23

16 5 0
                                    

Prompt

[ Masuk ke web https://www.squibler.io/random-prompt-generator. Buat cerita berdasarkan prompt yang didapat. Tidak boleh refresh atau klik generate ya ]

Dan yang kudapat adalah:

Dan yang kudapat adalah:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

….

Moneta mencongkel pintu freezer dengan garpu. Jovis telah mengingatkannya untuk mematikan kulkas dan mencairkan bunga es karena alat defrost otomatis kulkas mereka rusak. Namun, Moneta terus saja menunda-nunda karena tidak ingin membuat stok es krimnya mencair. Hanya es krim-es krim itulah yang mampu mengusir rasa mual dari mulutnya.

Setelah beberapa kali percobaan, pintu freezer itu akhirnya terbuka paksa. Ralat. Bukan sekadar terbuka, tapi juga lepas dari engselnya. Kedua mata Moneta membulat. Jovis pasti akan mengomelinya.

Moneta mengeluarkan es krim yang sejak tadi diincarnya, lalu memasang kembali pintu freezer dengan hati-hati.

"Sepertinya Jovis tidak akan sadar," gumam Moneta sambil menepuk-nepuk pintu freezer untuk memastikan pintu itu tidak akan terlepas lagi.

Tidak ingin mengambil risiko, Moneta menghabiskan es krimnya siang itu juga, walau dokter bilang seharusnya dia mulai mengurangi makanan manis.

Ketika Jovis pulang, Moneta sudah lupa masalah pintu freezer itu. Dia terus saja menonton televisi, sampai-sampai tidak memperhatikan Jovis yang tengah membuka kulkas.

"Mou."

Moneta menoleh tanpa curiga sedikit pun.

Jovis memperhatikan freezer mereka yang kini hanya berisi bunga es, padahal seingatnya masih ada sekotak es krim pagi tadi.

"Kau habiskan es krimnya semua?"

"Iya. Takut keburu kadaluarsa," kelit Moneta. 

"Kenapa tak sekalian kau matikan kulkasnya? Bunga esnya sudah terlalu banyak."

"Aku lupa. Matikan saja." Tanpa rasa bersalah, Moneta melanjutkan menonton. 

Jovis mematikan kulkas dan membiarkan pintu kulkas lebar-lebar. Tidak lupa dia meletakkan kain pel di bawah kulkas. Setiap tiga puluh menit sekali,, dia membuang air dari wadah penampungan agar tidak membanjir ke mana-mana. 

Suara berderak terdengar cukup keras. Bongkahan-bongkahan es berjatuhan. Jovis segera menuju kulkas untuk mengeluarkan bongkahan-bongkahan es itu agar proses pencairan lebih cepat.

Tidak ada lagi bunga es yang melekat di pintu freezer, jadi Jovis tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk membuka pintu itu. Namun, pintu itu tiba-tiba terlepas.

"Mou," panggil Jovis sambil mengamati pintu berbahan plastik di tangannya.

"Hem?"

"Kau mematahkan pintu freezer?"

"Jangan sembarangan menuduh!" Moneta memasang ekspresi kesal.

Jovis memutar bola mata. "Jangan mengelak. Jelas-jelas pintu ini sudah patah sebelum aku membukanya tadi."

"Mungkin kau yang terlalu keras menariknya karena bunga es yang menempel seperti lem."

Jovis menggeleng-gelengkan kepala. "Jangan mengada-ada. Bunga esnya sudah mencair. Aku hanya sedikit menyentuhnya, dan pintu ini langsung lepas begitu saja."

Moneta tahu dia tidak mungkin mengelak lagi. Dikerucutkannya bibir sambil memasang ekspresi memelas. "Kurasa itu tandanya kita harus beli kulkas baru," katanya dengan nada merayu.

Stories That She Will Never ForgetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang