Chapter 24. Fight Over Nothing

263 25 4
                                    

November 2021.

"Bes, mau tanya tapi jangan ketawa." Tanya Harza sambil menelfon dan bersandar di kursi sofa studionya.

"Apaan?"

"Lalab or lalap itu apa sih? Kok pas aku tanya balik ke OB aku dia malah ketawa."

Hanya ada suara gelak Tarra tawa di ujung telfon.

"Bes, aku beneran nanya ini. Tadi mau nanya Bang Fik atau Ardner, dua duanya lagi ga ada."

"Bes, aku kirim fotonya ya."

Harza lalu melihat layar ponselnya sejenak. "Oh ini..." Ucap Harza sambil terkekeh. "Harusnya mas Jojo ngomong aja itu sayur mentah yang ada di makanan pinggir jalan gitu. Kenapa harus ketawa."

Tarra masih berusaha menahan tawanya. "Bes, boleh ga sih genre hubungan kita romantic comedy aja tp romanticnya yang 70% comedynya yang 30%, jangan dibalik."

"Hahaha. Bagus dong. Yaudah mau nanya itu aja, happy working, Bes."

"Bubaay."

Harza mengunci ponselnya dan kembali pada kerjaan musiknya tepat ketika Ardner masuk ke dalam ruangan.

"Za, Bang Fikal nyariin lu di ruang meeting."

"Ohh oke. Gue kesana sekarang."

Harza segera meletakkan headsetnya dan beranjak ke ruangan yang dimaksud Ardner.

"Kenapa Bang? Tanya Harza sesaat setelah ia memasuki ruangan meeting.

"Gue baru dikasih tau sama agensinya Brywilde, bulan depan ada acara MTV SoundAir di Singapura. Brywilde udah oke buat ngisi. Lu gimana? Bisa ga ikutan?"

"Wow." Ucap Harza sambil menutup mulutnya karena kaget dan gembira. "Gue sih oke. Berapa lama?"

"Bisa jadi sepuluh harian. Acaranya cuma tiga hari, puncaknya pas malem minggu. Tapi sebelumnya bakal ada kayak wawancara, terus pre-release party. Macem-macem. Sekalian ada beberapa label Singapur yang mau ketemu sama lu, mereka tertarik."

"Gitu ya. Atur aja jadwalnya Bang. Lu ikut juga. Asta Ardner kalo mau ikut gapapa." Ucap Harza penuh antusias dan semangat.

Semua di ruangan meeting ikut mengangguk tanda setuju. Harza kembali ke ruangan studionya lalu mengecek layar ponselnya. Seketika ia teringat akan sesuatu. Tarra.

***

"Gimana jadinya, Bes?" Tanya Tarra disela-sela makan siang mereka.

"Aku jadi berangkat ke Singapur awal Desember. Disananya sampe pertengahan Desember. Bang Fikal udah set up meeting sama beberapa label musik disana biar sekalian."

"Ohh, oke." Tarra hanya menatap minuman di gelasnya dan mengaduknya pelan.

"Kenapa kamu? Kok jawabannya cuma gitu."

"Gapapa."

Setiap kali mendengar jawaban 'gapapa' dari gadis manapun yang ia kenal. Sudah pasti sebenarnya ada apa-apa. "Kenapa deh, Bes? Kamu takut?"

Tarra hanya menggeleng kepalanya pelan sambil berusaha melanjutkan makan siangnya. Harza hanya memandang gadis di sebrangnya dengan bertanya-tanya.

***

Harza sedang membuat popcorn instan dengan microwave di dapurnya, sedangkan Tarra sedang mengambil empat kaleng bir dingin dari kulkas. Mereka berdua lalu duduk bersebelahan sambil menonton serial baru di televisi. Ketika episodenya akan berganti, Harza dengan cepat menekan tombol pause pada remote televisi dan bertanya secara pada gadis yang saat ini sedang fokus menyisip bir di tangannya.

Run Harza Run [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang