10

1.7K 149 13
                                    

Voment guys💕




...............

"Kemana saja kau"

Vicle yang berdiri di belakang Jeon, melihat mereka dihadang oleh ayah Jeon yang berdiri angkuh di depan pintu.

Jeon dengan wajah santainya hendak melewati ayahnya.

Tep

Tangannya ditahan.

"Tidak sopan. Apa aku mengajarkanmu untuk mengacuhkan pertanyaan dari orang lain?"

"Tidak ayah"

Sekarang Jeon berada di depan ayahnya yang sedang memijit pelipisnya.

" Katakan, kau kemana tadi? Kenapa kabur dari makan malam bersama Felix?"

Memutar bola matanya malas, Jeon menatap ayahnya yang terlihat kesal.

"Ada client yang mendadak ingin bertemu ayah"

Sett

Jeon terkejut ketika ayahnya menarik kerah kemejanya dan bergerak seperti mengendusinya. Viclepun terkejut,

Kemudian ayahnya juga memeriksa lehernya.

Berjengit marah tuan Doki sangat murka

PLAK

"Vicle!"

Entah sejak kapan tiba-tiba Vicle berdiri di depan Jeon untuk menggantikan posisi pemuda manis itu, supaya tidak terkena tamparan ayahnya.

"Vicle..."

Ayah Jeon tekejut ketika tamparan untuk anaknya itu digantikan oleh bodyguardnya.

"Maafkan saya tuan. Saya yang salah disini karena membiarkan tuan Jeon meninggalkan acara makan malam itu" ujar Vicle.

"Kau masuklah ke dalam Vicle"

"Ta-tapi tuan..."

"Kubilang masuk. Ini urusan pribadi" ujar tuan Doki.

Terpaksa Vicle masuk ke dalam, dan menutup pintu. Namun dia masih berdiri di balik pintu.

Tuan Doki kembali melihat ke arah leher Jeon.

"KURANG AJAR! DENGAN SIAPA KAU HABIS BERC*NT* HAH!? MENINGGALKAN CALON MENANTUKU DEMI BERC*NT* DENGAN ORANG LAIN! KAU BR*NGS*K!"

Jeon terlihat santai.

"Bukankah ayah br*ngs*k? Dan itu menurun ke diriku. Aku masih ingat bagaimana ayah mencelakai ibu hingga meninggal hanya karna perempuan lain yang akhirnya membuangmu? Cih"

Tuan Doki mengatur nafasnya supaya tidak berbuat hal yang lebih jauh kepada anak kesayangan satu-satunya itu karena emosinya.

Sedangkan Vicle menelpon seseorang.

"Tuan Doki tidak tau siapa aku sebenarnya"

.
.

Kembali ke rutinitas Jeon dari pagi sampai sore mengurusi client-clientnya. Dan tentu Vicle setia disampingnya.

Ketika mereka pulang dari acara menagih hutang dan menuju kantor, tiba-tiba kantornya sudah berantakan dan darah menghiasi tempat itu.

Para penjaga sudah tergeletak.

"Jeon, berdiri di belakangku" suara berat itu mengalun.

Jeon segera mematuhinya-

Sebelah tangan Vicle memegang pergelangan tangan pemuda cantik itu.

VELOCITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang