4

2K 184 8
                                    

Voment guys💕




"Satu botol lagi"

"Wah tuan, kau minum banyak sekali. Ada apa?"

Bartender di depannya menyodorkan sebotol minuman keras lagi, sambil melempar senyum ramah.

"Bagaimana cara membuat orang jatuh cinta?"

Felix menerima botol itu, membuka tutupnya dan menenggaknya langsung.

"Bukankah tuan sangat tau jawabannya? Kau tampan, pasti mudah untuk membuat orang lain takluk"

Terkekeh pelan, Felix mengusap sudut bibirnya yang terkena lelehan cairan dari botol itu.

"Jika yang kau katakan benar. Pasti aku tidak patah hati untuk kesekian kalinya. Dan akhirnya, aku menyimpannya sendiri"

Tep

Botol itu ditaruh di atas meja. Kemudian menatap mata cerah sang bartender.

"Jadi...cinta bertepuk sebelah tangan ya? Pertanyaannya adalah, apakah tuan tulus mencintainya?"

"Aku tulus. Sudah 2 tahun menjalin hubungan dan tidak berubah. Apa mataku berbohong?"

Bartender itu memberi senyum ramah untuk kesekian kalinya.

"Aku tau. Ini saranku, buatlah dia puas ketika kalian berc*nt*"

"Hahahaha! Bahkan aku belum pernah berc*nt* dengannya!" Felix terbahak sekaligus merasa sakit karena penolakan Jeon tidak main-main.

Bartender itu menggeleng.

...

"Tuan Jeon, ada client ya-"

Blam.

Vicle kembali menutup pintu dengan kasar.

Vicle melihat bosnya sedang ganti pakaian.

Kecepatan jantungnya memang tidak main-main jika menyangkut bosnya itu.

"VICLE! KENAPA TUTUP PINTU? BUKANKAH KAU BIASA MELIHATKU TELANJANG? BR*NGS*K!"

Teriakan itu menggelegar dari dalam.

Plak

Vicle menepuk wajahnya kasar dengan telapak tangannya.

Bukan itu masalahnya saudara-saudara. Masalahnya, jantung Vicle yang berdetak dengan kecepatan tidak normal.

Ceklek.

"Aku sudah selesai. Kau mau apa?"

Vicle gelagap dan menoleh cepat ke arah Jeon.

"Ada client yang ingin bertemu tuan"

"Oke, langsung saja disuruh masuk"

Bau aroma laut menyegarkan itu menyapa indra penciuman milik Vicle. Menawan.

Lihat tadi? Mata bulatnya yang jernih, rambut hitam lembut yang sedikit panjang itu membingkai wajah cantiknya. Bibirnya-uuhhhh, tak terdefinisikan. Bagian favoritnya.

Client kali ini adalah seorang wanita tua- mengingatkan pada Vicle, bahwa dia memiliki seorang wanita cukup tua yang harus dia jaga dan tentunya membiaya pengobatannya.

Vicle menangkap wajah cerah dari wanita itu. Bukan tanpa alasan, Jeon memberikan uang cuma-cuma pada wanita renta itu.

Hatinya menghangat. Memang renternir digambarkan sebagai orang kasar tak berperasaan. Namun, Jeon memiliki hal yang berbeda.

Memang, pemuda manis itu suka mengumpat dan kasar. Namun dia juga punya sisi lembut seperti tadi.

Hal itu membuat Vicle semakin cepat berdebar. Kecepatan debarannya bertambah

Mengingat kembali, selalu setiap gajian, Jeon memberinya lebih. Membuat dia tidak khawatir terhadap pengobatan ibunya.

Membuat Vicle semakin menanam rasa yang seharusnya dia buang jauh-jauh. Karena dia tau diri. Karena dia juga sudah diberitahu, kalau dia dan Jeon hanya sebatas bodyguard dan tuan. Itu saja.

Tapi apakah Vicle bisa memilih?

Dijadikan sebagai pemuas pribadi saja sudah membuat Vicle senang bukan main. Dia tau diri kok.

"Vicle, sudah jam berapa ini?"

Suara itu memecah keheningan diantara mereka.

"Sudah jam 20.04 tuan"

Bangun dari duduknya, Jeon menatap Vicle.

"Ayo antar aku ke gedung B. Ada client yang akan membayar"

"Baik tuan"

Segera membalikkan badannya menuju pintu, Vicle bergegas.

"Tunggu Vic, kau belum makan sesuatu. Aku punya sup daging di kulkas dan nasi di kantor ini. Ayo makan dulu"

See? Jeon memang pandai membuatnya berdebar, walau pria manis itu tidak sengaja.

Bisakah Vicle memeluknya saja?

"Tuan ?Bisakah saya memeluk anda?"






Tbc....

VELOCITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang