13

1.4K 143 9
                                    

"Hiks...Vicle hiks...Vicle..."

.........

Menunggu di depan mansion seperti gelandangan, Vicle mengeraskan rahangnya ketika para penjaga mansion tidak memperbolehkannya masuk.

"Maaf, perintah dari tuan Felix. Tuan Doki sedang menjalankan misi, jadi sementara waktu kami ada dalam perintah tuan Felix" ujar salah satu penjaga di depan gerbang megah itu.

Bukannya Vicle tidak bisa menerobos, tapi mengingat Felix adalah tunangan Jeon membuat kepala Vicle pusing. Tapi kembali lagi berpikir, Jeon disana bersama dengan puluhan penjaga, jadi Vicle merasa kekasihnya itu akan baik-baik saja. Namun, dalam lubuk hatinya yang paling dasar, Vicle cemburu. Sangat cemburu.

Maka dengan itu, Vicle menatap langit gelap tanpa bintang itu.

"Ibu, apa kau bahagia disana? Aku sekarang punya kekasih" ujar Vicle pelan.

Menahan sesak di dada ketika mengingat bahwa dia baru saja ditinggalkan beberapa hari lalu oleh ibu tercintanya.

Derit pintu gerbang terdengar, menampilkan sebuah mobil mewah hitam mengkilat keluar dari sana.

Vicle memicingkan sebelah matanya, melihat di dalam mobil itu adalah Felix.

Mobil itu berhenti tepat di samping Vicle, jendela mobil terbuka menampilkan wajah angkuh dari Felix.

Risih dirasakan oleh Felix mengingat bagaimana Jeon meraung memanggil nama Vicle supaya datang menolongnya. Menatap tajam ke arah Vicle yang sedang menatapnya datar.

"Hei, kau jangan sekali-kali mencari kesempatan untuk mendekat dengan Jeon. Tau diri sedikit, kau hanya bodyguardnya. Get the f*ck out!" ujar Felix

Berjengit mendengar hal itu, Vicle maju satu langkah.

"Well, kau yang harusnya tau diri. Sudah diusir berkali-kali oleh Jeon namun tetap menempel seperti parasit" ujar Vicle dengan suara berat penuh penekanan.

'Bocah ini belum tau sebenarnya siapa aku, akan kuinjak kepalanya ketika dia tau siapa aku sebenarnya' batin Vicle.

Ceklek.

Beringas, Felix tampak marah, urat-urat di pelipisnya sampai menonjol.

"BR*NGS*K!"

BUGH

BUGH

DUAK

Langsung melayangkan tinju dengan cepat, Felix kalap.

Tentu dengan mulus dihindari oleh Vicle, malah menendang dan memukul balik Felix dengan cepat dan tepat di perut dan pipi sebelah kirinya.

Terkejut, para penjaga yang berada di depan gerbang langsung berusaha melerai mereka berdua. Oh bukan, tepatnya berusaha menghentikan Vicle yang sedang menganiaya Felix.

"Tuan Vicle! Tolong berhenti! Akh!"

Penjaga itu terlempar karena tendangan Vicle.

Segera, penjaga yang lain menodongkan pistol pada Vicle. Mengelilingi Vicle, mengepungnya.

"Berhenti, atau kami tembak"

Terpaksa, Vicle menghentikan aksinya, mengangkat kedua tangannya.

Sedangkan, Felix meringkuk kesakitan di atas aspal dan berusaha berdiri kemudian masuk ke dalam mobilnya. Menatap Vicle dengan pandangan benci yang amat sangat.

"Kau akan menerima akibatnya" ujar Felix kemudian pergi tancap gas.

"Cih, lemah sekali. Tipe anak manja" ujar Vicle pelan.

VELOCITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang