Hai hai reader-nim aku balik lagi dengan karya yang makin nggak jelas ini. Maafkan kalau ada kesalahan dalam penulisan a.k.a typo yang bertebaran🙈🙈. Aku harap kalian menikmati karyaku💕
Let's read. Don't forget to vote and comment😉😉“ Bagaimana keadaanku dokter Nam?” tanya Hyun Bin pada dokter Nam yang tersenyum penuh arti kepadanya.
“ Kau tidak apa-apa Bin-ah.” Jawab dokter Nam.
***
“ Hal yang kau alami cukup langka dalam bidang medis, tapi beberapa suami ada yang mengalami hal serupa seperti yang saat ini kau alami.” Ucap dokter Nam yang semakin membuat Hyun Bin tidak mengerti ucapan dokter Nam.
“ Apa penyakitku parah dokter Nam?” tanya Hyun Bin dengan nada suara gemetar dan raut muka sendu. Ingin rasanya dokter Nam tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Hyun Bin sekarang begitupun dengan Ye Jin yang merasakan kram perut karena menahan tawa melihat suaminya ketakutan.
“ Kau tidak menderita penyakit apapun Bin-ah. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Semua baik-baik saja.” Jawab dokter Nam bijak sambil menahan tawa melihat Hyun Bin yang masih belum tau penyebab ia muntah-muntah pagi hari tadi.
“ Biar Ye Jin yang menjelaskannya padamu nanti. Aku pamit pulang dulu. Jangan lupa untuk minum obat Pereda mual dan vitamin yang ku beri.” Jelas dokter Nam pada Ye Jin dan Hyun Bin.
“ Terima kasih dokter Nam.” Ucap Ye Jin tulus seraya mengantar dokter Nam keluar dari rumahnya namun langkahnya terhenti saat dokter Nam berkata untuk tidak perlu mengantarnya sampai depan rumah dan tetap menemani Hyun Bin di kamar.
“ Jin-ah, apa yang sebenarnya terjadi padaku?” Tuntut Hyun Bin memaksa Ye Jin untuk menjawab pertanyaannya dengan segera.
Ye Jin meletakkan tangan kanan Hyun Bin di atas perutnya, seolah memberi tahu melalu isyarat. Terlihat keterkejutan dari wajah tampan suaminya, mengerti akan maksud Ye Jin. Hyun Bin segera memeluk wanita di depannya dengan perasaan haru. Hyun Bin tidak menyangka akan secepat ini Tuhan memberikan janin yang sedang bertumbuh dalam rahim istrinya.
“ Terima kasih Jin-ah. Jeongmal Gomapta.” Berulang kali Hyun Bin mengucapkan terima kasih kepada istrinya. Ye Jin menangis bahagia dipelukan Hyun Bin dengan tangan memeluk erat suaminya menyalurkan rasa bahagia yang tengah melingkupi keluarga kecil mereka.
“ Anyeong aegi-ah. Ayah disini. Aegi baik-baik ya di perut eomma sampai saat kita bertemu nanti.” Sapa Hyun Bin sambil menciumi perut Ye Jin yang masih rata.
“ Anyeong appa. Uri aegi neomu saranghae.” Ucap Ye Jin menirukan suara anak kecil menjawab sapaan dari suaminya.
“ Aku benar-benar bahagia Jin-ah. Berapa bulan usia aegi?” tanya Hyun Bin menanyakan usia kandungan Ye Jin.
“ Uiaku baru empat minggu appa.” Jawab Ye Jin masih dengan suara yang menirukan anak kecil.
Hyun Bin mencium lembut kening Ye Jin dengan penuh kasih saying, masih dengan tangan yang setia mengelus perut rata Ye Jin.
“ Terima kasih Bin-ah karena menjadikan aku istrimu dan membiarkanku mengandung anakmu.” Ucap Ye Jin tulus.
“ Aku bahagia karena kaulah yang jadi pendamping hidupku serta menjadi ibu untuk anak-anakku kelak.” Balas Hyun Bin tak kalah tulus dari istrinya. Baginya, prioritasnya saat adalah Ye Jin dan calon anak mereka yang masih bersemayam di rahim Ye Jin.
Tak lupa Hyun Bin dan Son Ye Jin memberi kabar bahagia tersebut kepada kedua orang tua mereka. Kedua orang tua Ye Jin dan Hyun Bin begitu bahagia mendengar kabar bahwa putri dan menantu mereka tengah mengandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FanfictionSelama ia masih terlihat dalam jarak pandangku, aku akan terus berusaha untuk membuatnya aman berada di sisiku. Kebahagiaannya adalah tujuan hidupku setelah aku mengenalnya. ~ Hyun Bin ~ Terima kasih telah hadir di hidupku, melenyapkan sepi yang sel...