1| The Murkiness of a Room

865 98 26
                                    


TENG TENG TENG

Sekali lagi, suara lonceng berbunyi dan desahan itu berbaur kembali di antara gelap bersamanya. Sudah puluhan kali semua ini terulang. Sang gadis menemukan beberapa hal dari setiap pengalaman menyeramkan yang sudah ia alami.

Pertama, makhluk yang ada di ruangan ini selalu mencoba menanamkan gigi-gigi tajam ke tubuh sang gadis pada setiap kesempatan yang muncul. Setiap suara yang ia hasilkan akan menarik makhluk itu untuk selalu menemukannya di dalam gelap. Hal inilah yang memaksa gadis itu menelusuri setiap sisi ruangan, mencari celah di lantai yang terus berdecit pada beban langkahnya. Namun, dari sekian banyak percobaan ia baru mendapatkan tiga langkah aman.

Lalu yang kedua, makhluk itu adalah sesuatu yang menyerupai black dog[1] dengan berbagai anggota tubuh binatang yang menyatu canggung pada satu tubuh. Tempat di mana seharusnya terdapat kepala anjing berada, hanyalah sebuah gumpalan daging berbentuk bulat. Tiga pasang manik Ruby menghiasi gumpalan daging itu, menyala redup akibat tenggelam oleh gelap. Terlalu sayup hingga hanya terlihat bila sangat dekat dengannya.

[1] Black dog adalah entitas supranatural, spektral, atau biasa dikaitkan sebagai iblis yang berasal dari cerita rakyat Inggris. Umumnya mempunyai ukuran yang tidak wajar dengan mata merah atau kuning menyala dan kadang memiliki arti sebagai pertanda kematian.

Pada gumpalan daging itu terdapat bukaan lebar berbentuk setengah lingkaran yang dapat ia tarik hingga mampu membelah kepalanya menjadi dua. Di dalamnya terdapat barisan gigi dengan ratusan gerigi tajam yang menyusun. Tubuhnya yang gelap dipenuhi oleh lendir-lendir lengket dengan bau amis yang menyengat. Kemudian pada setiap kaki, terdapat sendi tambahan dengan telapak kaki yang menyerupai kambing. Kebiasaan monster itu menjulurkan lidah dengan mulut penuh liur adalah satu-satunya identitas menonjol yang membuat sang gadis menyebutnya black dog.


Gadis itu berdiri dengan mantap di sebelah kiri kasur, kemudian meloncat agak sedikit jauh ke depan untuk menapakkan kaki di lantai yang aman. Ia lalu mengambil langkah kecil ke kanan sebagai langkah ketiga agar tidak dimangsa oleh monster yang sibuk mengitari ruangan ini. Langkahnya terhenti dan kepala kemudian berpikir keras. Karena pada dasarnya ia baru sejauh ini menemukan jalan keluar.

Ia mengingat kembali kematian sebelum ini. Di mana pada satu langkah terakhir, ia sempat menginjakkan kaki pada lantai yang tidak berdecit agak jauh di depan. Setelah memperkirakan jarak yang ia butuhkan, gadis itu kemudian meloncat.

Ia mendarat dengan ringan pada lantai yang cukup kokoh menompangnya. Rasa senang membuatnya harus mengatur napas perlahan agar tidak menghasilkan suara yang dapat menarik perhatian monster berlendir. Setelah ribuan debaran jantung mereda, ia kembali di hadapkan pada pilihan menyeramkan.

Ia tidak tahu tempat aman untuk langkah berikutnya.

Sang gadis sudah melalui hal ini beberapa kali dan cukup mencoba kembali bila gagal. Namun, gadis itu menemukan dirinya sangat panik, melihat bagaimana kematian kini kembali menghalangi tepat di depan mata. Kematian mungkin menyakitkan, tetapi pengulangan adalah penyiksaan baginya.

'Kumohon. Aku tidak ingin melakukan ini lagi.'

Ia harus menggigit bibir bawah untuk menahan isak tangis yang hampir terselip. Pasrah pun mendominasi, hingga tubuh itu hampir saja menyerah dan terhempas jatuh. Ya, hampir. Bila ia tidak menangkap desah tidak beraturan di dekatnya, mungkin ia akan kembali terperangkap dalam kematian yang senantiasa mencabik tubuh lemah itu menjadi potongan-potongan kecil.

"Hhhhhhh ...."

Ia merapatkan kedua tangan pada mulut dan bernapas pelan. Desahan itu tertangkap oleh telinga kanan, yang perlahan berjalan tepat dari belakang kemudian menghilang tertelan oleh gelap jauh di depan sana. Gadis itu kemudian memastikan letak sang monster dengan menajamkan pendengaran. Setelah beberapa detik berterbangan tidak lagi menangkap suara meresahkan, ia kemudian mendorong dirinya untuk mengambil langkah asal. Setidaknya ini akan menjadi satu langkah baru menuju jalan keluar.

For Her Eternal Nights [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang