TENG TENG TENGAna membuka mata pada kegelapan yang sudah sangat ia kenal. Matanya membelalak ketika kesadaran sepenuhnya kembali. Ia mengangkat tubuh dengan cepat dan menghadap kepekatan yang sudah ribuan kali ia kembali ke dalamnya.
"Razor! Razor! Kau di sana?" teriak Ana ke dalam kegelapan.
Ia pun sempat mengumpat bilamana ini hanya akan mengantarkan pada kematian lain. Namun, semua perasaan itu dengan cepat ditangkis. Karena Razor kini sudah duduk dengan nyaman di hadapan Ana.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Razor?" tanya Ana yang kini penuh dengan keraguan.
Tidak salah bila ia merasa sangat kebingungan saat ini, karena tidak ada kematian sebelumnya. Namun, Ana menemukan dirinya terbangun kembali di Sleeping Chamber. Ia mencoba mengingat semua yang terjadi dan perlahan mengaitkan segala yang masuk akal.
"Jangan-jangan ..." Ana memulai.
"Jadi aku memang mendengar lonceng saat itu," ucapnya sambil menompang dagu pada tangan kanan.
Karena selama ini ia hanya menganggap suara bising itu sebagai suatu hal rutin yang selalu mampu membangunkan dirinya. Tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa lonceng itu ada di sana tidak untuk membangunkannya, tetapi sebagai penanda pada sebuah awal. Tentu akan ada akhir dari segala awal dan itu terjadi ketika lonceng kembali berbunyi.
Kini Ana menyadari bagaimana kehidupan tidak hanya terulang oleh kematian, tetapi waktu pun memberikan limitasi. Apakah ia mampu keluar dari tempat ini dengan monster yang selalu mencoba membunuh pada setiap sisi. Pula pada waktu yang kini ikut mengejarnya.
"Akh! Ini benar-benar mengesalkan," umpat Ana.
Tidak ingin menyia-nyiakan waktu, ia bergerak cepat menelusuri setiap rute yang sudah sangat ia hafal.
✦ ✦ ✦
Tepat ketika Ana melangkahkan kaki di ruangan terakhir di mana terdapat cermin besar yang memainkan ilusi, ia berdiri menghadap bayangannya. Ia biarkan dirinya merekam setiap lekuk tubuh indah itu. Menyimpan penampilan menakjubkan dari dalam cermin ke memori terdalam. Kemudian meyakinkan dirinya pada penampilan yang mampu membuatnya tercengang ini, bukanlah sebuah ilusi.
Ia pun tidak membiarkan dirinya terlena cukup lama dengan pemandangan itu. Karena Ana sudah kembali melangkah meninggalkan cermin besar dan menemukan pintu megah tepat di balik cermin. Pintu itu memiliki ukiran penuh pada kedua daunnya dengan lapisan emas yang membungkusnya. Ia kemudian mendorong pintu perlahan sambil berhati-hati dalam melangkah masuk.
Seakan menjawab hiasan megah pada pintu, pemandangan di baliknya pun menyala dengan indah. Ana berada satu lantai lebih tinggi dari ruangan terbuka luas yang terhampar di depannya. Merupakan sebuah kebetulan yang menakjubkan saat suara Garuda kembali terngiang di kepala.
"Kau akan menemukan aula besar dari balik pintu itu."
Ana berdiri di sebuah bukaan di mana pada kedua sisi terdapat tangga melingkar yang mampu membawanya ke dalam aula. Karpet tebal merah dengan tepian emas memanjang dan melingkar menuruni tangga hingga menuju ruang terbuka. Menuntun siapa pun ke pusat kemegahan. Ia memulai langkah perlahan sambil memperhatikan setiap sisi aula.
Hal pertama yang menangkap rasa penasaran adalah lampu gantung rumit dengan berbagai hiasan transparan yang tergantung cukup tinggi memenuhi langit-langit. Ia menebak apakah itu benar-benar berlian yang tergantung di sana. Akibat berbagai pantulan cahaya yang terlalu indah keluar dari setiap hiasan.
Semakin Ana berjalan lebih dalam, semakin ia menyadari seberapa mewahnya ruangan ini. Aula ini dipenuhi oleh cahaya yang terpantul dari berbagai emas yang ditanam di setiap sisi. Rangkaian bunga mengisi sisi ruangan penuh dengan berbagai kain mengkilap yang senada. Pada pinggir ruangan terdapat meja-meja panjang dengan berbagai jenis minuman yang tersusun sangat rapi. Setiap gelas terisi dengan sangat hati-hati cairan berwarna menggoda di mana cahaya terpantul indah darinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/297069149-288-k290893.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
For Her Eternal Nights [END]
Mystery / Thriller[Reading List WIA Indonesia Periode #5] | Dark Fantasy | High Fantasy | Thriller | Adventure | Dalam gelapnya malam, seorang gadis terbangun dari mimpi untuk menemukan mimpi buruk yang terus menghantui. Tidak ada cahaya yang memandu di dalam istana...