaisar Fugaku"
"Mohon kerja samanya pangeran"

Wajah Sasuke berubah datar, onixnya diam-diam melirik Sakura dibalik pembatas ruangan pada ranjangnya.

"Hn. Tunggu aku di luar, aku akan siap-siap"

"Baik pangeran"

Sakura dengan wajah khawatir menunggu di taman yang berada tepat di depan aula istana yang tertutup rapat. Setelah mendengar dari Naruto jika pagi-pagi buta Sasuke telah dibawa oleh jenderal Pain menghadap ke istana, ia dengan cepat ke balai istana. Sudah beberapa jam menunggu, tapi Sasuke belum juga keluar. Hal itu semakin membuat Sakura berpikiran buruk mengenai keadaan Sasuke.

"Kenapa dia belum keluar juga sih?"

"Nona.. tenang saja, aku yakin pangeran Sasuke akan baik-baik saja"

Karin juga sudah sejak tadi menenangkan nona nya yang tak berhenti bolak balik dengan tampang gelisah.

Krieet..!

Pintu aula akhirnya terbuka, Sakura dengan cepat menoleh tapi sayangnya orang yang keluar bukanlah Sasuke.

"Nona Sakura?"

"Salam saya pangeran mahkota dan permaisuri" ucap Sakura dengan sopan sambil membungkuk pelan

"Ada apa nona Sakura ada disini?" tanya Itachi lembut

"Ah.. saya.. ha..hanya sedang menunggu Tousa-ma, yang mulia pangeran"

Itachi tersenyum kecil dan mengangguk

"Ahh sepertinya perdana menteri akan sibuk hari ini"

"Be..begitu yah.."

Sakura sedikit gugup karena sadar jika Mikoto sedang menatapnya intens.

Permaisuri memperhatikan interaksi putranya dengan putri bungsu Haruno. Dari nada bicara Itachi, Mikoto bisa menebak jika putranya itu menaruh rasa pada putri perdana menteri Haruno itu.

"Apa nona Sakura ingin menunggu perdana menteri? Nona bisa menunggu di tempatku" tawar Itachi

"Ah.. itu.."

"Sakura"

Kali ini suara yang memanggil namanya, adalah orang yang sejak tadi Sakura tunggu. Tanpa sadar, senyum manis terbit di wajah Sakura.

Sasuke membungkuk pelan di hadapan Itachi dan Mikoto.

"Sasuke, bagaimana?" tanya Itachi

"Hn. Sepertinya aku tidak bisa mengelak lagi, Niisa-ma" ucap Sasuke membuat kerutan bingung muncul di kening lebar Sakura

"Itu adalah keputusan yang bagus. Sebaiknya kau segera pergi" pungkas Mikoto dengan tatapan dingin

Sasuke terdiam begitupula Sakura.

"Okasa-ma" tegur Itachi

Sakura menatap Sasuke nanar, melihat Sasuke benar-benar diperlakukan tak adil oleh Ibunya sendiri. Membuatnya merasa sakit hati, seperti apa yang tengah di rasakan lelaki itu.

Back to the pastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang