Seseorang pernah berkata begini.
jika memang itu tercipta untuk mu, jauh bagaimana pun, ia tetap akan jadi milikmu, ia kembali mencari mu, ia kembali bersama mu.
Tapi jika itu tercipta bukan untuk mu, seerat apapun kamu memeluk, se rapat apapun kamu simpan, ia tetap hilang, ia tetap pergi.
Ia tetap musnah.
.
.
.Hyunjin membuka pintu ruangan rawat inap felix pelan-pelan sekali, namun tetap membuat atensi empat orang di dalam sana tertuju ke arahnya.
Ada chan, seungmin dan changbin yang sedang menemani felix.
setelah hyunjin menatap matanya, felix langsung buang muka, jantung nya berdebar keras saat derap langkah hyunjin terdengar, hyunjin mendekat kearah mereka dengan wajah yang lesu dan sedikit murung meskipun rautnya datar bukan main.
Tentu teman-teman yang lain merasa senang atas kehadiran hyunjin dan sedih secara bersamaan setelah melihat tangan hyunjin hanya berbalut dengan kain yang ia potong sembarangan.
"lu dateng bro" chan berdiri, tepuk pundak teman baiknya, hyunjin balas dengan anggukan dan senyum tak semangat.
"kita keluar bentar ya, mungkin lo sama hyunjin butuh waktu buat bicara". Timpal changbin pada felix yang masih saja buang muka.
Pintu di tutup rapat oleh seungmin, mereka berjalan menjauh. Tujuan mereka kini hanya kantin, kebetulan sudah jam makan siang.
Mengisi perut kedengaran nya cukup bagus, lagi pula felix sudah makan jadi tidak ada lagi yang harus mereka khawatirkan.
Chan menggenggam tangan seungmin selama mereka menuju kantin, changbin yang ada di belakang tubuh kedua orang bucin+tolol langsung merasa bahwa dirinya adalah obat nyamuk disini.
Seketika changbin melerai, tolak badan Seungmin dan chan agar ia dapat berjalan di tengah-tengah antara dua orang itu.
"kalau ada gue, lu berdua nggak boleh mesra-mesraan paham".
"hahaha makanya bin cari pacar sana".
"nggak ah oguaaah"
"yaudah nikmati aja jadi nyamuk, yakan pipi sayang". Ujar chan pada seungmin.
"uuuweeeeek mau muntah gue, lebay banget panggilan buat seungmin nya chan"
"hahahhahahaha".
♡♡♡♡
Didalam ruangan itu sangat sepi, saking sepinya suara daun yang di tiup angin di luar jendela tertutup saja masih bisa di dengar keduanya.
"gimana keadaan lu? Udah ngerasa baikan?"
Hyunjin membuka pembicaraan, rasanya agak canggung, tapi berbicara dan saling bertukar kabar bukankah lebih baik dari pada hanya berdiam diri setelah lima belas menit saling bungkam?.
"aku sudah baik-baik saja".
Aku? Felix menggunakan aku, ia mengganti nya.
"tangan mu kenapa hyun?" tanya felix setelah baru sadar ada begitu banyak luka dan memar membengkak ditangan kanan hyunjin.
Meskipun sudah di balut kain ala kadarnya, tapi luka-luka itu masih terlihat.
Bukan nya menjawab, hyunjin malah menatap felix dengan mata yang berkaca-kaca.
".................... Jangan pergi................. "
Felix heran, tiba-tiba sekali berbicara seperti itu, tapi raut wajah hyunjin tampak begitu menyedihkan, ditambah hyunjin....... terlihat akan menangis sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Love On ¦¦ Hyunlix √
Romancetidak perlu sombong hanya karna bisa satu kali mengalahkan ku, kau hanya beruntung kali ini dan aku berbaik hati membiarkan mu menang. ~ hwang hyunjin. fakta bahwa aku bisa mengalahkan mu berarti kepintaran mu bukan lah apa-apa bagi ku, bahkan mungk...