[ Buat cerita dengan tema, "Seseorang yang membuatku berhenti bermimpi." ]
- - - -
Mimpi-mimpi itu tidak pernah singgah lagi dalam tidur Moneta. Awalnya, dia merasa senang karena dapat tidur nyenyak. Namun lama-kelamaan, dia mulai merindukan mimpi-mimpi itu. Meski kadang membuatnya khawatir dan menambah beban pikiran, setidaknya mimpi-mimpi itu membuatnya belajar agar tidak mengulangi kesalahan-kesalahan pendahulunya.
Moneta masih merahasiakan hal itu dari Jovis. Mereka memang tidak membahas mimpi-mimpi mereka sesering dahulu. Biasanya Moneta baru bercerita jika ada hal-hal menarik yang dia lihat dalam mimpinya, begitu pula Jovis.
Meski berusaha tidak terlalu memikirkannya, Moneta mau tidak mau merasa cemas. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dia berhenti bermimpi tentang kehidupan-kehidupan sebelumnya? Apakah Jovis juga berhenti bermimpi?
Makin hari, kecemasan itupun makin membuncah. Membuat Moneta justru kesulitan tidur setiap malamnya.
Setiap kali melihat Jovis tidur begitu nyenyak, Moneta selalu bertanya-tanya apakah kekasihnya itu bermimpi tentang masa lalu mereka.
"Kau belum tidur?" tanya Jovis dengan mata setengah terbuka. Dia menggerak-gerakkan tangannya yang sedikit kebas karena tertindih kepala sendiri.
Moneta tidak lekas menyahut. Ditimbang-timbangnya dulu apakah perlu menceritakan kondisinya kepada Jovis.
"Ada apa? Ada yang kaupikirkan?" Jovis kembali bertanya.
Akhirnya, Moneta menganggukkan kepala. "Apa kau masih bermimpi tentang masa lalu kita?"
"Tentu saja. Barusan aku kembali bermimpi tentang Ming dan Jiali." Jovis mendorong tubuhnya ke posisi duduk. "Memangnya kenapa?"
"Aku sudah lama tidak bermimpi."
"Sejak kapan?" Kening Jovis membentuk kerutan.
"Sejak kita kembali dari liburan." Moneta memutuskan tidak bercerita terlalu detail. Sebenarnya, dia berhenti bermimpi sejak mendengar suara-suara tidak berwujud di pondok yang mereka sewa.
Tanpa Moneta mengerti, Jovis justru tersenyum sumringah. Lelaki itu menarik Moneta ke dalam pelukannya, lalu menciumi wajah Moneta.
"Apa-apaan, sih?" Moneta menggeliat, berusaha membebaskan diri dari dekapan Jovis.
"Itu artinya, sudah saatnya kita menjalankan misi, Mou."
"Misi apa?" Bahkan setelah bertahun-tahun terlewati, Moneta tidak benar-benar paham apa misi mereka. Yang dia tahu, hidupnya akan selalu terikat pada Jovis.
"Apa maksudmu? Tentu saja misi kita membawa kehidupan baru ke dunia ini. Melahirkan keturunan yang akan menyelamatkan umat manusia."
Moneta terdiam. Memang dari segala petunjuk yang ada dalam mimpi-mimpinya, dapat disimpulkan bahwa salah satu keturunan mereka akan berperan penting dalam masanya.
"Apa hubungannya dengan hilangnya mimpi-mimpiku?"
"Bukan hilang, Mou. Hanya saja untuk sementara, kau perlu mencurahkan energi pada hal lain. Kau perlu tidur lebih nyenyak supaya dia dapat tumbuh dengan baik."
"Dia?"
"Anak kita, Mou. Sejauh yang kutahu, Kiyoko, Jiali, Ellia, juga mengalami hal yang sama. Mereka berhenti bermimpi setiap kali mengandung."
Mata Moneta membelalak. "Ma-maksudmu ... a-aku hamil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories That She Will Never Forget
General FictionHidup Moneta begitu tenang, setenang kota kecil yang ditinggalinya. Moneta tidak pernah bosan dengan rutinitas yang dijalaninya. Berbeda dengan remaja sebayanya yang menanti-nantikan masa di mana mereka bisa meninggalkan kota, Moneta tidak masalah j...