Suara tangis bayi menggema di ruangan bersalin Ye Jin. Tangis haru kedua orang tua baru menyambut buah hati yang mereka tunggu-tunggu kelahirannya. Berkali-kali Hyun Bin mengecup dahi sang istri serta mengucapkan beribu-ribu terima kasih karena telah melahirkan putranya.
Dokter menyerahkan bayi kemerahan tersebut kepada sang ibu. Dalam dekapannya, putranya menggerakkan tangan dan kakinya dengan lincah, serta mulutnya sibuk mencari tempat dimana asupan makanannya berada.
Dokter mengambil kembali putranya untuk dibersihkan sebelum dikembalikan kembali padanya untuk disusui.
Beberapa saat kemudian, dokter telah selesai membersihkan putranya. Kini saatnya ia untuk menyusui putra tunggalnya.
Dengan lembut, Ye Jin mulai menyusui putranya, terlihat begitu rakusnya sang putra menghisap putingnya untuk mendapatkan nutrisi. Sesekali, Ye Jin meringis merasa geli sekaligus juga nyeri saat putranya menyusu, pengalaman pertama yang sungguh mengharukan baginya. Hyun Bin yang melihat ringisan istrinya merasa kasihan namun disisi lain ia juga merasa bangga telah memiliki istri seperti Ye Jin.Hyun Bin merasakan perasaan yang luar biasa hari ini, dari takut, sedih, bingung, tegang bahkan kebahagiaan saat melihat putranya lahir ke dunia dengan sehat tanpa kekurangan suatu apapun.
“ Apa kau ingin menggendongnya Bin-ah?” Suara Ye Jin menyapa gendang telinganya kala ia tengah menikmati pemandangan yang menyejukkan hati. Anggukan Hyun Bin berikan sebagai jawaban atas pertanyaan istrinya.
Dengan pelan, Ye Jin memindahkan putranya ke pangkuan Hyun Bin. Bergetar hatinya melihat putranya dalam dekapan tangannya. Begitu mengharukan, setidaknya itulah yang ada dalam pikiran Hyun Bin.
“ Aegi-ya selamat datang di dunia. Appa sangat menyayangimu.” Haru Ye Jin melihat pemandangan di depannya, ia bisa merasakan betapa suaminya sangat menyayangi putranya.
Terbukti, sejak awal Ye Jin dinyatakan hamil oleh dokter, Hyun Bin begitu sigap di segala situasi. Lengkap sudah kehidupannya, memiliki suami yang luar biasa serta memiliki putra yang melengkapi kehidupan rumah tangga mereka. Semoga kebahagian ini, bisa bertahan selamanya. Doanya dalam hati.
“ Bin-ah, apa kau sudah menghubungi keluarga kita?” tanya Ye Jin pada Hyun Bin yang masih terpaku pada putranya.
“ Masih terlalu pagi untuk menghubungi mereka. Aku tidak ingin mengganggu waktu istirahat mereka.” Balas Hyun Bin tanpa melihatnya.
Suaminya hanya terfokus pada bayi mungil yang telah terlelap dalam dekapan hangatnya.Bulan menghilang di peraduannya tergantikan sinar mentari pagi, ruang rawat Ye Jin dipenuhi oleh keluarga mereka. Antusiasme mereka menyambut kelahiran anggota baru terlihat jelas dari raut kebahagiaan mereka. Keponakan Ye Jin yang telah lama menanti kelahiran sepupunya itu, tak mau sedikitpun membaginya dengan yang lain. Sophia terus berada di samping sepupunya yang masih bayi.
Hyun Bin mengabadikan mement tersebut dalam ponselnya. Hyun Bin berdoa dalam hati agar kebahagian ini abadi selamanya.
Kini, hanya ada Hyun Bin, Ye Jin dan putra mereka setelah satu jam yang lalu keluarganya pamit pulang. Hyun Bin dengan penuh kasih sayang menatap istri dan anak dalam dekapan Ye Jin. Hatinya menghangat setiap melihat dua orang paling berharga di hidupnya kini.
Ia berjanji akan menjaga dan melindungi keduanya dengan seluruh jiwa raganya serta berusaha untuk terus membuat malaikat hidupnya berlimpah kebahagiaan.
END
Anyeong yeorobun, maafkan daku yang lama hiatus😭😭
Gimana kabar kalian? Semoga selalu dalam lindungan-Nya. AamiinBtw, aku minta kritik dan sarannya ya, supaya aku bisa update cerita baru dengan semangat.
Terima kasih untuk semua yang telah membaca ffku... aku juga ucapkan banyak terima kasih untuk yang selalu memberikanku vote dan komennya..
Semoga kedepannya, di next project tulisanku bisa menghibur kalian dan tulisanku lebih baik lagi😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FanfictionSelama ia masih terlihat dalam jarak pandangku, aku akan terus berusaha untuk membuatnya aman berada di sisiku. Kebahagiaannya adalah tujuan hidupku setelah aku mengenalnya. ~ Hyun Bin ~ Terima kasih telah hadir di hidupku, melenyapkan sepi yang sel...